Jumat, 11 Juni 2010

Kembangkan Ekonomi Lokal, Gelar PELP

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
DRINGU - Untuk mengembangkan ekonomi lokal, Bappeda Kabupaten Probolinggo menggelar pelatihan bagi beberapa pelaku UKM, tokoh masyarakat dan perwakilan dinas. Kegiatan ini berlangsung dua hari di salah satu hotel yang terletak di tengah Kota Probolinggo.

Kabid Ekonomi Bappeda Drs Gading Wiyoko mengungkapkan, "Output dari event ini kami harapkan untuk dapat menjadi fasilitator di lingkungan masing-masing. Sebagai upaya awal dalam pembentukan klaster ekonomi. Komponen masyarakat yang hadir memiliki latar belakang yang beragam. Mulai dari pertanian, industri dan pariwisata."

Pada kegiatan ini Bappeda menggandeng instruktur dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang dan LGSP (Lokal Government Support Program). Acara bertajuk "Pelatihan Fasilitator Kelompok Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif (PELP)" ini dikemas menarik.

Selain diberi pemaparan klasikal, peserta diajak berpartisipasi dalam sejumlah games seru yang menuntut kerjasama kelompok yang solid. "Hari pertama, peserta diajak memahami pentingnya PELP dalam penciptaan iklim usaha yang lebih kondusif. Bagaimana PELP melakukan pendekatan untuk mewujudkan hal tersebut," ungkap Gading.

PELP yang memiliki forum komunikasi dan kemitraan (FKK) ini menjadi wadah partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam pengembangan kegiatan usaha. "FKK PELP yang diketuai oleh Drs. H. M Sidik Wijanarko MSi akan membentuk jaringan kerjasama di antara semua komponen masyarakat, sektor swasta dan pemerintah dalam wadah kemitraan lokal. Tujuan jangka menengahnya untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal dalam bentuk klaster ekonomi," tutur Gading gamblang.

Lebih jauh Gading yang juga sekretaris FKK PELP ini menuturkan, "Selanjutnya kami berharap, dari klaster yang akan terbentuk nanti proses penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan lebih cepat. Pasalnya melalui klaster hasil PELP masyarakat dapat meningkatkan produktifitas, mendapat kemudahan mengakses modal dan pasar serta menjalin kemitraan dengan pelaku usaha besar."

Seperti diketahui, selama ini terdapat tiga pendekatan dalam memangkas kemiskinan. Yakni, berbasis jaminan sosial seperti BLT dan raskin, pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro. PELP sendiri akan mengadopsi dua pendekatan terakhir.

"Fasilitator nantinya akan didorong untuk mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah)-nya hingga dapat merangsang munculnya UKM-UKM baru dalam satu kawasan pengembangan. Karena, pengelompokan ini akan memudahkan UKM dalam mengatasis permasalahan yang ada dengan mencari solusi dan membuat action plan," tambahnya.

Untuk itu, pada hari ke dua peserta dirangsang untuk memunculkan kemampuan leadership dan pengolahan informasi komunikasi melalui permainan fisik. Peserta yang seluruhnya berjumlah 18 orang mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan di luar ruangan tersebut. Di sana peserta dibagi menjadi dua kelompok yang kepadanya diberikan sejumlah ujian.

Peserta pun mengikuti sesi ini dengan antusias. "Melalui kegiatan ini kami diajak untuk mengendalikan kepentingan pribadi, menumbuhkan kebersamaan kelompok dan menjadi pemimpin bagi diri sendiri," ungkap Yasin, salah seorang peserta.

Sahim pengusaha peternakan ayam yang menjadi peserta pelatihan menambahkan, "Kami optimis teori yang kami dapatkan dalam pelatihan ini baik untuk diterapkan dalam pembangunan kelompok usaha yang kami geluti." (qie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163860

Tidak ada komentar:

Posting Komentar