Rabu, 09 Juni 2010

Kisah Urip Widodo, Mau Menikah Sebulan Lagi, Calon Istrinya Menghilang

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]
Sampai Mengerahkan 28 Orang Dukun

Sebulan lagi Urip Widodo Adi, 22, seorang warga Desa Patalan Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo menikahi wanita pujaannya, Ida Windiarti, 23. Bukannya bahagia, Urip kini justru gundah. Sebab, calon istrinya itu mendadak menghilang.

RUDIANTO, Probolinggo

"Entah ke mana perginya. Padahal kami sudah mencarinya ke mana-mana. Keluarga sini (keluarga Ida) juga sudah melaporkan kepada polisi," tutur Urip saat ditemui kemarin (8/6). Air muka Urip jelas menunjukkan betapa gundah perasaannya saat ini. Hari pernikahan tinggal sebulan lagi. Tapi, sang calon istri malah menghilang.

Menurutnya, segala bentuk usaha untuk menemukan Ida sudah dilakukan. Dari mencari Ida ke rumah-rumah teman sampai saudara-saudaranya. Bahkan, sebanyak 28 dukun telah mereka kerahkan untuk menemukan Ida. Tapi, semua usaha itu masih belum berhasil.

Urip dan Ida bertunangan sejak sekira setahun lalu. Pertunangan itu berawal dari pertemuan mereka di suatu tempat. Setelah berkenalan, ternyata mereka sama-sama menaruh hati.

Lalu keluarga Urip datang ke rumah Ida di Blok Sepeni RT 04 / Rw 05 Kelurahan/Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Mereka melamar Ida untuk menjadi istri Urip. Selanjutnya, Urip dan Ida bertunangan.

Selama masa bertunangan itu, antara Urip dan Ida tidak pernah ada masalah. Sejak sekitar dua bulan lalu ditetapkanlah tanggal pernikahan mereka, yakni 16-17 Juli. Tapi, kini pasangan itu diterpa masalah. Ida menghilang.

Hilangnya Ida bermula ketika Jumat (4/6) lalu, Urip datang ke rumah calon istrinya itu. Urip bermaksud menjemput Ida untuk diajak kerumahnya di Desa Patalan. Ida setuju. Sekira pukul 18.00 mereka berangkat menuju rumah Urip dengan mengendarai motor.

Meski di atas satu motor, selama masa perjalan tidak terjadi percakapan sama sekali antara Urip dan Ida. Mereka sama-sama bungkam. Tapi, tiba-tiba sekira 100 meter sebelum perempatan Lawean, Ida meminta Urip menghentikan motornya. Urip pun memenuhi permintaan tunangannya itu.

Kemudian, Ida meminta izin kepada Urip untuk menemui temannya di gang sisi utara jalan. Ida juga meminta Urip menunggunya di tepi jalan. "Dia (Ida) pamitnya hanya sebentar. Dia juga membawa tasnya. Sebelumnya, saya meminta untuk memegang tasnya, biar tidak berat. Tapi, tidak boleh," ujar Urip.

Sekitar setengah jam menunggu, Ida tak kunjung kembali. Urip lalu mencoba mencari Ida ke gang yang dilewati Ida. Tapi, Urip tidak menemukannya. "Saya tanya kepada orang-orang di sana, tapi tidak ada yang melihatnya," jelas Urip.

Urip akhirnya kembali ke motornya dan menunggu Ida datang. Tapi, setengah jam berlalu, yang ditunggu-tunggu tidak kunjung tiba. Akhirnya, Urip menghubungi salah seorang keluarga Ida, Umami. Urip mengabarkan kalau Ida menghilang.

Tak lama kemudian, Umami dan keluarganya datang menemui Urip. Mereka melakukan pencarian di sekitar tempat menghilangnya Ida. Pencarian itu dilakukan sampai tengah malam. Tapi, Ida tidak berhasil ditemukan. "Ada 8 orang waktu itu yang mencari," ujar Urip.

Semalaman mereka mencari, Ida tak juga ditemukan. Bahkan sampai diteruskan keesokan hari, Sabtu (5/6), mereka mencari Ida ke rumah teman-teman dan keluarga lainnya. Ida tidak juga ditemukan. Sabtu (5/6) malam, pihak keluarga melaporkan hilangnya Ida ke Polsek Kademangan.

Usaha mencari keberadaan ida tidak cukup sampai di situ. Meski sudah melapor ke polisi, bukan berati pihak keluarga berhenti mencarinya. Mereka terus melakukan pencarian dengan segala macam cara. Termasuk mendatangi para normal alias dukun.

Bahkan, tidak hanya satu dukun yang dimintai bantuan mencari Ida. Sampai kemarin (8/6) sudah ada 28 dukun yang dimintai bantuan. Tapi, semuanya masih belum membuahkan hasil. "Kami sudah mencari ke mana-mana, tapi belum ketemu juga. Dukun juga sudah kami datangi," jelas Sarini, ibunya Ida.

Para dukun itu, tersebar di seluruh Probolinggo. Tidak hanya dari kota, tapi juga banyak yang dari Kabupaten Probolinggo, seperti Desa Muneng Kecamatan Sumberasih. Para dukun itu pun mempunyai pendapat berbeda. Ada yang mengatakan Ida berada di rumah teman lamanya. Ada juga yang bilang ada di rumah saudaranya.

Bahkan, ada yang bilang kalau Ida ada di jalan dan sedang kebingungan. Tak hanya itu. Semua perintah dukun sudah mereka penuhi. Termasuk membakar kemeyan pemberian si dukun dan persyaratan-persyaratan lainnya.

"Ada yang menyuruh menaruh bajunya (Ida) di atas genteng. Itu sudah kami lakukan, tapi masih belum berhasil juga. Pokoknya, semua sudah kami lakukan cuma melompat ke sumur yang belum," ujar Sahra, bibi Ida.

Saat pergi, gadis dengan tinggi badan 145 cm itu mengenakan baju warna abu-abu, bercelana cokelat dan memakai jilbab. Dia pergi hanya membawa tas warna merah muda berisi baju dan bedak.

Sementara, Kapolsek Kademangan AKP M. Mahmud saat dikonfirmasi berkaitan dengan kasus tersebut mengatakan kalau keluarga korban datang ke Mapolsek tidak melapor. Tapi, hanya memeberitahukan kalau Ida menghilang dan menitipkan foto. "Mereka tidak laporan. Hanya datang ke polsek, nitip foto dan bilang, siapa tahu Pak polisi ada yang tahu," ujar Kapolsek. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163460

Tidak ada komentar:

Posting Komentar