Selasa, 28 September 2010

Empat Nama Hangatkan Musda MUI

[ Selasa, 28 September 2010 ]
KRAKSAAN - Rencana gelaran Musda MUI Kabupaten Probolinggo pada pertengahan Oktober nanti mulai memanaskan peta persaingan kandidat ketua MUI. Sejumlah nama muncul dan dijagokan mengikuti bursa ketua yang dipastikan tidak diikuti KH Mohammad Hasan Saiful Islam, ketua MUI saat ini.

Ketua panitia Musda MUI KH Sihabuddin Sholeh mengatakan, jadwal pelaksanaan Musda tidak berubah. Hal itu diputuskan sementara di rapat panitia pada Jumat malam (24/9). Namun kata Syihabuddin, tanggal pelaksanaan belum diputuskan. Sebab hal itu harus dikonsultasikan pada MUI Jawa Timur. "Besok (hari ini) kita ke sana," ujarnya kepada Radar Bromo, kemarin (27/9).

Hal yang sama juga berlaku untuk tempat kegiatan. Menurut Syihabuddin, tempat Musda juga mesti dikonsultasikan. Sebab hal itu tertera dalam aturan organisasi MUI. "Tergantung bagaimana nanti petunjuk provinsi. Kita hanya melaksanakan," katanya.

Sayangnya, Syihabuddin enggan berkomentar tentang kandidat ketua MUI. Menurutnya, pihaknya saat ini fokus dalam hal pelaksanaan saja. "Masalah calon nanti tergantung pemilih. Saya akan melihat perkembangannya saja," tuturnya.

Meski Syihabuddin enggan berkomentar, kondisi di lapangan berkata lain. Wakil Ketua MUI Kecamatan Pajarakan H Mohammad Hasyim Asyari misalnya, menuturkan bahwa pihaknya menangkap beberapa nama yang muncul sebagai kandidat ketua.

Yakni, KH Munir Kholili, Sentong, Krejengan dan Habib Hasan Al-Muhdor, Widoro. "Itu info yang kami terima," ujar Hasyim.

Namun MUI Kecamatan Pajarakan sendiri menurut Hasyim kurang sepakat dengan dua nama itu. Alasannya, karena Kiai Munir menurut Hasyim sudah ada di posisi Rois Syuriyah PCNU Kraksaan. "Sebaiknya tidak campur aduk jabatan. Saya kira beliau juga tidak berkenan," kata Hasyim.

Sedangkan Habib Hasan dinilai saat ini sangat dibutuhkan di sektor dakwah Islam. "Beliau (Habib Hasan, Red) cukup baik sebagai pemimpin. Namun kami rasa sebaiknya jangan terjun ke MUI. Beliau lebih pas konsentrasi di sektor penguatan dakwah islam," sebut Hasyim.

Justru, Hasyim memunculkan nama baru. Yakni KH Abdul Wasik Hannan, pengasuh Ponpes Miftahul Ulum, Jatiurip, Krejengan. Pilihan itu kata Hasyim, cukup proporsional.

Sebab figur Kiai Wasik memiliki pengaruh cukup luas. Di samping itu, Kiai Wasik bisa diterima di lintas sektor. "Beliau bisa masuk bursa. Saya pikir beliau layak dan mampu," ujar Hasyim yang juga ketua MWC NU Kecamatan Pajarakan ini.

Pendapat serupa muncul dari KH Hasan Assyadzili, ketua MUI Kecamatan Kraksaan. Kiai Hasan sepakat dengan Hasyim yang kurang menyetujui Kiai Munir dan Habib Hasan masuk dalam bursa kandidat ketua MUI.

Alasan yang disampaikan Hasan pun sama dengan Hasyim. "Kiai Munir di Rois Syuriah. Sedangkan Habib Hasan memang menyatakan kepada saya, tak mau maju," tutur pengasuh Ponpes Zainul Anwar Besuk ini.

Namun Hasan sendiri kurang sependapat dengan Hasyim yang memunculkan nama Wasik. Menurutnya, Wasik sudah berada di lingkaran partai politik. Hal itu menurutnya akan mempersempit ruang gerak MUI sebagai organisasi yang tak terikat. "Kiai Wasik bagi saya kurang pas. Beliau lebih condong ke dunia politik," sebut Hasan.

Kiai Hasan sendiri mendengar info, justru Kiai Syihabuddin yang akan dicalonkan sebagai ketua MUI. Namun Hasan berkelit, pihaknya sudah memiliki sikap dan pilihan.

Baginya semua calon memiliki peluang yang sama. "Selain itu semua calon cukup layak. Termasuk jajaran ketua-ketua tingkat kecamatan. Kecuali saya," ujarnya sembari tertawa.

Hasan hanya berharap, MUI ke depan bisa dipimpin oleh pemimpin yang energik dan bisa menaikkan daya kerja MUI. Sebab menurutnya, MUI sudah memiliki citra yang cukup baik di masyarakat. "Oleh karenanya harus bisa meningkatkan citra itu. Serta bisa menyinergikan ulama dan umara. Dua unsur ini harus bersatu," tutur Hasan.

Tak lupa Hasan menyampaikan penilaiannya terhadap kepengurusan saat ini. Menurutnya, pengurus sudah berhasil menjalankan tugas dengan baik. Namun hal itu terbatas kepada ketuanya saja. "Sementara pengurus lainnya kurang kompak," kata Hasan.

"Sehingga muncul kesan, pengurus yang ada hanya tercantum namanya saja. Tapi kerjanya tidak. Ini perlu dievaluasi untuk pengurus selanjutnya. Kami akan mendukung penuh pengurus baru nanti," pungkas Kiai Hasan. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181639

Tidak ada komentar:

Posting Komentar