Selasa, 28 September 2010

Dewan Imbau Gudang Tampung Tembakau

[ Selasa, 28 September 2010 ]
Tegaskan Harga Stabil, Kualitas Bermasalah

KRAKSAAN - DPRD Kabupaten Probolinggo akhirnya angkat bicara menyikapi keresahan para petani Tembakau akibat hujan yang turun. Para wakil rakyat ini mengimbau agar gudang menampung semua Tembakau petani sesuai dengan harga di pasaran.

Imbauan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD setempat Wahid Nurahman saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (27/9). "Kami mengimbau pihak gudang tetap menerima Tembakau dari petani, apapapun kualitasnya. Karena ini adalah masalah musim yang tidak menentu," pinta Wahid.

Caranya, politisi asal partai Golkar ini meminta gudang tidak menutup mata terhadap keresahan yang dialami petani Tembakau. Misalnya, menutup gudang dan tidak lagi menerima pasokan Tembakau dari petani. Sebab, petani sekitar adalam pemasok utama Tembakau bagi gudang.

Hal yang sama disampaikan Mastuki, anggota dewan asal Kecamatan Besuk. Menurutnya, keresahan petani saat ini merupakan dampak dari cuaca yang tidak menentu. Jadi, tidak ada yang dapat disalahkan dengan jeleknya kualitas Tembakau.

"Lagi pula bagaimana kami bisa mengaspirasikan keresahan itu bila masalahnya musim," ujar Mastuki memberi argumentasi. Apalagi menurut politisi yang juga mengaku sebagai petani ini, saat ini sebenarnya harga Tembakau stabil. "Jadi masalahnya terletak pada kualitas Tembakau yang kurang bagus," tambahnya.

Karena itu, ia meminta pada petani agar bersabar menghadapi kondisi cuaca saat ini. "Barangkali ini adalah cobaan bagi petani. Toh saya pun juga rugi, karena Tembakau saya juga rusak," katanya.

Suara para anggota dewan ini muncul setelah beredar kritik dari beberapa kalangan atas kinerja dewan saat ini. Dewan dinilai kurang peka atas masalah yang dihadapi petani Tembakau. Alih-alih mengomentari masalah Tembakau, mereka malah lebih sibuk membahas kunjungan kerja (kunker).

Di antara kalangan yang melontarkan kritik itu, yakni Ketua LSM Imperium Institute Yefi Nur Cahyono, Abdur Rohim, petani Tembakau asal Kecamatan Kotaanyar yang juga mantan anggota DPRD setempat. Juga Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur Amin Subarkah.

Amin bahkan mengungkapkan, pihaknya pernah diabaikan dewan ketika mengajukan permohonan audiensi terkait masalah ini. "Sampai detik ini tidak ada jawaban," ujar Amin.

Padahal kata Amin, pihaknya sudah mengirimkan surat itu sebelum masa tanam Tembakau dimulai. "Sekarang sudah banyak yang panen. Belum ada jawaban dari DPRD. Yang jelas ini cukup mengecewakan," tutur Amin. (qb/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181641

Tidak ada komentar:

Posting Komentar