Sabtu, 03 Juli 2010

Polres Kantongi Temuan Penting

[ Sabtu, 03 Juli 2010 ]
Korban Lebih Dulu Dianiaya, Ada TKP Lain

KRAKSAAN - Kasus pembunuhan Sekretaris MUI Kraksaan M. Syaiful Bahri pada pertengahan Juni lalu belum juga terungkap pelaku maupun motifnya. Tapi, bukan berarti penyelidikan yang dilakukan Polres Probolinggo mandek. Kini polres mengaku telah mengantongi beberapa temuan penting.

Kapolres AKBP Rastra Gunawan melalui Kasatreskrim AKP Heri Mulyanto menyatakan sudah ada beberapa temuan penting. Sayang, Kasatreskrim enggan membeber temuan penting yang dimaksud. "Kalau saya sampaikan, malah akan mengganggu penyidikan," ujarnya kepada Radar Bromo, Kamis (1/7).

AKP Heri Mulyanto kemudian menyampaikan perkembangan penyidikan. Menurutnya, sejauh ini polres sudah memeriksa lebih dari 15 orang saksi. Terutama saksi yang memiliki kaitan erat dengan motif pembunuhan. "Dari situ kami berhasil mengorek banyak keterangan," sebutnya.

Selain itu, berdasar hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), Kasatreskrim menyebut sudah menemukan beberapa alat bukti. Bahkan menurutnya, dimungkinkan ada TKP lain. Yakni TKP pembunuhan sebelum korban ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan. Artinya, ada dugaan korban lebih dahulu dihabisi di tempat lain. Baru kemudian dibuang di sungai Rondoningo.

Seperti diberitakan sebelumnya, M. Saiful Bahri, 45, warga Perumahan Semampir Indah, Kraksaan Kabupaten Probolinggo menghilang pada Selasa (15/6) lalu. Berikutnya, pada Rabu (16/6) pagi, tubuhnya ditemukan tak bernyawa di sungai Rondoningo, tepatnya bawah jembatan Desa Sentong, Krejengan. Di tubuhnya ditemukan sejumlah luka tusuk dan bacok. Polisi menduga Saiful Bahri adalah korban pembunuhan berencana.

Nama Saiful Bahri dikenal tidak hanya sebagai guru MAN Pajarakan. Ia juga adalah sekretaris MUI Kraksaan. Selain itu dia merupakan sekretaris umum Lembaga Dakwah PCNU Kraksaan dan ketua Yayasan Pemberdayaan Bangsa Kabupaten Probolinggo.

Penyelidikan masih dilakukan polres Probolinggo dalam mengusut kasus ini. Walau belum sampai menemukan tersangka pelaku, polisi sudah mulai menemukan dugaan motifnya. Ada duga dugaan motif yang saat ini didalami polisi. Yakni motif masalah pekerjaan dan motif masalah keluarga. Bahkan untuk ini polres telah membentuk tim investigasi.

Kasatreskrim menyatakan, tim tersebut telah bekerja maksimal. Karena itu ia menepis anggapan minor masyarakat tentang kinerja polres dalam mengungkap kasus ini. "Bahkan kami sudah mendapat banyak temuan. Justru kami mengharap bantuan masyarakat dalam mengungkap kasus ini. Jadi masyarakat jangan berpikir pesimis dulu," ujarnya.

Ketika ditanya soal hasil otopsi, Kasatreskrim mengarahkan Radar Bromo agar meminta penjelasan langsung dari KBO Reskrim Iptu Muhammad Dugel. Selanjutnya, KBO Reskrim menjelaskan, ada dua hal yang bisa disimpulkan dari hasil otopsi.

Pertama, kata Dugel, korban dipukul dengan menggunakan dua alat. Yakni benda tumpul dan senjata tajam. Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari bagian tubuh korban yang dianiaya. Yakni sekitar kepala dan perut.

Khusus di kepala, korban dihajar dengan benda tumpul dan sajam. Kepala korban mendapat setidaknya 3 bacokan di kepala. Yakni di dahi sebelah kiri hingga pelipis mata kiri. "Ini (kepala) dianiaya lebih dulu," ujar Dugel.

Menurut Dugel, tak hanya bagian kepala yang dianiaya. Namun, juga bagian perut dan dada. Yakni dua tusukan di sekitar dada, dan 1 tusukan di bagian perut. "Kalau yang ini (perut dan dada) karena tusukan," ujar Dugel.

Ditanya apakah menggunakan pisau atau celurit, Dugel tak merinci. Hanya menurutnya, penusukan tidak dilakukan dengan celurit. Yang paling mungkin adalah dengan pisau. "Tanda-tandanya menunjukkan (pembunuhan dilakukan) dengan pisau," tutur Dugel.

Selain itu, kata Dugel, yakni adanya pendarahan pada rongga perut dan pankreas di tubuh korban. Hal itu disebut Dugel dengan faktor penyebab turunan. "Yang utama ya karena dianiaya itu," tutur Dugel.

Diketahui, sekretaris MUI Kraksaan ini menghilang sejak Selasa, 15 Juni pagi. Lalu keesokan harinya ditemukan sudah tidak bernyawa. Dari hasil otopsi, diperkirakan kapan korban dibunuh? "Itu masih belum bisa dijelaskan," pungkas Iptu Dugel. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar