Sabtu, 03 Juli 2010

Lomba Teater di TRA

[ Sabtu, 03 Juli 2010 ]

PROBOLINGGO-Event Semipro juga diramaikan oleh lomba teater sekolah. Acara yang diselenggarakan sanggar Pura Persada itu diikuti oleh 5 kelompok teater di Kota Probolinggo. Tempatnya di Taman Rekreasi Anak (TRA) di Jl Hayam Wuruk Kota Probolinggo.

Pada Rabu malam (30/7) lalu ada dua kelompok teater yang tampil. Yakni peserta asal SMAN 1 dan SMAN 2. "Mestinya, yang tampil malam ini ada tiga peserta. Tapi, yang satu tidak datang," ujar Probo Wiranto, Pembina sanggar Pura Persada.

Dua kelompok teater itu sama-sama membawakan lakon bertema Malam jahanam. Sebetulnya, panitia menyediakan tiga tema, yakni Malam Jahanam, Pintu Tertutup, dan Malam Bertambah Malam. Inti ceritanya, tentang perselingkuhan zaman dulu.

Seperti yang dibawakan oleh kelompok teater dari SMAN 1. Diceritakan, ada dua lelaki yakni Leman dan Mat Kontan yang hidup berteman dan bertetangga. Tapi, mereka mempunyai perbedaan yang sangat mencolok.

Sepintas, perilaku Leman jauh lebih baik dari pada Mat Kontan. Mat Kontan punya segalanya. Harta, istri, dan anak. Sedangkan Leman masih menjomblo dan tidak punya cukup harta. Mat Kontan juga senang memelihara burung beo dan berjudi, sehingga Paijah, istrinya, sering ditinggal sendirian di rumahnya.

Bahkan, hanya demi burungnya Mat Kontan sampai tidak memerhatikan anaknya yang masih balita. Mat Kontan lebih menyayangi burungnya disbanding bayinya, meski jelas-jelas bayinya sedang sakit. Sedangkan Leman, sangat perhatian dengan Paijah, istri Mat Kontan dan bayinya.

Di depan Paijah, Mat Kontan tidak mau mengakui bayinya sebagai anaknya. Tapi, di depan warga Mat Kontan selalu membanggakan bayinya. Termasuk di hadapan Leman. Mendapati itu, Leman selalu marah terhadap Mat Kontan. Lantaran, perilaku Mat Kontan tidak sesuai dengan kenyataan.

Suatu hari, burung beo kesayangan Mat Kontan mati. Dengan kondisi lehernya berdarah-darah, seperti ada yang menyembelah. Mendapati itu, Mat Kontan marah dan mencari tau siapa yang telah membunuh burungnya. Bahkan, Mat Kontan sampai mendatangi tukang nujum untuk mengetahui siapa pembunuhnya.

Tapi, sayang tukang nujum yang didatanginya sudah mati. Tapi, usaha Mat Kontan untuk mencari tahu siapa yang membunuh burngnya tidak pupus sampai di situ. Dia terus mendesak istrinya, Paijah. Awalnya, Paijah tidak mau buka mulut.

Tak lama kemudian, di hadapan Leman dan Mat Kontan, Paijah mengaku kalau dirinya yang telah membunuh beo itu. Mat Kontan pun geram dan hendak membunuh Paijah. Tapi, akhirnya pengakuan itu ditepis oleh Leman. Dan, Leman mengakui kalau dirinyalah yang membunuh beo Mat Kontan. Tak hanya itu, Leman juga mengakui kalau anak yang dibanggakan Mat Kontan selama ini adalah anaknya.

Mendengar itu, Mat Kontan langsung memburu Leman untuk dibunuh. Tapi, Leman berhasil melarikan diri dengan naik kereta api. Mat Kontan, pulang dengan tangan hampa. Tapi, tiba-tiba dia berubah menjadi orang baik. Dan, meminta kepada Paijah untuk tidak menceritakan aib tersebut kepada warga.

Tapi, tak lama kemudian bayi Paijah mati. Mat Kontan juga tak jelas juntrungnya. Dan, cerita pun tamat.

"Sebenarnya, meski tidak ada acara Semipro kami rajin latihan setiap empat bulan sekali. Dan, sekarang kebetulan sekali berbarengan dengan acara Semipro," jelas Probo. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=167852

Tidak ada komentar:

Posting Komentar