Sabtu, 03 Juli 2010

Resah Banjir, Minta Sempurnakan Plengsengan

[ Sabtu, 03 Juli 2010 ]
KRAKSAAN - Seringnya banjir Rob di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo membuat warga setempat resah. Warga pun minta agar plengsengan di Kalibuntu disempurnakan.

Sebab, salah satu penyebab banjir diduga, karena ambrolnya plengsengan di tepi pantai Kalibuntu. Selain itu, juga karena arus laut yang cukup kuat.

Dalam pengamatan Radar Bromo, plengsengan itu memanjang dari Timur hingga Barat tepi pantai desa. Panjangnya sekitar 450 meter. Sementara di bagian Timur, terdapat belokan plengsengan yang mengarah ke Selatan. Yakni menyambung ke arah sungai Kalibuntu.

Nah, di bagian Selatan inilah terdapat plengsengan ambrol. Menurut warga, penyebab ambrolnya plengsengan, karena beberapa hal. Selain kuatnya arus air laut, juga karena plengsengan tersebut belum selesai dibangun.

Kemarin (2/7), Radar Bromo diantar Mudiarto, 57, warga setempat menuju lokasi plengsengan tersebut. Seperti warga lain, Mudiarto mengaku resah dan kuatir atas ambrolnya plengsengan ini. Sebab, desanya jadi langganan banjir Rob. "Banjir Rob hampir dianggap kebiasaan oleh warga," ujarnya.

Karena itu menurutnya, sesegera mungkin pembangunan plengsengan segera diselesaikan. Jika tidak, maka jangkauan banjir akan meluas. Di antaranya, melebar hingga Dusun Durian.

Sejauh ini kata Mudiarto, banjir Rob sering melanda tiga dusun. Yakni Dusun Landangan, Penambangan dan Krajan. Ketiganya dipastikan tergenang banjir setiap bulannya. Bahkan dalam sebulan, bisa dilanda banjir hingga berkali-kali. "Repotnya ini dianggap biasa. Bahkan oleh pemerintah," tegasnya.

Komentar senada dilontarkan Supar Sukri, 47, pekerja tambak setempat. Menurut Sukri, pernah dilakukan penanaman pohon bakau untuk membuat hutan mangrove. Tapi, itu sudah berlangsung lama. "Setahu saya tahun 1982. Sudah lama sekali. Selanjutnya belum pernah dilakukan lagi," imbuhnya.

Upaya itu kata Sukri tidak membuahkan hasil alias gagal. Saat itu jumlah pohon yang ditanam ada 50 ribu. Penanaman berlangsung sekitar 3 bulan dengan melibatkan masyarakat desa setempat. "Tapi semuanya gagal berkembang," ujar Sukri.

Sukri menambahkan, sebenarnya banjir tersebut bukan hanya dari laut. Namun juga dari sungai di Dusun Krajan. Bahkan, efeknya lebih mengkhawatirkan. Sebab, bendungan di sungai tersebut tidak memadai. Terutama fasilitas pengatur keluar masuknya air.

Kepala Desa Kalibuntu H. Akbar mengatakan, pihaknya sudah berulang kali mengajukan pembangunan plengsengan. Namun, belum mendapat respon dari pemerintah. "Padahal masyarakat sudah mulai gerah karena banjir tersebut," ujar Akbar.

Dikatakan Akbar, plengsengan di bagian Timur desa masih belum selesai. Bahkan pembangunannya tidak sampai kelar. Menurut Akbar, pembangunan plengsengan akan diteruskan kalau air laut normal. "Padahal itu sudah terhenti beberapa tahun lalu. Sedangkan banjirnya sudah berulang kali terjadi," ujar Akbar. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=167838

Tidak ada komentar:

Posting Komentar