Kamis, 24 Juni 2010

SPSKL Tetap Optimis

[ Kamis, 24 Juni 2010 ]
Soal Rencana Pembangunan PG di Leces

PROBOLINGGO-Imbauan Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Pemkab Probolinggo soal kendala bahan baku ampas tebu untuk kertas tidak menyurutkan semangat untuk mendirikan Pabrik Gula (PG) di Leces.

Bahkan Serikat Pekerja Sejahtera Kertas Leces (SPSKL) tetap optimis rencana Pembangunan PG tersebut bakal berhasil.

Hal itu diungkapkan oleh Imam Suliono ketua SPSKL. Ia mengaku kecewa dengan statement kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) soal keterbatasan bahan baku tersebut. "Kadisbunhut seharusnya lebih jeli melihat persoalan rencana pembangunan PG ini. Dia (Kadisbunhut) tidak melihat kenapa dulu petani bersemangat menanam tebu," kata Imam Suliono.

Seperti diberitakan Radar Bromo, PTKL berencana membangun PG di areal lahannya. Itu bila usulan Serikat Pekerja Sejahtera Kertas (SPSKL) untuk mengajukan pembangunan PG (Pabrik Gula) yang jadi satu lokasi dengan PTKL terealisasi.

Usulan SPSKL itu cukup serius. Selasa (25/5) lalu, perwakilan anggota SPSKL telah menyampaikan usulan tersebut ke komisi VI DPR RI dalam rapat dengar pendapat umum di gedung Nusantara 1 Senayan, Jakarta. Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah membahas kemungkinan pendirian PG di lokasi PTKL dan integrasi industri PTKL dengan PG.

Diketahui, pada APBN 2010 pemerintah pusat menganggarkan pembangunan tiga unit PG baru dengan total anggaran Rp 4,5 Triliun. Tempatnya belum ditentukan secara spesifik. Cuma, dua di antaranya dijatah akan dibangun di Jatim dan satu lagi di luar Jawa.

Namun kepala Disbunhut pemkab Ir Nanang Trijoko S mengingatkan bahwa stok bahan baku tebu yang sekarang ini menjadi permasalahan di beberapa PG yang sudah eksis. Menurutnya, saat ini di Kabupaten Probolinggo sudah ada tiga PG. Yakni, PG Pajarakan, PG Gending dan PG Wonolangan. Ketiga PG itu sendiri sedang kesulitan bahan baku selama ini.

Sebab, jumlah lahan tebu di Kabupaten Probolinggo terus menyusut. "Ketiga PG di Kabupaten Probolinggo selama ini selalu menyuplai 80 persen bahan baku kebutuhan tebu dari Lumajang," jelasnya.

Karena itu, kalau PTKL berencana membangun PG, maka Nanang mengingatkan soal seretnya bahan baku tebu di Kabupaten Probolinggo. Menurut Nanang, tidak mudah untuk mengoptimalkan beberapa lahan tidur di Kabupaten Probolinggo untuk menjadi perkebunan tebu.

Namun Imam Suliono berpendapat lain. Ia menilai dulu petani dengan sukarela menanam tebu. "Bukan semata karena tekanan politik. Tetapi karena petani betul-betul diuntungkan. Kalau sekarang petani ogah karena selalu dirugikan. Mereka (petani) dalam posisi pasif kala penentuan rendemen (kadar kandungan gula dalam batang tebu)," imbuh Imam.

Nah, masih menurut Imam, permasalahn itu sedianya saat ini tengah diupayakan pemecahannya oleh pemerintah provinsi (pemprov) Jatim. Saat ini pemprov dijelaskan Imam tengah mengupayakan perda tentang rendemen gula.

"Penetapan rendemen gula itu nantinya bukan lagi ditentukan oleh pihak PG, tetapi oleh tim yang dibentuk gubernur," beber Imam. Nah, dengan begitu keuntungan yang dirasakan petani bakal sangat terasa.

"Potensi untung bagi petani sangat terbuka karena PG Leces nantinya akan menggunakan mesin baru yang lebih efisien daripada mesin-mesin PG saat ini yang peninggalan Belanda," jelasnya.

Sementara itu Kadisbunhut saat dikonfirmasi kemarin (23/6) kembali mengingatkan dirinya tidak mengomentari soal rencana pembangunan PG di Leces. "Saya cuma melihat kondisi di lapangan," katanya.

Menurut Nanang, yang terpenting adalah ketersediaan lahan untuk produksi itu sendiri. "Bukannya saya pesimis soal rencana (pembangunan PG itu). Cuma yang terpenting itu ketersediaan lahannya," jelasnya.

Pemkab dijelaskannya akan terus mendukung rencana itu. "Tetap kami dukung. Kalau petaninnya oke. Itu aset daerah. Saat ini saya belum tahu detail perencanannnya," ungkapnya.

Di lain pihak, rencana pembangunan PG di Leces ini juga mendapat tanggapan dari komisi D DPRD setempat. Amin Haddar, sekretaris komisi D mengaku cukup mendukung pembangunan PG tersebut. Karena keberadaan PG itu bakal membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. "Yang terpenting harus mendahulukan warga setempat yang berkompeten," katanya.

"Sebagai bentuk dukungan kami, FPPP sendiri bakal menyuarakan aspirasi ke anggota kami di Pusat (Jakarta) agar rencana pembangunan PG berjalan mulus," jelasnya. (mie/nyo)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166168

Tidak ada komentar:

Posting Komentar