Kamis, 24 Juni 2010

Ingin Meriah, Kirab Adipura Ditunda

[ Kamis, 24 Juni 2010 ]

KRAKSAAN - Masyarakat Kabupaten Probolinggo, khususnya warga Kraksaan harus bersabar untuk melihat langsung piala Adipura. Sebab, pemkab menunda jadwal kirab Adipura.

Sedianya usai menerima Adipura kali ketiga pada 8 Juni, pemkab berencana melakukan kirab pada Jumat (25/6). Namun, rencana itu dibatalkan. Pembatalan kirab itu disampaikan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Dewi Korina usai hearing dengan Komisi C DPRD setempat, kemarin (23/6).

"Betul sekali, acara kirabnya dipending dulu. Cuma dipending lho, kirabnya tetap kami laksanakan," katanya. Rencananya kirab Adipura bakal dilaksanakan pada 10 Juli.

Itu berarti rentang waktu penerimaan piala Adipura dengan kirab agak lama. Namun, Dewi optimis kirab nanti tetap meriah. Sebab, persiapan yang dilakukan pemkab bakal lebih maksimal.

Sayang, Dewi enggan menjabarkan lebih jelas tentang alasan penundaan itu. "Yang jelas biar acara kirabnya nanti bisa dipersiapkan dengan lebih matang dan lebih meriah," ungkapnya.

Agenda kirab sendiri menurut Dewi tidak bakal jauh berbeda dengan rencana awal. "Acarannya tetap jalan sehat berkeliling Kraksaan. Rutenya adalah tempat yang menjadi titik pantau Adipura. Total ada 11 titik di Kraksaan," kata Dewi.

Dewi berharap, kirab bisa membuat masyarakat kabupaten, khususnya warga Kraksaan lebih mencintai lingkungannya. Sehingga, ke depannya bakal berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Selain menggelar kirab, pemkab saat ini juga tengah menyiapkan pembangunan monumen replika piala Adipura. Monumen tersebut rencananya bakal ditempatkan di taman Rondoningo atau sebelah timur sungai Rondoningo.

Sama halnya dengan kirab, menurut Dewi monumen tersebut cukup penting. "Adipura itu prestasi semua elemen masyarakat Kabupaten Probolinggo. Karena itu, dibangun monumen ini sebagai wujud keberhasilan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan," katanya.

Lebih jauh, monumen dapat membuat masyarakat selalu ingat bahwa daerahnya telah meraih Adipura. Jadi, mereka akan termotivasi untuk mempertahankannya. Dampaknya, masyarakat diharapkan juga akan terus menjaga kebersihan.

Beberapa daerah menurut Dewi, juga telah membangun monumen Adipura serupa. Tetapi kebanyakan masih menggunakan bentuk piala yang lawas. Sementara monumen Adipura dengan bentuk piala yang baru cukup jarang ditemukan. (mie/hn)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166183

Tidak ada komentar:

Posting Komentar