Kamis, 20 Mei 2010

Mayat Korban Masih di Labfor

[ Kamis, 20 Mei 2010 ]

KRAKSAAN
- Langkah Polres Probolinggo mengungkap kasus mutilasi Hartono alias To, 30, warga Dusun Kongsi, Desa Andungsari, Tiris Kabupaten Probolinggo seperti mengurai benang kusut. Meski sudah berupaya keras, namun sampai sejauh ini Polres Probolinggo masih belum menemui titik terang.

Polres Probolinggo masih menunggu hasil penyelidikan forensik yang dilakukan Labfor Mabes Polri cabang Jatim untuk mengungkap kasus tersebut. Secara keseluruhan hasil labfor sampai kemarin memang masih belum diterima Polres. "Kami masih menunggu hasil labfor itu," kata Kapolres AKBP AI Afriandi kemarin.

Menurut Kapolres hasil labfor dari mabes Polri itu juga belum bisa dipastikan kapan bakal segera diketahui. "Saya tidak bisa menjabarkan secara detail, yang jelas untuk mengetahui hasil forensik memang butuh waktu," beber Afriandi yang juga mantan Kapolres Bondowoso tersebut.

Sementara ini, menurutnya, tim forensik masih terus berupaya untuk menggali keterangan dari sejumlah barang bukti sampai mayat korban. Salah satunya adalah untuk melacak sidik jari yang tertinggal di mayat atau sejumlah barang bukti.

Diketahui sampai sejauh ini mayat korban mutilasi atas nama Hartono juga masih berada di forensik. Oleh tim labfor, mayat Hartono yang sudah terpotong-potong tersebut dirangkai kembali menjadi satu untuk diteliti lebih detail sejumlah barang bukti yang bisa jadi petunjuk untuk mengungkap kasus.

"Kalau nanti hasil labfor sudah turun secara keseluruhan, kami akan cocokkan dengan hasil temuan kami di lapangan," jelas Kapolres. Misalnya bila ditemukan sidik jari pada sejumlah barang bukti, maka akan langsung dicocokan dengan sidik jari hasil dengan orang yang sudah dicurigai.

Seperti diberitakan sebelumnya, Hartono alias To, 30, ditemukan tewas dengan tubuh termutilasi hingga jadi sembilan bagian. Hartono adalah warga Dusun Kongsi, Desa Andungsari. Tapi, tubuh bapak satu anak -istrinya kini hamil anak kedua- itu ditemukan termutilasi di tengah hutan kopi di Dusun Segaran Duwes, Desa Andungsari.

Sembilan bagian tubuh Hartono ditemukan dikubur terpisah di lima lubang. Potongan-potongan tubuhnya ditemukan pada Selasa (11/5) sebanyak enam potongan dan Rabu (12/5) sebanyak 3 potongan.

Meski sudah mendapatkan hasil otopsi dari jenazah korban, dan menemukan sejumlah barang bukti, termasuk fotokopi KTP Serma Niman, namun itu belum berarti apa-apa. Polres belum menentukan tersangka pelaku dan motifnya. "Kami minta doanya saja agar kasus ini segera terungkap," harap Kasatreskrim AKP Heri Mulyanto.

Sementara itu gelombang dukungan kepada Polres untuk segera mengungkap kasus mutilasi Tiris itu terus berdatangan. Usai Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) memberikan support moral kepara Polres untuk dapat menungkap kasus tersebut, kali ini giliran LSM AMPP (Aliansi Masyarakat Peduli Probolinggo) yang turut bersuara.

H Luthfi, ketua LSM AMPP mengaku akan berada di garis depan untuk mendukung agar kasus tersebut segera terungkap. "Selama ini Kabupaten Probolinggo cukup kondusif. Adanya kasus mutilasi ini membuat masyarakat resah," jelasnya.

Karena itu Luthfi berharap kasus tersebut agar segera mampu diungkap. Baik oleh Polres maupun oleh Kodim. Terlebih, kasus mutilasi tersebut juga sampai menyeret nama salah satu anggota TNI, yakni Serma Niman karena fotokopi KTP-nya ditemukan di TKP. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=159400

Tidak ada komentar:

Posting Komentar