Jumat, 07 Mei 2010

Dalam Serbuan Hiburan Malam

Jumat, 07 Mei 2010 pukul 11:13:00
Oleh: Eko Hardianto

"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja
di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah
amat keras siksanya."

(QS al-Anfâl: 8:25)

Munculnya bisnis kafe dan hiburan malam, bak jamur di musim penghujan di Kota Probolinggo, adalah tanda keterbukaan masyarakat terhadap tuntutan glo balisasi zaman. Modernisasi ini seperti tak lagi dapat ditolak. Apalagi, promosi dunia malam yang bertubi-tubi meluncur lewat media massa, terus merangsek pola pikir berbagai kelompok usia, dengan beragam komunitas.

Akibatnya, hamper siapapun yang hidup di zaman serba modern ini pasti akan berkompromi dengan gemerlapnya panggung kehidupan. Sebuah diktum yang tak sepenuhnya benar, demikian kata ibu-ibu sebuah jamaah pengajian di Kota Probolinggo.

Maraknya bisnis hiburan malam, kata mereka, tak lebih dari bahaya laten yang akan merusak moral bangsa secara masif. Hiburan malam sama sekali tak menawarkan gagasan baru untuk menjadikan daerah menjadi kondusif, aman, tentram dan lebih maju.

"Apa yang dunia hiburan tawarkan hanya sebatas kenikmatan hidup dengan gaya modern, konsumtif dan jet-set," ujar Ny Sisca, anggota sebuah majelis taklim di Kelurahan Wiroborang, Kota Probolinggo.

Karena hiburan malam, lanjut dia, banyak orang menjadi bebas tanpa batas, baik batas etika kesopanan, moral maupun akhlak. “Syahwat yang tergoda mengakibatkan konsentrasi dan ketenangan hati dan jiwa terganggu,’’ kata Sisca.

Kemaksiatan yang dilihat terus menerus oleh seseorang akan mempengaruhi perasaan dan konsentrasi hatinya, lalu memalingkannya dari perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat. ‘’Apabila hati seseorang sudah tergoda dengan perbuatan yang haram, maka sewaktu-waktu akan muncul hasratnya untuk mencoba melakukannya bila ada kesempatan,” urai Sisca.

Sebuah bukti, kata Ny Farida, anggota majelis taklim lainnya, sejak tumbuh subur hiburan malam, banyak kaum bapak dan anak muda yang mengesankan dirinya bagai selebritis. Mereka akan bangga ketika sekadar bercerita tentang isi dunia gemerlap.

Bahkan sebagian dari mereka, mulai lupa diri dan kehilangan tanggung jawab terhadap keluarga. "Ini bukan sekedar isapan jempol. Banyak kasus perselingkuhan yang diawali dari acara dugem (dunia gemerlap).

Sekarang sebentar-sebentar yang diomongin anak muda soal acara di kafe- lah, karaokeanlah. Padahal kantong mereka sebenarnya tak terlalu tebal," tutur Ida. Sejak 2009, Kota Probolinggo, seolah surga bagi pengusaha entertaint. Sampai pertengahan 2010 ini, sudah sekitar lima objek hiburan malam berdiri, berdampingan dengan puluhan kafe kecil.

Keberadaannya bukan sekadar menyajikan panggung hiburan, di antaranya secara masif bahkan telah menyajikan "pemuas syahwat".

Sungguh ironis sebenarnya. Kota yang dulunya dikenal banyak mengoleksi ulama tradisional ini harus berlumur budaya hedonis. Perempuan dengan dandanan menor, dibalut busana serba ketat dan minim, banyak nongkrong saat tempat-tempat hiburan malam ini beroperasi. Peredaran minuman keras (mi ras) disinyalir berkadar alkohol di atas 10 persen seolah sudah tak terbendung lagi.

Tak hanya itu. Belakangan tersiar kabar, bukan sekali keributan antar oknum petugas terjadi di tempat-tempat tersebut. Kasus terakhir, Rudi Yahyanto, bos PO Akas III Probolinggo, menjadi sasaran pemukulan ketika melerai sejumlah pria berambut cepak yang terlibat baku hantam.

"Yang dipukulkan ke pelipis saya gagang pistol. Saya yakin itu gagang pistol," kata Rudi saat itu. Tapi sayang, peristiwa yang terjadi pada Selasa (16/3) lalu di Marknauff Café, Jl Dr Soetomo, itu seolah dibiarkan berlalu. Meski korban sempat melaporkan peristiwa tersebut ke Den POM V/Probolinggo.

Seperti zaman jahiliyah

Sejak budaya hedonis menular ke Kota Probolinggo, ujar KH Taufiqusholeh, banyak kaum muda menjadi "silau". Rangsangan manipulasi dan kolusi menjadi-jadi saat keadaan ekonomi semakin sulit.

Susahnya mencari pekerjaan, harga barang-barang kebutuhan yang terus melambung serta gaya hidup yang semakin men-jetset, membuat mereka lupa diri. Cara mencari rezeki sudah tak lagi memperdulikan norma agama. Yang penting uang bisa didapat dengan mudah, meski dengan cara yang kotor dan keji.

Keadaan seperti ini, kata dia, pernah digambarkan oleh seorang penyair muda di zaman jahiliyah. Penyair bernama Thorofah bin Al- 'Abdi ini mengatakan: "Apabila Anda tak dapat memuaskan keinginanku, biarlah aku memenuhinya dengan seenakku sendiri, orang akan memuaskan nafsunya selama hidup. Setelah mati nanti Anda akan tahu bahwa kita semua haus," kutip KH Taufiqusholeh.

Manusia yang menyatakan dirinya "modern", sambung pria yang pernah mengenyam pendidikan di Turki itu, pastilah menjadi pengikut aliran hedonis, walaupun tidak dengan terangterangan. Di dalam Hadit Tarmizi, Rasulullah SAW, bersabda:

"Sesungguhnya bagi setiap umat ada ujiannya, dan ujian bagi umatku ialah harta kekayaan. Dikatakan dia, azab Allah Ta'ala itu sangat pedih. Jika diturunkan pada suatu tempat, maka ia akan menimpa semua orang yang ada di tempat tersebut, baik orang shaleh maupun thalih (keji).

"Dalam pengertian Alquran surat al-Anfal/8:25 dijelaskan, Allah Ta'ala ber firman kepada orang-orang yang beriman untuk memelihara diri dari siksa-NYa. Jangan sampai siksa itu menimpa manusia, karena ulah orang-orang zalim yang telah melakukan perbuatan yang seharusnya tidak mereka lakukan, baik berupa kezaliman maupun perbuatan dosa (lainnya) atau karena kalian mendatangi tempat-tempat maksiat, tempat yang pantas untuk diturunkan azab," tutup lulusan sebuah pesantren di tanah hejaz itu, tutur Taufiqusholeh.

Sedangkan bagi manusia yang menegakkah amarmakruf nahyi munkar, Allah Ta'ala ber firman: Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka kami menyelamatkan orang-orang yang mencegah perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang yang berbuat dzalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS Al A'rof :165).

Itu adalah sunnatullah (hukum Allah Ta'ala) bagi para hamba- Nya, bahwa orang-orang yang memerintahkan kepada yang maruf dan mencegah dari kemungkaran akan selamat ketika musibah menimpa, tutup dia mengutip kitab Taisirul Karim ar-Rahman halaman 307. ed: asep

Sumber: http://koran.republika.co.id/koran/0/110512/Dalam_Serbuan_Hiburan_Malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar