Senin, 27 September 2010

Pavingisasi Desa Asembagus Diduga Dimarkup

[ Senin, 27 September 2010 ]
Diketahui Setelah Uji Paving di Lab

KRAKSAAN - Aparat Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo kebakaran jenggot. Sebabnya, pavingisasi yang dilakukan di desa mereka tak sesuai bestek. Akibatnya, hasil pavingisasi dari dana PNPM Mandiri Perkotaan itu juga tak maksimal.

Sayang kondisi itu baru terungkap ketika proyek hampir selesai. Yakni pertengahan Ramadan lalu. Saat itu, Kepala Bapemas Kabupaten Probolinggo Imam Mulyoto sidak ke desa tersebut. Didampingi Camat Kraksaan Happy dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kraksaan Syarifuddin.

Saat itu menurut Kepala Desa (Kades) Asembagus Haribuddin, kepala Bapemas curiga dengan pemasangan paving yang sedang dilakukan. Sebab bahannya terlihat tidak sesuai dengan bestek.

Namun karena belum dilakukan uji laboratorium terhadap paving tersebut, semua pihak hanya diam. Uji laboratorium sendiri baru dilakukan Jumat (24/9) di Dinas PU Bina Marga Kota Probolinggo.

Hasilnya? "Ternyata tak sesuai bestek, Mas," kata Haribuddin saat ditemui di kantornya. Dia didampingi Kasi Pembangunan desa setempat Widodit dan anggota LKM Jaya Abadi M Rofi'i.

Haribuddin lantas menjelaskan, dalam rencana pembangunan disebutkan bahwa paving yang akan dipasang adalah tipe K 200. Namun hasil uji laboratorium menunjukkan paving yang ada bertipe K 90.

Paving itu kata Haribuddin, dibeli oleh LKM Jaya Abadi di desa setempat sebagai pelaksana proyek. LKM itu memesan paving kepada sebuah CV di Kota Probolinggo sebagai penyedia bahan.

Karena tipenya beda, perbandingan harga paving itu kata Haribuddin berselisih cukup jauh. Harga paving K 200 di anggaran disebutkan Rp 32.500 per meter persegi. Sementara paving K 90 harganya antara Rp 15 ribu-Rp 20 ribu per meter persegi. "Kalikan saja, berapa kerugian akibat markup ini," tegas Haribuddin.

Haribuddin pun mengaku kecewa dengan proyek paving itu. Sebab, proyek itu tidak hanya dilakukan di satu titi. Namun di lima titik jalan di desanya. Yakni di Dusun Asem Kandang dan Calok Elang.

Akibatnya bisa diduga, jalan paving menurut Haribuddin akan cepat rusak. "Ada lagi yang lain," katanya. Yakni nama baik Desa Asembagus.

Menurut Haribuddin saat ini beredar kabar, Desa Asembagus memiliki kualitas paving terburuk se-Kecamatan Kraksaan. Bahkan Haribuddin pribadi juga ketiban apes. "Saya diisukan memakan uang dengan menurunkan bestek itu," ujarnya.

Karena itu, Haribuddin menuntut agar semua paving yang terpasang diganti. Jika tidak, Haribuddin mengancam akan membawa persoalan itu ke ranah hukum. "Ini namanya penipuan. Apalagi yang digunakan dana rakyat," tegas Haribuddin.

Sementara saat dikonfirmasi Radar Bromo, PJOK Kraksaan Syarifuddin tak mengangkat teleponnya. Sedangkan ponsel Camat Kraksaan Happy tertinggal di rumahnya. "Maaf, Bapak tadi lupa bawa HP. Ini ketinggalan di rumah," ujar seorang perempuan yang mengaku istrinya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181132

Tidak ada komentar:

Posting Komentar