Senin, 31 Mei 2010

Mulai Uji Coba Perahu Layar

[ Senin, 31 Mei 2010 ]

KRAKSAAN - Nelayan kerap mengeluhkan cost operasional yang kian melambung. Tak seimbang dengan hasil tangkapan. Untuk mengurangi beban nelayan, Pemkab Probolinggo berniat menerapkan lagi perahu layar bagi para nelayan. Dan kemarin (30/5) perahu layar itu sudah mulai diujicobakan.

Uji coba perahu layar dilakukan Pemkab Probolinggo melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di pesisir Desa Kalibuntu, Kraksaan. "Ini uji coba pemasangan layar. Pertama kali di Indonesia, Mas," ujar Dedy Isfandi, kepala DKP di sela memantau uji coba di Kalibuntu kemarin.

Jenis perahu yang diujicobakan adalah perahu purse seine mini. Yakni perahu yang menggunakan jaring untuk melakukan penangkapan. Uji cobanya masih pada satu perahu. Yakni KM Maju milik Sunaji, 45, warga Kalibuntu. Pemasangan layar juga dibantu nelayan setempat.

Yuli Sayadi, 36, nelayan Kalibuntu lainnya mengatakan, biaya operasional dalam sekali melaut cukup tinggi. Pemilik KM Sumber Bunga ini merinci, dalam sekali melaut biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 400-500 ribu untuk bahan bakar solar. "Padahal pendapatannya sering tidak sebanding," ujar Sayadi.

Kenyataan seperti itu yang membuat DKP berinisiatif mengenalkan lagi perahu layar kepada para nelayan. Menurut Dedy Isfandi, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi biaya operasional melaut. "Karena hampir semua nelayan mengeluhkan hal yang sama (biaya)," ujar Dedy.

Ia menjelaskan, penggunaan layar sebenarnya teknik lama. Namun jika diterapkan kembali, keuntungannya sangat besar. Sebab kata Dedy, bersentuhan langsung dengan keluhan masyarakat. "Biar masyarakat bisa enak dalam melaut," ujarnya.

Untuk penerapan layar tersebut, DKP Pemkab Probolinggo tidak sembarangan. DKP melibatkan tim program rancang bangun layar Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Kota Semarang sebagai pembimbingnya.

Sapto Pamungkas, ketua tim tersebut menyatakan teknik tersebut cukup efektif mengurangi biaya operasional. "Kembali ke teknik lama," ujar Sapto.

BBPPI sendiri menurut Sapto, merupakan unit pelayanan teknis (UPT) dari direktorat jenderal perikanan tangkap kementerian kelautan dan perikanan Indonesia. BBPPI di Semarang adalah satu-satunya balai besar di Indonesia. Sehingga wilayah kerjanya menurut Sapto, adalah seluruh Indonesia. "Termasuk di sini," kata Sapto.

Sapto mengatakan, pemasangan layar di Desa Kalibuntu adalah kegiatan pertama di Indonesia. Menurut Sapto, ada dua alasan Desa Kalibuntu dipilih sebagai lokasi uji coba. Pertama menurut Sapto, laut Kalibuntu termasuk kawasan teluk.

Hal itu menurutnya menguntungkan. Sebab arus dan fishing ground berada di posisi ideal. "Yang kedua, karena di sini (Desa Kalibuntu) armada lautnya cukup banyak," ujar Sapto.

Ia mengatakan, KM Maju dengan layar sudah dibawa ke laut. Uji coba tersebut menempuh perjalanan sekira 12,8 mil laut. Sementara solar yang dipakai sebanyak 15,35 liter.

Artinya kata Sapto, setiap mil laut hanya membutuhkan 1,19 liter solar. Padahal lanjut Sapto, biasanya solar dengan jarak tempuh yang sama membutuhkan sekitar 100 liter. "Itu karena memakai layar," ujar Sapto.

Lebih jauh Sapto mengatakan, dalam setahun penggunaan layar bisa menekan pengeluaran BBM hingga 30 persen. Layar dipakai efektif selama 70 hari dalam setahun. Angka tersebut lanjut Sapto, adalah hasil konversi dari uji coba pada KM Maju. "Bahkan nelayan bisa menghemat BBM hingga Rp 9 juta tiap tahun," tegas Sapto.

Sementara itu, Kepala Desa Kalibuntu H Akbar mengatakan, kebanyakan warganya memang berprofesi sebagai nelayan. Jumlah perahu milik warga sampai 500-an. Tapi yang berjenis purse seine sekitar 100 saja. Yang sama adalah keluhan mereka, yakni soal biaya operasional.

Dengan teknik layar, Akbar juga yakin nelayan akan diuntungkan. "Saya yain masyarakat pasti mau memakai teknik ini," ujarnya.

Kepala DKP Dedy Isfandi berharap, masyarakat bisa mulai memakai layar sebagai penggerak perahu. Ia pun berjanji menyampaikan lebih intens mengenai manfaat penggunaan layar pada kapal. "Agar nelayan mendapat perhatian dari pemkab," ujar Dedy. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161561

Tidak ada komentar:

Posting Komentar