Senin, 31 Mei 2010

Diklat di SMP Zaha 1 Genggong

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Program Jurnalistik Goes to Pesantren kembali bergulir di lingkungan Ponpes Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Kemarin (30/5) giliran SMP Zaha 1 Genggong yang mengambil program diklat jurnalistik gelaran Radar Bromo tersebut.

Sekolah tersebut memilih materi teknis menulis berita dan artikel. Walau masih tingkat SMP, lembaga pendidikan ini tak tanggung-tanggung mengenalkan ilmu jurnalistik pada murid-muridnya.

Simak saja, kemarin ada sejumlah 240 murid lelaki dan perempuan yang diikutkan dalam diklat tersebut. Di ruangan yang dipilih, murid lelaki duduk di bagian belakang. Sedangkan di barisan depan duduk para murid perempuan.

Selama hampir tiga jam lamanya mereka cukup tekun mengikuti materi yang disajikan Pemred Radar Bromo Imam Wahyudi. Dia mulanya menjelaskan bagaimana bekerjanya sebuah media massa dan unsur-unsur di dalamnya.

Lalu yang dikupas dalam adalah wartawan sebagai pilar utama media. Prinsipnya, wartawan bekerja dalam dua aras. Yakni bagaimana memperoleh berita (how to get the news), dan bagaimana menulis berita (how to write the news). Setelah menggali informasi dengan beberapa teknik, wartawan menuangkannya dalam bentuk berita.

"Nah, menulis berita ini yang paling sering jadi kendala. Sebab, jarang sekali orang yang punya kebiasaan menulis," katanya. Sebab itu, setelah mendapat teori menulis berita, ia menyarankan peserta untuk memulai membiasakan aktivitas menulis.

Selama diklat tersebut berlangsung, para murid SMP Zaha 1 Genggong terbilang sangat aktif. Di sela-sela pemateri menyampaikan materinya, pertanyaan demi pertanyaan bermunculan.

"Bagaimana caranya menjadi wartawan professional?" tanya seorang murid perempuan.

"Mas, bagaimana jadinya kalau wartawan sampai tidak punya berita?" tanya seorang murid lelaki.

Kepala SMP Zaha 1 Genggong Izzudin menyatakan, pihaknya memang konsern pada dunia jurnalistik. Menurutnya, jurnalistik penting jadi bekal murid-muridnya. "Kami ingin memberi bekal kemampuan menulis pada mereka yang memang mau dan berbakat, agar kelak bisa mengembangkan bakat menulisnya pada saat duduk di bangku SMA maupun perguruan tinggi," kata Izzudin kemarin.

Keseriusan itu juga ditunjukkan dengan adanya media sekolah berupa majalah sekolah yang saat ini sedang dalam proses cetak. "Sayang sekali sekarang belum selesai cetak. Kalau sudah, mungkin hari ini (kemarin, Red) bisa langsung dievaluasi," ujarnya.

Selanjutnya, Izzudin menyatakan keinginannya untuk menambahi bekal jurnalistik untuk murid-muridnya. "Kalau teknik menulis sudah dikuasai, nanti kita tingkatkan dengan materi mengolah berita, dan kita tingkatkan lagi dengan materi editing," kata Izzudin pada murid-muridnya saat memberi sambutan pembuka diklat kemarin. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161575

Tidak ada komentar:

Posting Komentar