Selasa, 31 Agustus 2010

Tak Setuju Takbir Keliling

[ Selasa, 31 Agustus 2010 ]
Menyemarakkan musala dan masjid dengan takbir pada malam lebaran adalah tradisi Islam. Bahkan termasuk hal yang diutamakan. Apalagi memeriahkan malam takbir. Merupakan hal yang dianjurkan. Namun tidak dengan cara takbir keliling.

Demikian disampaikan Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Kabupaten Probolinggo KH. Sihabuddin Sholeh. Menurut Kiai Syihabuddin, dari sisi keamanan takbir keliling cukup riskan dilakukan. Sebab hal itu terkait erat dengan nyawa. "Sisi keamanannya malah diabaikan," katanya.

Itu karena takbir keliling biasanya dilakukan dengan mengendarai kendaraan bermotor. Padahal, dengan demikian malam takbir justru kontra produktif. Sebab, jalanan dipenuhi para pemudik yang lalu lalang. "Kepadatan jalan meningkat. Sebaiknya tidak perlu takbir keliling," ujar Syihabuddin.

Selain itu menurutnya, takbir keliling lebih banyak berdampak negatif. Pasalnya, kendaraan yang digunakan biasanya truk dengan bak terbuka. Sementara pelaksana biasanya juga membawa sound system. "Banyak yang disalahgunakan. Bukannya untuk syiar, tetapi lebih banyak memutar musik dangdut. Bahkan ada yang berjoget dan membakar petasan. Lebih baik ditiadakan saja," tegasnya.

Karena itu FUIB kata Kiai Syihabuddin mengimbau agar masyarakat mengumandangkan takbir di masjid dan musala saja. "Atau dengan melaksanakan pawai obor di lingkungan masing-masing. Kegiatan semacam itu justru lebih memeriahkan malam takbir," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177421

Tidak ada komentar:

Posting Komentar