Selasa, 31 Agustus 2010

Kades Akui Kenal Perempuan di Video

[ Selasa, 31 Agustus 2010 ]
Berita zakat resah gak onok BOS, yg ada Warga resah masalah Video Bugil.
KRUCIL-Geger kasus video bugil kamar mandi yang diduga melibatkan Kades Kalianan Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo Didik Mulyono terus mendapatkan perhatian. Kemarin (30/8) komisi A DPRD setempat ke kantor Kecamatan Krucil untuk melakukan klarifikasi ke kades dan beberapa warga yang melapor masalah tersebut ke dewan.

Kedatangan komisi A ke kecamatan Krucil ini disambut oleh puluhan warga desa Kalianan yang kecewa dengan peredaran video tersebut. Puluhan warga itu sudah berkumpul di depan kantor kecamatan Krucil sejak pukul 10.00.

Ya, kantor kecamatan Krucil memang dipakai sebagai tempat untuk klarifikasi komisi A tersebut. Meski tidak ada yang membawa poster bernada protes, beberapa warga yang berkumpul di depan kantor kecamatan tersebut berkali-kali meneriakkan agar pemkab mengusut kasus geger video bugil itu.

"Bersihkan Desa Kalianan dari tindakan mesum," celetuk salah satu ibu-ibu tua dari kerumunan tersebut. Beberapa kali warga juga menirukan ucapan wanita seperti yang ada di dalam video kamar mandi bugil tersebut.

Mendapati puluhan warga itu berteriak-teriak, anggota kepolisian pun tidak tinggal diam. "Izin warga di sini itu untuk mengamati saja. Tidak untuk demo atau unjuk rasa. Jadi mohon tenang," pinta salah satu anggota kepolisian dengan menggunakan megaphone. Instruksi itu rupanya manjur. Emosi warga yang sempat naik, reda kembali.

Diketahui, sebelumnya memang ada beberapa warga Krucil yang mengadukan Kades Kalianan Didik Mulyono ke DPRD dan bupati. Mereka mengadukan dugaan perselingkuhan kepala Desa Kalianan itu dengan seorang wanita asal Desa Bremi, Krucil.

Dugaan itu didasarkan pada rekaman video seorang wanita bugil di kamar mandi dan ranjang sebuah hotel. Nah, pelapor menuding lelaki yang merekam wanita itu adalah Kades Didik Mulyono.

Saat pelapor datang ke DPRD, Rabu (25/8) lalu, mereka diterima bukan anggota komisi A. Mereka diterima Agil Bafaqih (ketua komisi C) dan Dedy Suyanto (komisi B) serta sekwan.

Masalah itu mendapat perhatian serius dari Komisi A DPRD setempat. Kemarin komisi A turun ke Krucil untuk mengklarifikasinya. Kedatangan komisi A ini molor 3 jam dari yang dijadwalkan. Alhasil, beberapa warga yang sebelumnya berkumpul di depan kecamatan pun banyak yang berkurang.

Komisi A datang ke kantor kecamatan sekitar pukul 13.15 dengan menggunakan dua mobil. Usai datang ke kantor kecamatan, anggota komisi A, Suhud, Lukman Hakim, Sukarman, Ruhullah, Said dan Slamet Riyadi langsung diterima oleh Camat Krucil Iswinaryo bersama jajaran muspika.

Selanjutnya, Komisi A bersama muspika menggelar pertemuan dengan kades Didik Mulyono di ruang camat Krucil. Suhud anggota komisi A, membuka forum tersebut. "Kami hanya melaksanakan undang-undang, di mana DPRD itu bertugas untuk mengawasi," katanya.

Usai menyampaikan maksud kedatangannya, Suhud langsung melancarkan beberapa pertanyaan kepada sang kades. "Bagaimana tanggapan pak tinggi dengan menyeruaknya kasus video yang menyebut-nyebut nama pak tinggi. Apa pak tinggi kenal dengan perempuan yang ada di video tersebut?" tanya Suhud.

Awalnya Kades Didik Mulyono mengatakan sama sekali tidak mengenal perempuan yang ada dalam video bugil tersebut. "Saya tidak kenal dengan perempuan yang ada di video itu. Saya tidak terlibat," kata Didik Mulyono.

Kades Didik pun mengatakan siap menuntut balik para pelapor tersebut kepada pihak yang berwajib karena merasa dicemarkan. "Kalau saya bersalah, saya rela untuk mundur. Tetapi karena saya tidak bersalah, saya akan tuntut balik bila tidak terbukti," tegasnya.

Usai memberikan beberapa pertanyaan, Suhud lantas menunjukkan beberapa bukti-bukti yang dilampirkan dalam surat laporan warga beberapa hari lalu. Seperti foto cuplikan video tersebut, surat pernyataan dari suami In (wanita yang ada di dalam video) tentang pengakuannya dan beberapa SMS yang diduga dikirim dari nomor HP kades Didik.

"Ini pak dilihat lagi fotonya. Apa bapak mengenal wanita yang ada dalam foto ini?" tanya Suhud lagi sembari menyodorkan foto dari cuplikan video bugil kamar mandi tersebut.

Usai mengamati beberapa saat, Kades Didik akhirnya mengaku mengenal perempuan yang ada di dalam foto itu. "Saya mengenalnya pak. Tetapi hanya mengenal saja. Tidak pernah lebih dari itu," jelasnya.

"Jadi kami ralat ya pak. Bapak mengenal perempuan yang ada dalam foto itu. Tetapi hanya sebatas mengenal," kata Suhud lagi. Suhud langtas meminta kades untuk tidak saki hati dan meminta untuk tetap melayani masyarakat dengan baik sampai masalah ini selesai.

Usai diberi beberapa pertanyaan, Kades Didik diperbolehkan pergi. Saat hendak dikonfirmasi beberapa wartawan, Kades enggan menjawabnya. Ia langsung ngeloyor pergi lewat pintu belakang kantor kecamatan.

Sementara itu, komisi A langsung memanggil beberapa perwakilan warga yang sudah nyanggong di depan. Ada 5 warga yang diminta untuk masuk dan dimintai keterangan. Di antaranya ada satu warga yang ikut melaporkan masalah itu ke DPRD yakni Beni.

Menurut Beni, jauh-jauh hari sebelum kasus itu menyeruak di permukaan, dirinya dan beberapa tokoh masyarakat lainnya sudah sempat berdialog dengan kades. "Awalnya kami ke kades, meminta agar kades menjelaskan ke masyarakat langsung agar tidak terjadi miskomunikasi. Isu video itu sudah sampai kemana-mana dan meresahkan masyarakat," jelasnya.

Namun kades tak kunjung menanggapi isu tersebut. "Kan jadi menimbulkan pertanyaan di masyarakat? Terus kami minta pak camat untuk menyelidiki. Kalau isu itu tidak benar, kami akan dukung kades dan tuntut balik suami yang ada di video tersebut," jelasnya.

Masih menurut Beni, kepercayaan masyarakat mulai memudar lantaran beberapa bukti yang mengindikasikan kades selingkuh cukup kuat. Dijelaskannya ada tiga faktor yang menguatkan. "Yang pertama adalah surat pernyataan suami perempuan yang ada di video tersebut, yang menyebut nama kades," jelasnya.

Selanjutnya selain separo wajah yang diduga mirip kades kelihatan dalam video itu, ada indikasi lain yang menguatkan. Yakni cincin bermata merah yang dikenakan pelaku yang mengambil gambar wanita bugil tersebut.

"Cincinnya itu sama dengan yang dipakai kades saat mengikuti haflah imtihan desa. Kebetulan saya yang ambil gambar juga. Silakan bapak menilainya," ujar Beni sambil menunjukkan selebaran yang telah dibuatnya. Dalam selebaran tersebut, Beni menampilkan foto lelaki yang mengambil gambar video bugil tersebut dan foto kades saat mengikuti haflah.

Faktor terakhir yang membuat dugaan semakin kuat adalah percakapan SMS yang diduga dikirim dari ponsel milik kades ke perempuan yang ada dalam video tersebut.

"Kami mohon pemerintah segera menindaklanjuti masalah ini. Kami takut, nantinya isteri kami juga akan direkam saat mandi. Jadi kami minta kades diproses," imbu Imam Zaini, warga lainnya.

Suhud pun lantas meminta masyarakat untuk bersabar. "Kami kroscek dan dalami dulu. Kami tidak bisa memfonis. Nanti laporan pemeriksaan kami akan kami kroscek ke Inspektorat dan Bagian Pemerintahan," jelasnya.

Saat ditemui usai pertemuan Suhud mengatakan, pihaknya masih butuh mendalami lagi kasus tersebut. "Kami akan gelar pertemuan kembali dengan pihak-pihak terkait. Nanti giliran kami yang akan memanggil. Kami utamakan juga bisa klarifikasi ke suami perempuan dan perempuan itu sendiri," ujar Suhud.

Suhud menjelaskan komisi A sudah membentuk tim investigasi untuk menindaklanjuti masalah tersebut. "Kalau terbukti bersalah, maka kades bisa dikenai perda nomor 9 tahun 2006 tentang peraturan desa," jelasnya.

Usai menggelar pertemuan, Suhud dan anggota komisi A lainnya menemui beberapa massa yang masih berkumpul di depan kantor kecamatan. Kepada warga, Suhud meminta untuk tetap bersabar untuk menunggu hasil pemeriksaan tersebut. "Kami sudah menerima laporannya dan akan bersungguh-sungguh memprosesnya," jelasnya. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar