Kamis, 29 Juli 2010

Arah Kiblat Tetap ke Barat

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]

PAJARAKAN - Warga NU tak perlu resah dengan pergeseran arah kiblat yang beberapa waktu lalu sempat menjadi pembicaraan hangat. Ketua PWNU Jawa Timur KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menghimbau agar masyarakat tidak terlalu memasalahkan arah kiblat.

Himbauan itu dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam Haflatul Imtihan Ponpes Zainul Hasan Genggong, Senin malam (26/7). Alasannya menurut Mutawakkil, pergeseran arah kiblat tidak boleh memecah persatuan dan kesatuan umat Islam.

Yang terpenting, yakni menjaga kewajiban shalat 5 waktu. Bukan memasalahkan arah kiblat. "Arah kiblat tetap menghadap ke arah barat," tegas lelaki yang juga pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong itu. "Arah kiblat seperti biasanya sudah," tuturnya disambut ger-geran undangan yang hadir.

Selain Mutawakkil, acara itu juga dihadiri Ketua PBNU KH. As'ad Said Ali. As'ad saat memberikan sambutan lebih banyak bicara tentang tantangan NU ke depan yang makin besar.

Karena itu, NU dituntut bisa mengembangkan langkah organisasi dan terobosan baru agar tidak terlindas oleh kelompok lain. Khususnya di bidang ekonomi kerakyatan. "Sebab selama ini kita tertinggal di situ (ekonomi)," ujar As'ad.

As'ad tidak sendirian dari PBNU. Dia juga ditemani H. Marsudi, wakil ketua PBNU koordinator bidang ekonomi. Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat Kabupaten Probolinggo. Yakni Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin, Hetua DPRD Ahmad Badawi, Dandim 0820 Letkol Infanteri Heri Setiyono. Juga hadir tamu kehormatan dari Kerajaan Johor, Malaysia, yakni Teuku Abdus Shomad bin Muhammad.

As'ad melanjutkan, ekonomi merupakan sektor penting yang harus diperhatikan. Jika sektor ekonomi dibiarkan, maka kegiatan keorganisasian terasa kurang lengkap. Karena itu, harus ada evaluasi di bidang ekonomi. "Ini menjadi salah satu prioritas PBNU," tegasnya.

Di akhir sambutannya As'ad mengulas tentang NU dan pesantren yang tidak dapat dipisahkan. Pasalnya, NU dilahirkan para kiai. "NU dipenuhi ulama-ulama, eksistensinya bahkan mendunia. Ini patut disyukuri," tuturnya.

Selain itu menurutnya, pesantren bisa membentengi pengaruh budaya luar yang negatif. Bahkan pesantren sebagai pencetak generasi penerus bangsa. "Sangat membanggakan bisa hadir di tengah-tengah pesantren," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172322

Tidak ada komentar:

Posting Komentar