Rabu, 08 September 2010

Dishub Siapkan Jalur Alternatif Mudik

Rabu, 8 September 2010 | 12:09 WIB

SURABAYA Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Pemprov Jatim menyiapkan jalur-jalur alternatif bagi para pemudik. Bagi pemudik yang melewati Porong, siap-siap menghadapi polisi cepek. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum juga sudah menyiapkan posko-posko sepanjang jalur mudik.

Sekretaris Panitia Penyelenggara Angkutan Mudik dan Balik, Bambang Sugiarso mengungkapkan jalur-jalur alternatif tersebut sudah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian. Namun khusus untuk jalur Porong, pihaknya sudah menyiapkan jalur alternatif yaitu exit Tol Porong kea rah Desa Kalitengah Selatan-Gempolsari-Glagaharum-Besuki-tol lama lantas keluar di Bundaran Gempol. “Jalur Porong sendiri sebenarnya sudah mulus dan ditinggikan. Tapi tetap saja kami menyiapkan jalur alternatif supaya mudik lebih lancar,” kata Bambang, Rabu (8/9).

Namun jalur alternatif ini hanya diperuntukkan bagi kendaraan kecil saja sedangkan truk dilarang melintas. Selain jalannya yang terlalu sempit, juga ada 15 tikungan di sepanjang jalur tersebut. Hanya saja, dia mengingatkan jalur alternatif ini biasanya marak dengan polisi cepek. Bambang mengatakan fenomena ini selalu hadir terutama kendaraan yang melintasi jalan perkampungan. Polisi cepek ini biasanya juga berasal dari warga kampung setempat. “Sebenarnya dinas sudah memasang rambu-rambu lalu lintas tapi saya kira tidak apa lah sedikit biaya karena kan melintasi kampung warga,” kata pria yang juga jadi Kasi Pembinaan Angkutan Dishub dan LLAJ Jatim itu.

Pelaksanaan mudik sejauh ini masih terkendali dan belum mendapat laporan pelanggaran. Tim siluman pemantau tarif juga masih belum menemukan adanya penyelewengan tarif angkutan seperti tujuan Surabaya-Sumenep tetap Rp 33 ribu. Dishub sudah menyiapkan teguran kepada perusahaan otobus yang nekad melakukan pelanggaran tarif.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum juga mendirikan posko di sepanjang jalur nasional terutama untuk membantu kelancaran arus di jalur pembangunan yang belum tuntas. Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Jalan Nasional, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V, Kementerian Pekerjaan Umum, Tutuk Surya Jatmiko, mengatakan pendirian 30 posko di tiap paket jalan nasional merupakan yang pertama kalinya. “Ini demi kenyamanan pengendara,” tuturnya.

Sedangkan 14 posko dikelola oleh Balai Pemeliharaan Jalan (BPJ) yang mengkoordinasikan posko-posko paket. Di antara lokasi posko pada paket jalan nasional yang didirikan ada di ruas Babat-Lamongan, Pasuruan-Probolinggo, Probolinggo-Banyuwangi, Lumajang-Jember, Pasuruan-Malang, Malang-Blitar, serta beberapa titik posko lainnya. Posko ini juga dilengkapi peralatan berat termasuk eskavator dan petugas yang siaga 24 jam. “Posko ini akan dioperasionalkan mulai H-7 hingga H+7,” tuturnya.

Dia menjelaskan beberapa jalan yang belum tuntas pengerjaannya adalah jalur jalan Babat-Lamongan, Lamongan-Sukodadi, Probolinggo-Situbondo yang dilakukan pelebaran jalan. Ruas lainnya, yakni Duduk Sampeyan-Gresik sepanjang 8 km, dari Bulu-Sadang-Tuban sepanjang 30 km. Pada jalur-jalur tersebut saat ini masih memiliki 2 lajur dan direncanakan pada tahun 2012 sudah empat lajur. sit

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=a1f56ea76eaeb1a31be2bcfb1870bbce&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Tidak ada komentar:

Posting Komentar