Rabu, 05 Mei 2010

Sebelas Pelajar Tak Ikut UASBN

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Setelah tingkat SMA dan SMP, kemarin (4/5) giliran para murid SD/MI mulai menjalani ujian nasional atau ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). Di Kota Probolinggo ada sebelas pelajar yang tidak mengikutinya.

Sebelas siswa itu sebagian besar berasal dari sekolah pamong. Hanya, sebagian besar belum diketahui alasan kenapa mereka sampai tidak ikut UASBN.

Di antara alasan yang terungkap, para pelajar itu tak ikut UASBN karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Ada pula yang harus membantu orang tuanya. "Ada yang beralasan sedang bekerja," ujar Kabid Pendidikan Dasar Masdar kemarin saat mendampingi Kepala Dispendik Maksum Subani.

Masdar menjelaskan, para murid dari SD pamong itu memang banyak yang sudah bekerja. Dan, mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaanya walau sehari dan mengikuti ujian. Sebab, kalau sampai tidak bekerja mereka tidak akan dapat bayaran. "Ada yang alasannya seperti itu," jelas Masdar.

Diketahui, di Kota Probolinggo ada 3.828 pelajar kelas VI SD yang terdata sebagai peserta UASBN. Tapi, Senin (3/5) diketahui jumlah itu berkurang menjadi 3.827, karena ada seorang pelajar yang mengundurkan diri. Dia termasuk dalam sebelas pelajar yang tak ikut unas kemarin.

Pelajar itu, mengundurkan diri sekitar dua minggu lalu. Alasannya, ikut dengan keluarganya ke Madura. Dan, nama pelajar tersebut sudah masuk dalam daftar peserta UASBN tahun ini. "Dia ikut keluarganya ke Madura," ujar Masdar.

Nah, kemarin jumlah peserta yang tidak bisa mengikuti UASBN bertambah menjadi sebelas orang. Sehingga, jumlah pelajar yang tidak mengikuti UASBN tersisa sebanyak 3.817 murid. Dari SD negeri sebanyak 3.344 siswa, SD swasta bejumlah 100 siswa, dan 373 siswa dari MI. "Semoga saja hanya ini (sebelas orang), tidak ada tambahan lagi," harap Masdar.

UASBN berlangsung selama tiga hari. Kemarin mata pelajaran (mapel) bahasa Indonesia. Hari ini mapel Matematika, dan besok (6/5) mapel IPA.

Jalannya UASBN mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Kemarin (4/5) rombongan dari Kantor Kementerian Agama (depag) memantau di MI Muhammadiyah. Dalam rombongan itu terlihat Kasi Ketenagaan Kantor Kementerian Agama Jawa Timur Syairofi, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Probolinggo Marsui dan Kasi Mapenda (madarasah dan pendidikan agama) Didik Hermadi.

"Kami memantau pelaksanaan UASBN di MI (madrasah ibtidaiah). Tidak hanya MI Muhammadiyah. Kebetulan di MI Muhammadiyah ada peserta ujian gabungan dari beberapa MI lain," ujar Didik.

Memang MI Muhammadiyah ketempatan UASBN gabungan dengan MI Nurul Islam 7 peserta dan MI KH Hasri Jati 8 peserta. Sedangkan peserta dari MI Muhammadiyah sendiri 26 siswa. Jadi, total peserta gabungan UASBN di MI yang beralamat di Jl Dr Wahidin itu ada 41 siswa.

"Ada MI yang tidak memenuhi kuota, jadi ujianya gabung di sini semua. Ada tiga lokal yang digunakan untuk ujian. Pengawasnya silang, dari SD ke MI, dari MI ke SD," terang Kepala MI Muhammadiyah Hanafi.

Setelah rombongan Kementerian Agama, giliran komisi A dan Wakil Ketua DPRD DL Shynta Kusumawardhani melakukan sidak UASBN. Meskipun formasi komisi A tidak lengkap tapi kegiatan sidak dalam ujian tetap dilaksanakan oleh komisi yang membidangi pendidikan tersebut.

Mereka juga sempat melihat UASBN di MI Muhammadiyah. Tapi, sebelumnya mereka sudah datang acak ke beberapa sekolah, yaitu SD Tisnonegaran 1 dan 2 kemudian ke SD Mayangan 4 dan 5. Hasil pemantauan di sekolah tersebut komisi A tidak menemukan kendala atau siswa absen.

Wakil Ketua Komisi A, Bachri, berharap pelaksanaan UASBN bisa berjalan lancar dan peserta ujian bisa lulus dengan nilai baik. "Kalau tingkat SMA kan banyak yang tidak lulus dan hasilnya jeblok. Semoga ini (UASBN) nanti tidak demikian. Pihak sekolah harus terus memberikan motivasi kepada anak didiknya," imbuhnya.

Saat komisi A hendak meninggalkan MI Muhammadiyah, tiba-tiba kepala sekolah MI tersebut Hanafi mendekat. Ia menyampaikan keluhannya bahwa MI Muhammadiyah sangat membutuhkan lokal tambahan. Tetapi, untuk memenuhi itu mereka terganjal anggaran.

Soal Kurang

Pelaksanaan UASBN di Kabupaten Probolinggo di hari pertama kemarin relatif kurang mulus. Sempat terjadi masalah kecil di SDN Kotaanyar III. Disekolah itu sempat ada kekurangan soal.

Pada salah satu amplop yang berisi 20 naskah soal ujian untuk satu kelas, ternyata ada yang berisi 19 saja. Kontan saja panitia UASBN setempat sempat panik. Tapi, masalah itu cepat tertangani.

"Secara keseluruhan tidak masalah. Kami langsung menukar amplop soal yang kurang itu dengan soal cadangan. Itu cuma human error," kata Suwari, kabid TK/ SD Dispendik.

Suwari menganggap insiden tersebut tidak masalah. Karena proses pergantian amplop soalnya itu disaksikan langsung oleh petugas keamanan yang stand by menjaga pelaksanaan UASBN.

Selain insiden tersebut secara keseluruhan Suwari menjelaskan tidak ada kejadian yang menonjol dalam pelaksanaan UASBN. Dari 17.849 siswa yang mengikuti UASBN, semuanya tercatat mengikuti UASBN. "Sejak jauh-jauh hari kami memang mengupayakan agar semua siswa untuk ikut ujian," kata Suwari.

Kesulitannya hanya pada peserta UASBN dari desa Gili Ketapang. Di pulau Gili ada 3 SD. Nah, agar efisien, petugas keamanan dari polsek setempat bareng tim pengawas harus bermalam di pulau yang masuk Kecamatan Sumberasih tersebut. (rud/fa/mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156622

Tidak ada komentar:

Posting Komentar