Minggu, 22 Agustus 2010

Ikan Kian Sulit Didapat

[ Sabtu, 21 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Nelayan Probolinggo gundah. Belakangan ikan kian sulit didapat. Para nelayan mengira hal ini terjadi karena datangnya "musim" angin Gending.

Dalam kondisi seperti ini sebagian besar nelayan tetap melaut. Meskipun cost-nya tinggi tapi hasilnya tak bagus. Itu karena mereka tak punya pilihan lain. "Sekali jalan biasanya dapat 1 ton. Sekarang, hanya bisa dapat antara 3-4 kwintal, ujar Agus, salah seorang nelayan saat ditemui Radar Bromo, Kamis (19/8) lalu.

Hal senada diungkapkan Husen, nelayan lainnya. Menurutnya, penurunan ikan itu terjadi sejak sekitar sebulan lalu. Itu, disebabkan angin Gending yang memang menjadi anginnya Probolinggo.

Husen mengaku, sekali berlayar biasanya bisa medapat ikan lebih dari 1 ton. Kini, kini hanya bisa menangkap ikan 2-3 kwintal. "Kadang pendapatannya, hanya cukup untuk modal saja," ujarnya.

Untuk pemburuan ikan, nelayan yang menggunakan kapal porsein tidak lagi berburu di laut Probolinggo. Pasalnya, terjangan angin yang terus mengganggu. "Ada yang ke Pasuruan, ada juga yang ke Madura," jelas Husen.

Wakil Ketua Aliansi Pedagang Ikan dan Nelayan (Alpin) Mayangan Hambali mengatakan, angin Gending terjadi sejak sekitar sebulan lalu. Dan, dampaknya pun sangt besar terhadap pendapatan para nelayan. Yakni, jumlah tangkapan terus menurun sementara modalnya tetap. "Mau tidak mau nelayan tetap melaut," ujarnya.

Menurut Hambali, meski terkadang rugi, para nelayan masih terus berburu. Pasalnya kalau tidak melaut, maka tidak akan dapat uang. "Dari mana mau mendapat uang kalau tidak berlayar, mau kerja lain kerja apa," ujarnya.

Kontan, denga cuaca yang tak bersahabat itu, pendapatan nelayan makin menurun. Tak tanggung-tanggung, penurunannya mencapai 50 persen. Bahkan, sebagian besar kapal ada yang hanya bisa menghasilkan 15 persen. "Itu, terjadi di laut Probolinggo karena musim angin Gending," jelas Hambali.

Menurutnya, dari sekitar 110 kapal jonggrang milik nelayan, sekitar 10 persen sudah istirahat. Itu, juga merupakan salah satu dampak dari angin Gending. "Ada kapal yang memilih istirahat. Dan, ABK (anak buah kapal)-nya, pindah ke kapal lain," jelasnya

Musim paceklik itu, juga berdampak terhadap pendapatan para ABK. Biasnya, pada hari-hari normal setiap ABK bisa mendapatkan duit minimal Rp 100 ribu perhari. Tapi, kali ini setiap ABK hanya bisa mendapatkan Rp 25 ribu perhari. "Pendapatannya tidak menentu, tergantung banyak dan jenis ikannya," ujarnya.

Sementara, Kepala Subseksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Kepelabuhanan Adpel Probolinggo Hermanto mengatakan gelombang laut Probolinggo masih aman. Dan, tidak terlalu tinggi alias normal. Itu, tidak terpengaruh oleh angin Gending. "Kalau di sini (Probolinggo), (gelombang) tidak begitu tinggi," ujarnya.

Menurut Hermanto, angin Gending itu biasanya terjadi sampai November nanti. Dan, selama itu biasanya ikan sulit didapat. "Biasnya, sampai Nopember. Ikan sulit dan biasnya jadi mahal," ujarnya.

Hermanto mengatakan, dalam Agustus-Desember biasnya tidak akan terjadi gelombang tinggi. Itu, hanya bisa terjadi antara Januari-Februari. Dan, angin gending ini tidak sampai membuat gelombang tinggi. "Kalau gelombang tinggi, kami akan keluarka larangan melaut," ujarnya.

Menurutnya, angin gending itu hanya terjadi di daerah Probolinggo. Dan, bila nelayan mau mencari ikan ke luar Probolinggo, diperkirakan akan tetap melimpah. "Kalau nyarinya di tempat lain (luar Probolinggo), mungkin akan banyak. Karena hanya di sini anginnya yang kencang," jelansya.

Sulitnya ikan itu, menurut Hermanto juga disebabkan nelayan yang tidak pandang bulu. Yakni semua jenis ikan disikat. Dari yang kecil hingga yang besar. "Beda dengan luar negeri, kalau di luar negeri yang kecil-kecil dilepas kembali. kalau di sini, besar kecil dibawa pulang semua," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=175827

Tidak ada komentar:

Posting Komentar