Minggu, 22 Agustus 2010

Angin Gending Datang, Ikan pun Menjauh

Sabtu, 21 Agustus 2010 | 11:17 WIB

PROBOLINGGO - Bertiupnya angin Gending sejak sebulan lalu berakibat pada pendapatan nelayan di Probolinggo karena ikan semakin menjauh. Sebagian nelayan akhirnya berburu ikan hingga perairan Madura dan Bali.

”Angin Gending memang mengakibatkan ikan-ikan menjauh dari peraian Probolinggo. Kami pun terpaksa melaut ke luar daerah,” ujar H Hambali, Ketua Paguyuban Nelayan ”Putera Samudera” Mayangan, Kota Probolinggo, Sabtu (21/8) pagi tadi.

Selain itu, kata Hambali, sepinya ikan di peraian dangkal antara Probolinggo-Giliketapang diduga juga karena terumbu karang di kawasan itu sudah banyak yang rusak.

Hal senada diungkapkan Agus, nelayan Mayangan lainnya. ”Sekali jalan biasa kami mendapatkan 1 ton ikan, sejak sekitar sebulan lalu hanya dapat 3-4 kuintal,” ujarnya.

Guna menghindari tiupan angin Gending, sejumlah nelayan besar melaut ke perairan Madura dan Bali. Dari sebanyak 110 perahu milik 60 anggota paguyuban ”Putera Samudera” misalnya, sebagian besar kini menjadi nelayan andon di beberapa daerah. ”Kalau berkutat di Probolinggo ya tidak dapat tangkapan,” ujar Hambali.

Karena terpaksa menempuh jarak relatif jauh saat menangkap ikan, biaya operasional perahu nelayan pun membengkak. Hambali mencontohkan, biaya operasional perahu nelayan dengan tonase 10-20 gross tons (GT) bisa mencapai Rp 4-5 juta untuk 2 hari penangkapan ikan.

”Untuk berangkat menangkap ikan di utara Bali saja jaraknya sekitar 500 kilometer dari Probolinggo, tentu saja butuh solar cukup banyak,” ujarnya.

Awalnya nelayan menyiasati dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk mesin dieselnya. ”Lha sekarang minyak tanah harganya Rp 7.500 per liter, ya kami kembali menggunakan solar,” ujar Hambali.

Disinggung dengan biaya operasional Rp 4-5 juta untuk pergi pulang (PP), apakah pendapatannya sepadan, Hambali mengatakan, kadang-kadang balik balik modal. ”Yang sering ya hanya dapat ikan yang kalau dijual laku Rp 2-3 juta,” ujarnya.

Guna menghemat bahan bakar minyak (BBM) solar, sebagian awak perahu tidak pulang ke daratan. ”ABK perahu saya ada yang tidur di atas perahu di tengah laut sampai 3 hari,” ujar Hambali yang mengaku punya 3 perahu.

Beberapa pemilik perahu yang tidak kuat lagi menjalankan usahanya terpaksa menjual perahunya. ”Dari sebanyak 60 pemilik perahu anggota paguyuban, sekitar seperempatnya sudah menjual perahunya,” ujar Hambali.

Sementara itu Kasubsi Lalulintas Angkutan Laut dan Kepelabuhan, Adpel Probolinggo, Hermanto mengatakan, angin Gending tidak sampai menimbulkan gelombang besar. ”Masih aman bagi nelayan untuk berlayar. Kalau dampaknya ikan-ikan menjauh, bisa saja,” ujarnya.

Hal itu bisa disiasati, nelayan menangkap ikan di luar perairan Probolinggo. ”Mungkin bisa ke Pasuruan, Situbondo, atau ke perairan Madura,” ujar Hermanto. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b31378bbfb701dc33efdb269aa01e844&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar