Senin, 26 Juli 2010

Disangka Penculik, Nyaris Dimassa

[ Senin, 26 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Isu penculikan anak benar-benar menjadi masalah sensitif di tengah masyarakat Probolinggo saat ini. Simak saja yang terjadi kemarin (25/7) siang. Seorang warga Kebonsari Kulon RT 2/RW VI yakni Katon, 37, nyaris dihajar massa karena disangka menculik anak di Jl Musi, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kedopok.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, kejadian tersebut bermula dari kunjungan Katon kemarin ke sebuah acara nikahan di Jrebeng Kulon. Temannya, Topo punya hajat menikahkan putrinya.

Topo melalui saudaranya, Jatim, mengundang Katon agar hadir di acara itu. "Saya yang mengundang sendiri tiga minggu sebelumnya. Saya kenal akrab. Ia datang pagi-pagi karena ingin saat sepi," jelas Jatim.

Tapi, sebelum sampai ke tempat hajatan itu, Katon bertemu seorang bocah bernama Nur Ali F. Sebenarnya, Nur Ali warga Muneng, Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Tapi, kebetulan siang itu dia sedang berkunjung di rumah kakeknya, Khadiri, di Jrebeng Kulon blok Karangbulu RT 1/RW I, Kedopok.

Nah, Nur Ali mengaku saat itu sempat diminta Katon untuk mencucikan motor Supra X 125 milik Katon di tempat pencucian mobil yang ada di jalan raya. Mendengar ajakan tersebut, Nur Ali yang takut langsung pulang ke rumahnya dan menceritakan kepada orang tua dan keluarganya.

Pengakuan Nur Ali ditanggapi dengan kecurigaan luar biasa. Apalagi belakangan isu penculikan anak yang beredar melalui SMS (Short Message Service) sudah beredar luas di masyarakat Probolinggo. Warga setempat lalu menghubung-hubungkan isu itu dengan pengakuan Nur Ali.

Selanjutnya, warga setempat bergerak cepat mengamankan Katon. Katon langsung diamankan dulu ke rumah Khadiri. Saat dimintai KTP, Katon mengaku tidak bawa. Katon menyatakan KTP-nya ketinggalan di rumah.

Kabar penangkapan Katon cepat menyebar. Dan yang tersebar adalah kabar: penculik anak tertangkap! Tak ayal, dalam waktu sekejap massa langsung membanjiri rumah Khadari dan berniat menghakimi Katon.

Sekitar pukul 12.15 ribuan orang berduyun-duyun mendatangi rumah Khadiri, tempat Katon diamankan. Warga berniat menghakimi sendiri Katon. Tapi syukur saja aksi massa berhasil dicegah. Itu setelah sekitar seratus personel Polresta Probolinggo diturunkan untuk menenangkan massa.

Tapi, upaya polisi menenangkan massa sungguh tidak mudah. Massa seperti sudah kalap, ingin menghakimi seorang penculik. "Mohon sabar, serahkan semuanya pada petugas kepolisian. Tolong berikan jalan," teriak seorang petugas di depan rumah Khadiri.

Sekitar pukul 13.00, massa sudah menyemut memenuhi ruas jalan desa setempat. Karena kondisi kurang kondusif, Katon yang diamankan di dalam rumah Khadari pun harus menunggu hingga situasi benar-benar aman untuk dievakuasi.

Kapolresta AKBP Agus Wijayanto yang kemarin turun langsung ke lokasi, ikut serta menenangkan warga. Namun, warga terus merangsek mendekati rumah Khadiri.

Polisi memberikan kesempatan kepada pemilik rumah, Khadari, ketua RT setempat, lurah Jrebeng Kulon untuk memberikan penjelasan kepada massa.

Bahkan anggota DPRD kota asal Kebonsari Haris Nasution juga terlihat turun untuk menenangkan massa. Lelaki yang biasa disapa Cak Yon itu meminta warga untuk pulang. "Tolong tenang. Serahkan kepada petugas berwajib," kata Cak Yon melalui pengeras suara.

Ketika massa sudah mulai lengah, petugas pun langsung mengevakuasi Katon keluar dari rumah Khadari menuju mobil dinas Kapolresta. Mobil itu sudah diparkir di depan rumah Khadari. Tapi, polisi harus mengelabui massa. Saat dibawa keluar dari rumah menuju mobil, Katon disuruh memakai rompi polisi. Dengan begitu, ia terselamatkan dari amuk massa.

Tapi, sempat ada beberapa orang yang nekat melempari mobil Kapolresta itu dengan batu berukuran cukup besar. Beruntung petugas berhasil mengamankannya.

Selanjutnya, Katon dilarikan ke Mapolreta Probolinggo sekitar pukul 14.30. Dan selanjutnya dimintai keterangan oleh petugas kepolisian.

Dalidi, ketua RT 2/RW VI Kebonsari Kulon yang ikut ke lokasi mengaku kalau Katon merupakan salah satu warganya. "Dia itu bukan penculik anak. Ia adalah warga saya," katanya.

Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto mengatakan kejadian tersebut karena masyarakat di Jrebeng Kulon termakan isu penculikan anak. "Apalagi ia (Katon) warga dari daerah lain, tidak dikenal warga Jrebeng Kulon, maka ada isu berkembang bahwa ia adalah pelaku penculikan," katanya.

Ia bersyukur kejadian itu bisa diatasi. "Berkat bantuan Pak RT, Lurah, tokoh masyarakat setempat korban akhirnya bisa dievakuasi dengan selemat. Kejadian itu tidak sampai membawa korban dan situasi bisa terkendali kembali," imbuh Kapolresta. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar