Senin, 26 Juli 2010

Baru Lulus Tentara Menghajar Kepala Desa

Senin, 26 Juli 2010 | 08:26 WIB

PROBOLINGGOBaru lulus pendidikan militer dan mendapat strip merah satu alias pangkat prajurit dua (prada), Zaini warga Desa Pesisir, Kec. Gending, Kab. Probolinggo sudah berkacak pinggang. Petantang petenteng konvoi di desanya.

Tragisnya dia berani memukuli kepala desanya, Sanemo. Kontan saja dia langsung ditangkap Subdenpom V/3.

”Saya tidak terima, dipukuli sampai mulut saya nyonyor,” ujar Kades Pesisir, Sanemo, Senin (26/7) pagi tadi.

Apalagi, kata dia, pemukulan itu dilakukan di hadapan banyak orang yang membuat ia merasa dijatuhkan wibawanya sebagai Kades Pesisir.

Kades Sanemo didampingi pengurus Asosiasi Pemerintahan Desa (Apdesi) Kab. Probolinggo dan Camat Gending, Sukarno, melaporkan kasus itu ke Subdenpom dan Polsek Gending.

Peristiwa itu Sabtu (24/7) lalu. Prada Zaini baru lulus dari pendidikan militer di Malang. Ia pun disambut teman-temannya dengan konvoi sepeda motor sejak di pertigaan Desa Pesisir.

Iring-iringan konvoi motor berhenti di depan rumah Kades Sanemo. Kebetulan Sanemo saat itu tidak ada di rumah. Prada Zaini lantas mengucapkan kalimat bernada sesumbar. ”Saya sekarang sudah punya pangkat dan punya senjata, jangan macam-macam dengan saya,” ujarnya.

Istri dan anak-anak Sanemo ketakutan mendengar ucapan bernada mengancam itu. ”Istri saya sampai menangis karena ketakutan,” ujar Sanemo.

Malam itu juga setelah dilapori anggota keluarganya, Sanemo dengan bersepeda motor mendatangi rumah Prada Zaini, yang berjarak sekitar 400 meter dari rumahnya. Ia ingin menanyakan, apa maksud Prada Zaini dan konvoi motor meluruk rumahnya.

”Namun baru saja saya menjagrak sepeda motor, saya sudah dipithing oleh kakak Zaini. Zaini kemudian memukuli mulut saya sampai nyonyor,” ujar Sanemo.

Akui Pukul

Sabtu malam itu juga Prada Zaini dijemput polisi militer dari Subdenpom V/3 Probolinggo. Dengan berpakaian dinas militer, Prada Zaini dicecar sejumlah pertanyaan.

Kepada wartawan yang menemuinya di Markas Subdenpom V/3 Probolinggo, Jl. Suroyo, Kota Probolinggo, Prada Zaini mengakui, keluarganya ada masalah lama dengan Kades Sanemo. Dikatakan hubungan keluarganya renggang dengan Kades Sanemo pasca pemilihan kepala desa (Pilkades) sekitar 4 tahun lalu.

Pemicunya, saat Pilkades, kakak kandung Prada Zaini menjadi tim sukses Sanemo. Sanemo menjanjikan bakal memberikan sesuatu jika kelak terpilih menjadi Kades. Ternyata setelah terpilih menjadi Kades, hingga kini pun bonus itu tidak pernah diberikan kepada kakak kandung Prada Zaini.

Prada Zaini mengakui, dirinya emosi sehingga memukul Kades Sanemo. “Soalnya dia (Kades Sanemo) mengancam akan memberhentikan saya. Ya langsung saya pukul,” ujarnya.

Selain Prada Zaini, tiga warga sipil yang diduga ikut memukul Kades Sanemo ikut diproses hukum. “Tiga warga sipil itu yang disangka ikut memukul Kades Sanemo, sedang kami proses,” ujar Kapolsek Gending, AKP Tri Joko. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=077634601aceeca8f23d118414476e0d&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Tidak ada komentar:

Posting Komentar