Senin, 24 Mei 2010

Tambak Sari Butuh Pengembangan

[ Senin, 24 Mei 2010 ]
PAJARAKAN - Meski berlabel tempat wisata, wisata Tambak Sari di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan minim fasilitas. Padahal, tempat wisata yang dikelola Ikatan Pemuda Pantai Utara (IPPU) itu sejatinya cukup dikenal masyarakat.

"Tidak ada yang menonjol di situ," ujar Fadlil, 25, pengunjung asal Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan. Fadlil mengatakan, seharusnya Tambak Sari dimaksimalkan pengelolaannya. Sebab, lokasinya strategis. "Eman kalau dibiarkan. Potensinya besar," katanya.

Hal senada diungkapkan Surur, 27, pengunjung asal Desa Opo-Opo, Kecamatan Krejengan. Menurut Surur, Tambak Sari tidak sesuai mendapat label tempat wisata. Sebab menurutnya, nyaris tidak ada fasilitas yang memadai. "Kalau ini bukan tempat wisata, Mas," ujar Surur.

Dalam pantauan Radar Bromo, lokasi Wisata Tambak Sari memang cukup strategis. Namun belum ada fasilitas apapun di lokasi tersebut. Hanya ada kolam pancing dan tempat pemancingan ikan.

Padahal selain memancing, pengunjung bisa menikmati pemandangan sunset (matahari tenggelam) yang cukup indah. Di samping itu, pasir putih di pantai tersebut cukup menarik untuk dikunjungi.

Sementara Ketua IPPU Abdur Roziq mengatakan, wisata Tambak Sari dirintis sejak 2004. Pengelolaannya menurut Roziq, dilakukan secara mandiri. "Dari hasil swadaya masyarakat," katanya.

Menurut Roziq, sejauh ini pemerintah tidak mengelola tempat tersebut. Sebab, pengelolaannya sudah dipasrahkan pada masyarakat. "Kebetulan kami yang dipercaya," lanjutnya.

Namun kata dia, pemerintah tetap mengontrol lokasi tersebut. Roziq mengatakan, pemerintah juga membantu pengembangan lokasi wisata tersebut. Misalnya, mengadakan kegiatan semacam festival. "Keuntungannya dikelola masyarakat," katanya.

Saat dikonfirmasi Radar Bromo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan, tidak semua tempat wisata dikelola pemerintah. Sebab menurutnya, Kabupaten Probolinggo memiliki banyak tempat berpotensi wisata. "Hampir setiap desa berpotensi wisata," ujar Tutug.

Lokasi yang dikelola pemerintah kata Tutug, jumlahnya masih sedikit. Sebab, pemerintah mempunyai kendala berupa anggaran yang terbatas. Jika memaksimalkan semua lokasi, maka anggaran yang ada tidak mencukupi. "Jadi pengelolaan pemerintah masih terbatas," lanjutnya.

Wisata Tambak Sari sendiri kata Tutug, termasuk jenis wisata yang dikelola masyarakat. Pemerintah sifatnya hanya membantu. Bantuan tersebut menurut Tutug ada dua macam. Yakni, pembinaan kelembagaan dan intervensi program. "Bentuk intervensi misalnya mengadakan atraksi budaya di lokasi wisata," terangnya.

Lebih lanjut Tutug mengatakan, ada dua jenis tempat wisata. Yakni wisata desa serta desa wisata. Wisata Desa menurut Tutug, adalah tempat wisata yang dikunjungi wisatawan. Namun si wisatawan tidak bermalam.

Sementara Desa Wisata dikunjungi dan dimanfaatkan wisatawan untuk menginap. "Kalau wisata Tambak Sari masih termasuk wisata desa," ujar Tutug.

Ke depan menurut Tutug, wisata Tambak Sari akan tetap dikembangkan. Namun Tutug belum bisa memastikan waktunya. Sebab menurutnya, Disbudpar masih mempertimbangkan skala prioritas. "Step by step dulu. Tetap akan dikembangkan," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160171

Tidak ada komentar:

Posting Komentar