Senin, 24 Mei 2010

Helikopter di Berkah Desa

[ Senin, 24 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Warga desa Sumberbulu, Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo kemarin (23/5) mempunyai gawe besar. Mereka menggelar ritual rutin selamatan desa atau berkah desa. Tahun ini ritual berkah desa dimeriahkan dengan kirab tumpeng dari 27 RT (Rukun Tetangga) dan berbagai atraksi kesenian.

Acara kirab tumpeng tersebut melewati rute jalan utama desa. Kontan saja jalan utama desa tersebut lumpuh sampai sekira 3 jam-an. Acara tersebut dimulai sekira pukul 13.00.

Dari 27 peserta kirab tumpeng tersebut semuanya ingin tampil terbaik. Tumpeng pun dibawa dengan berbagai macam bentuk kendaraan pengangkut. RT 4 misalnya yang membawa tumpeng dengan menggunakan becak.

Uniknya becak tersebut sudah dimodifikasi bentuknya menyerupai sebuah helikopter berukuran cukup besar. Selain disimpan di dalam, tumpeng yang dikirab juga ditaruh di bagaian atas "helicopter" itu.

Ada juga peserta dari RT lain yang mengirap tumpeng dengan menampilkan atraksi kuda kencak yang dinaiki oleh pengantin-pengantin kecil. "Lucu juga anak-anak kecil didandani seperti kematin," ucap Rohim, warga setempat yang nonton dari pinggir jalan.

Sagi, salah satu tokoh masyarakat setempat mengatakan, ritual berkah desa tersebut dilakukan secara rutin setiap tahunnya. "Cuma selama empat tahun kemarin gaungnya meredup," katanya.

Menurut Sagi, salah satu tokoh desa, acara berkah desa tersebut dilaksanakan secara turun menurun karena sebagai wujud syukur atas karunia yang telah diberikan Allah. "Untuk menolak balak. Dan agar hasil bumi kami bisa semakin berlimpah," beber Sagi.

Haryono, kades Sumberbulu menambahkan, digelarnya ritual berkah desa tersebut juga merupakan bentuk napak tilas dari sejarah desa Sumberbulu. Diceritakan Haryono, awal mulanya desa tersebut bernama Sumber Wulu.

Artinya terdiri dari dua kosa kata yakni "sumber" dan "wulu". "Karena ada sumbernya jadi memakai nama sumber. Nama wulu sendiri artinya bambu jenis bulu," beber Haryono.

Namun bambunya sedikit unik. Sebab di desa tersebut hanya ada satu batang bambu yang tumbuh di tengah-tengah sumber air. "Karena itu lantas dinamai sumber wulu yang akhirnya berganti menjadi sumber bulu," jelas kades.

Dari 27 tumpeng yang dikirab tersebut, satu tumpeng milik kades dilarung ke sumber air Ronggojalu di dusun Krajan. Sementara lainnya dimakan bersama-sama di lapangan dusun Krajan. "Ini adalah pesta rakyat, uangnya dari swadaya masyarakat," beber kades.

Sementara itu camat Tegalsiwalan Santiono berharap acara ritual berkah desa tersebut bisa digelar secara rutin. "Kami sudah berkoordinasi dengan disbudpar (Dinas kebudayaan dan pariwisata). Kami berharap acara ini bisa menarik wisatawan," harap camat. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160165

Tidak ada komentar:

Posting Komentar