Selasa, 27 Juli 2010

Waspada Jaga Anak dan Rumah

[ Selasa, 27 Juli 2010 ]
Polres Siap Sosialisasi pada Warga

KRAKSAAN - Beredarnya SMS tentang penculikan anak membuat Polres Probolinggo bertindak cepat. Bukan hanya menghimbau, Polres juga siap menggelar sosialisasi. "Agar masyarakat bisa mengerti tentang SMS itu dan memproteksinya," ujar Wakapolres Probolinggo Kompol Sucahyo Hadi.

Ditemui di kantornya, Sucahyo mengaku persoalan itu juga menjadi perhatian Polres saat ini. Bahkan, pihaknya sudah mengantisipasi hal tersebut. Yakni dengan meningkatkan pengawasan di setiap titik rawan.

Selain itu, juga digelar sosialisasi. Intinya, Polres minta agar warga selalu menjaga anak dan rumah. "Nanti kita koordinasikan lebih lanjut. Harus ada prosedur yang dilalui. Pada prinsipnya yang harus dijaga betul adalah keselamatan anak dan rumah. Jangan sampai masyarakat lengah," ujar Sucahyo.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, banyak warga resah dan khawatir terhadap isu penculikan anak di bawah umur. Apalagi, beredar SMS yang berisi himbauan tentang penculikan itu.

Sementara informasi yang berhasil dihimpun Radar Bromo hingga kemarin, ternyata banyak isu penculikan yang berkembang di masyarakat. Bahkan isu itu tidak hanya dari SMS. Namun, mulai berkembang dari mulut ke mulut.

Bahkan isu itu meluas ke beberapa desa. Misalnya saja di Kecamatan Dringu, Kuripan, Kotaanyar, Paiton dan Krejengan. Bahkan bahasa yang disampaikan cukup meyakinkan. "Iya Mas. Ada yang kepalanya dipenggal, kakinya diputus," ujar Iqbal, 31, warga Kecamatan Pajarakan.

Namun KBO Reskrim Polres Probolinggo Iptu Muhammad Dugel mengatakan, tidak ada laporan dari masyarakat terkait SMS tersebut."Laporan saja belum masuk. Saya kira SMS itu terlalu dilebih-lebihkan," tutur Dugel.

Dugel menduga, SMS itu disebar oleh sebuah sindikat. Sekarang kata Dugel, banyak ibu-ibu yang menjemput anaknya ke sekolah. Bagi yang tidak punya pembantu, rumah ditinggal kosong. "Bisa saja terjadi pencurian. Sederhana saja. Anak aman, malah barang-barang disikat di rumah karena ditinggal penghuninya," jelas Dugel.

Lebih jauh Dugel menjelaskan, SMS itu kini menjadi perhatian Polri. Disebutkan Dugel, SMS tersebut pertama kali muncul dengan mengatasnamakan Polres Bondowoso. Dugel berharap, tidak ada kejadian apapun dari efek SMS tersebut. Sebab jika benar terjadi penculikan, maka dampaknya akan sangat buruk.

Dugel lantas mencontohkan, jika ada anak diculik hal ini akan jadi kasus besar. Apalagi jika dibunuh dan dimutilasi. "Bahkan mutilasi Tiris dan pembunuhan Saiful kalah besar kasusnya," ujar Dugel membandingkan.

Lebih jauh Dugel menjelaskan, warga tidak akan melaporkan ke Polsek. Khususnya jika kasus itu terjadi. Sebab warga akan langsung lapor ke Polres. "Karena itu tadi. Jika terjadi, akan jadi kasus besar. Sejauh ini belum ada laporan demikian. Baik di polsek maupun di polres" sebut Dugel. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171902

Tidak ada komentar:

Posting Komentar