Selasa, 27 Juli 2010

Kecewa Penyelidikan, Desak Transparan

[ Selasa, 27 Juli 2010 ]
Soal Kematian Saiful Bahri

KRAKSAAN - Sudah 40 hari M. Saiful Bahri, guru MAN Pajarakan sekaligus sekretaris MUI Kecamatan Kraksaan meninggal dengan cara mengenaskan. Bahkan peringatan 40 hari kematiannya berlangsung di rumah Saiful, Minggu (25/7). Sayangnya, sampai kini Polres Probolinggo belum mengungkap hasil penyelidikannya ke publik.

Itulah yang kini diresahkan sejumlah ormas dan LSM di Kabupaten Probolinggo.

Bahkan ada anggapan Polres Probolinggo lamban menyelesaikan kasus tersebut. Seperti yang disampaikan Ketua Tanfidziyah PCNU Kraksaan H. Nasrullah A. Suja'i usai pelantikan PCNU Kraksaan dan Kabupaten Probolinggo di Islamic Center, kemarin (26/7).

Suja'i mengatakan, hingga kini pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan Polres. "Ternyata masih belum ada. Kinerjanya kok lamban ya," ujar Suja'i.

Padahal menurutnya, kematian Saiful sudah cukup lama. "Ingat masyarakat menunggu (hasil penyelidikan). Hal ini cukup penting. Sebab Saiful itu figur publik," tuturnya.

Suja'i mengaku sudah dua kali bertatap muka dengan Kapolres Probolinggo AKBP Rastra Gunawan. Pertama saat pisah kenang di Mapolresta Probolinggo. Kedua saat Rastra salat Jumat di Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan. "Saya sampaikan (kepada Kapolres), PR beliau banyak. Dan PR itu harus segera diungkap. Insya Allah dalam minggu-minggu ini saya dan rekan-rekan akan menghadap Kapolres," imbuhnya.

Demikian juga lontaran Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo H. Ahmad Budiono. Menurut Budiono, Polres mestinya bisa menyampaikan perkembangan penyelidikan. "Minimal bicara perkembangannya, bukannya tidak bicara sama sekali. Selain itu Polres terkesan tak transparan dalam hal ini. Masalahnya sekarang masyarakat menunggu," tegas Budiono.

Humas Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Kabupaten Probolinggo H. Yasin mengungkap hal serupa. Menurutnya, mestinya Polres lebih peka terhadap desakan masyarakat. "Selain (kasus) Saiful, sebelumnya kan masih ada yang belum terungkap. Ini bisa jadi bumerang bagi Polres," tegas Yasin.

Ketua LSM AMPP Kabupaten Probolinggo H. Luthfi berpendapat sama. Menurutnya Polres cukup lamban dalam penanganan kasus tersebut. Selain itu, Polres juga tak terbuka pada hasil penyidikan. "Kita tak tahu apa yang sudah dilakukan kapolres. Padahal yang ditunggu-tunggu bukan hanya hasilnya, tapi juga perkembangan dalam kurun waktu tertentu," sebut Luthfi.

Namun pandangan berbeda dikemukakan Ketua LSM Exist Kabupaten Probolinggo Fanani Zen. Dikatakan Zen, dirinya masih melihat dari sudut objektif. Polres menurutnya sudah berusaha maksimal mengungkap kasus tersebut.

Namun lanjut Zen, belum ada bukti yang bisa membuka kedok pelaku. "Itu menurut perkiraan saya. Jangan su'udzon (buruk sangka) dulu pada polres," pintanya,

Meski demikian, Zen mengaku maklum dengan desakan sejumlah ormas. Sebab masyarakat memang menunggu hasil penyelidikan tersebut. Namun Polres menurut Zen bisa saja mempertimbangkan dampak buruk transparansi itu.

"Artinya bisa mengganggu penyelidikan. Saya pikir wajar saja. Yang penting Polres benar-benar berusaha mengungkap. Nah, ketika sudah terungkap Polres segera memberitahukan pada masyarakat," tutur Zen.

Sementara saat ditemui Radar Bromo, Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Heri Mulyanto menanggapi komentar tersebut. Dikatakan Heri, Polres sudah berusaha semaksimal mungkin. Bahkan semua anggota Sat Reskrim dikerahkan. "Kita tidak berpangku tangan. Setiap hari kita terus pantau kasus tersebut," ujarnya.

Soal transparansi yang dituntut sejumlah ormas dan LSM, Heri memaklumi. Sebab perkembangan kasus tersebut memang ditunggu masyarakat. Namun Heri minta masyarakat bersabar. Menangani kasus semacam itu bukan perkara mudah. "Kita jamin kasus ini Insya Allah terungkap," tegas Heri.

Lebih jauh Heri mengatakan, sejauh ini sebenarnya sudah banyak yang berhasil diungkap polres. Namun hal itu tetap tidak bisa disampaikan kepada publik. Sebab hal itu memang bisa mengganggu penyelidikan. "Ini bukan main-main. Jadi mohon maaf. Kami belum bisa memberikan keterangan apapun," tegas Heri menutup pembicaraan. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171900

Tidak ada komentar:

Posting Komentar