Sabtu, 31 Juli 2010

Dua Guru SD Digerebek Warga

[ Sabtu, 31 Juli 2010 ]
Ibu dan Anak Sama Masukkan Lelaki Lain

PROBOLINGGO - Dunia pendidikan di Kota Probolinggo kembali tercoreng. Kali ini bukan kasus "pintu belakang" penerimaan siswa baru melainkan tindakan asusila. Dua orang guru SDN Jrebeng Lor 5 digerebek saat berada di dalam kamar pada Jumat (30/7) dini hari. Parahnya, kedua guru tersebut masih berstatus suami dan istri orang.

Penggerebekan itu rupanya sudah direncanakan oleh warga di Jl Achmad Dahlan RT 1/RW 1, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. "Warga sudah mengamati keberadaan mereka. Lucu itu ceritanya. Tidak anaknya saja, ibunya juga sama laki-laki di kamar," ujar Lurah Kebonsari Wetan M Rofi'i kemarin.

Dari informasi yang dihimpun, Mismiarwati, 50, dan putrinya, Siti Aisah, 30, tinggal di satu rumah di lingkungan RT 1/RW 1 Jl Achmad Dahlan. Mismiarwati sudah menyandang status janda. Sedangkan Siti yang tercatat sebagai guru di SDN Jrebeng Lor 5 masih dalam proses perceraian dengan suaminya. Sidang perceraiannya pun baru digelar sekali.

Namun, warga sekitar sudah mengetahui Siti punya hubungan dengan seorang lelaki bernama Nurhayadi, 47. Dia warga Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Nurhayadi juga guru SDN Jrebeng Lor 5. Nah, Nurhayadi kerap datang dan menginap di rumah Siti. Itu yang membuat warga sekitar gemas.

"Pak RT sudah memperingatkan selama empat kali, tapi tidak digubris. Karena tidak digubris sama Nurhayadi, akhirnya warga marah dan menggerebek rumah Mismiarwati. Waktu diperingatkan, dia (Nurhayadi) hanya bilang iya-iya saja," imbuh Lurah M Rofi'i.

Menurutnya, warga sudah nyanggong Nurhayadi sejak Kamis (29/7) malam. Sampai pukul 00.00 Nurhayadi tidak terlihat keluar dari rumah Siti yang belum dikaruniai anak dari pernikahannya. Akhirnya pukul 00.10 (30/7) warga langsung melakukan penggerebekan dan mengamankan Nurhayadi sedang berada di kamar dengan Siti.

Tapi, warga dibikin terkejut saat melakukan penggerebekan itu. "Ternyata di kamar lainnya, ibunya Siti juga sekamar dengan laki-laki yang bukan suaminya. Jadi ibu dan anak ini sama-sama memasukkan laki-laki ke rumahnya," tutur Lurah Rofi'i.

Saat itu Mismiarwati sedang di kamar dengan lelaki bernama Sujono, 54. Sujono mengaku tinggal di daerah Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan dan berstatus duda. Baik Mirmiarwati dan Sujono juga belum mempunyai ikatan pernikahan.

Dua pasangan selingkuh itu akhirnya dibawa ke balai RW untuk menjalani identifikasi. Tapi, saat itu Nurhayadi sempat menjadi bulan-bulanan massa. Ia menerima bogem mentah dari warga yang sudah geram dengan tingkah lakunya.

Di balai RW, Nurhayadi mengaku sudah mempunyai istri yang tinggal di Desa Pajurangan. Sebelumnya Nurhayadi pernah menikah dan punya dua anak. Kemudian Nurhayadi bercerai, lalu menikah lagi dengan orang lain. Tapi, ia belum dikaruniai anak. Di pernikahan keduanya, Nurhayadi justru berselingkuh dengan Siti yang kini belum resmi cerai dengan suaminya.

Berbeda dengan Siti-Nurhayadi, pasangan Mismiarwati dan Sujono di balai RW membuat surat pernyataan. Isinya, Mismiarwati menyatakan siap untuk menikah. Mereka berdua juga sepakat untuk segera melengkapi keperluan administrasi demi pernikahannya.

"Mismiarwati dan Sujono mau menikah jadi tidak kami bawa ke kantor polisi. Kalau Siti dan Nurhayadi mereka masih sama-sama punya status pernikahan dengan orang lain, jadi kami serahkan ke pihak kepolisian," ungkap M Rofi'i.

Malam itu juga keduanya dibawa ke Mapolresta Probolinggo untuk menjalani pemeriksaan. Ditanya soal aksi massa yang menyerang Nurhayadi, lurah mengatakan kalau Nurhayadi sudah bertingkah dan tidak menghiraukan himbauan. "Warga gregeten sudah. Mangkel soalnya tidak direken. Semoga ini menjadi efek jera dan tidak merambat ke yang lain," imbuhnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Probolinggo AKP Agus Supriyanto membenarkan jika Siti dan Nurhayadi diamankan di kantornya. "Sudah kami periksa tapi masih menunggu laporan dari pihak yang dirugikan," ujar kasat.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Probolinggo Maksum Subani menyatakan pihaknya bakal membuat tim. "Akan menurunkan tim. Kalau hasilnya sudah jelas, akan ada tindakan sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku," tutur Maksum dalam pesan singkatnya kepada Radar Bromo kemarin. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172755

Tidak ada komentar:

Posting Komentar