Sabtu, 31 Juli 2010

Apel hingga Pagi, Guru Digerebek

Sabtu, 31 Juli 2010 | 07:56 WIB

PROBOLINGGO - Dua guru digerebek warga RT 1/RW 1 Kel. Kebonsari Wetan, Kec. Kanigaran, Kota Probolinggo.

Siti Aisyah (30), warga Kebonsari Wetan digerebek rumahnya saat berduaan dalam kamar bersama Nurhayadi (47), warga Desa Pajurangan, Kec. Gending, Kab. Probolinggo, Jumat (30/7) dinihari.

Kedua insan itu adalah guru di SD Negeri yang sama di belahan selatan Kota Probolinggo.

Yang mengejutkan, ibu kandung Siti Aisyah, Waryati (53), dipergoki sedang berduaan di kamar lain bersama Sudjono (55), warga Kel. Jati, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo. ”Maunya warga di sini menggerebek satu pasangan, ternyata dapat dua pasangan yang diduga mesum,” ujar Ketua RW 1, Aspuri.

Warga setempat, kata Aspuri, sudah geregetan dengan perilaku Aisyah dan Nurhayadi. Soalnya Nurhayadi sudah beberapa kali diperingatkan agar tidak bertamu ke rumah Aisyah hingga dinihari. Apalagi warga memergoki Nurhayadi pernah menginap di rumah Aisyah.

Kamis (29/7) malam, usai magrib, Nurhayadi ngapeli Aisyah. Hingga Jumat (30/7) dinihari belum juga pulang. Akhirnya sekitar pukul 01.00, sejumlah warga didampingi Ketua RW 1, Aspuri menggerebek rumah di Jl. KH Ahmad Dahlan, Kebonsari Wetan itu.

”Kami terpaksa menggerebek karena tidak ingin kampung kami rusak,” ujar Arifin, warga Kebonsari Wetan.

Warga mendobrak kamar yang ditempati Aisyah dan Nurhayadi. Nurhayadi sempat menjadi sasaran kemarahan warga karena ngeloyor pergi. Ia dihujani pukulan bertubi-tubi hingga mukanya memar dan berdarah.

Di saat bersamaan, warga juga menjumpai Waryati, ibu Aisyah dan Sudjono di kamar lain. Pasangan janda-duda itu digelandang bersama Aisyah dan Nurhayadi ke Balai RW 1, yang berjarak 100 meter dari rumahnya.

Tidak berapa lama Lurah Kebonsari Wetan, Rafii datang di lokasi. Akhirnya lurah dan Ketua RW 1 “menginterogasi” mereka. Sejumlah warga berteriak-teriak, ikut mengomentari ketika kedua pasangan itu menjawab berbelit-belit.

”Saya hanya numpang tidur,” ujar Nurhayadi. Mendengar alasan tidak masuk akal, sejumlah warga pun berteriak-teriak menghardik warga Desa Pajurangan itu.

Muncul usulan agar mereka dinikahkan. Waryati-Sudjono adalah janda-duda. Sementara Aisyah dan Nurhayadi sama-sama dalam proses perceraian dengan suami dan istrinya masing-masing. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=974114c801d7e910f9570c75670bddd3&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c


Tidak ada komentar:

Posting Komentar