Rabu, 16 Juni 2010

Tidak Batasi Murid Luar Daerah

[ Rabu, 16 Juni 2010 ]
Ketat, Persaingan Masuk Sekolah Negeri

PROBOLINGGO - Persaingan untuk mendapatkan kursi SMP dan SMA/SMK negeri di Kota Probolinggo bakal ketat. Selain pagunya terbatas, juga tidak ada batasan bagi siswa dari luar daerah.

Siapa pun bisa bersekolah di kota mangga ini asal memenuhi persyaratan yang ditetapkan. "Untuk Kota Probolinggo tidak ada batasan. Semua warga berhak mengenyam pendidikan, sesuai yang diamanatkan UUD 1945 dan UU Sisdiknas," jelas Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Maksum Subani kepada Radar Bromo kemarin (15/6).

Walau tak ada batasan, para siswa dari luar daerah yang ingin bersekolah di SMP maupun SMA/SMK negeri di Kota Probolinggo tetap harus memenuhi syarat yang ditetapkan. Selain persyaratan administrasi, mereka harus mendapatkan surat rekomendasi dari Dispendik setempat dan daerah yang dituju. "Asal ada rekomendasi dari dinas (dispendik) setempat kami terima," ujar Maksum.

Hanya, Maksum menyatakan, siswa berprestasi dari dalam kota masih mempunyai peluang lebih besar dibanding siswa dari luar daerah. Ada pembobotan nilai khusus siswa berprestasi. Pembobotan nilai hanya berlaku bagi siswa prestasi dalam daerah.

Sedangkan bagi siswa prestasi dari luar daerah tidak akan mendapatkan pembobotan nilai. "Bedanya hanya di pembobotan nilai saja. Siswa berprestasi dari luar tidak mendapatkan pembobotan nilai," jelas Maksum.

Ketatnya persaingan bukan hanya karena bebasnya siswa luar daerah masuk ke Kota Probolinggo. Tapi juga karena persaingan antarmurid asal Kota Probolinggo sendiri.

Sebagai catatan, di Kota Probolinggo ada 10 SMP negeri. Pagu yang disediakan dispendik untuk tingkat SMP ada 59 kelas. Terbagi menjadi 12 kelas SBI dan 47 kelas reguler. Masing-masing kelas SBI membutuhkan 28 siswa dan butuh 32 siswa untuk SSN (sekolah standart nasional). Setiap kelas regular maksimal diisi 40 siswa.

Sebanyak 59 kelas dari 10 SMP negeri itu membutuhkan sebanyak 1.928 siswa. Jumlah itu, tidak sebanding dengan lulusan sekolah dasar (SD) tahun ini, yang mencapai 3.828 siswa.

Hal ini juga terjadi untuk tingkat SMA sederajat. Pada tahun ini jumlah siswa yang lulus SMP mencapai 3.668 orang. Sedangkan kursi SMA/SMK negeri hanya tersedia sebanyak 46 kelas yang hanya sanggup menampung sebanyak 2.116 pelajar. Karena itu, persaingan ini akan kian ketat dengan masuknya siswa asal luar daerah.

Menurut Maksum, Dispendik sebenarnya sudah menambah jumlah rombongan belajar (rombel). Tapi itu tetap tidak sebanding. "Jumlah rombelnya memang bertambah. Tapi jumlah siswanya tetap. Itu juga untuk mempermudah para guru yang hendak memenuhi persyaratan sertifikasi. Karena, setiap guru harus mempunyai minimal 24 jam beban mengajarnya," jelas Maksum.

Bagaimana dengan mekanisme tes masuk SMP-SMA negeri di Kota Probolinggo untuk tahun ini? Maksum menjelaskan, untuk masuk SMP negeri reguler (SSN) melalui perankingan UASBN, ditambah pembobotan prestasi untuk siswa dalam kota. Mekanisme serupa berlaku untuk masuk SMA negeri yang reguler. Sedangkan untuk masuk SMK negeri reguler ada tes dan perangkingan nilai unas.

Soal pendaftaran, Dispendik tetap memberlakukan sistem online seperti tahun lalu. Tapi, itu tidak untuk masuk SMK negeri. "Karena untuk masuk SMK masih perlu adanya tes pembobotan, sehingga belum bisa dilakukan secara online," ujar Maksum. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164662

Tidak ada komentar:

Posting Komentar