Selasa, 22 Juni 2010

Terima SMS Teror Bertubi

[ Selasa, 22 Juni 2010 ]
KRAKSAAN - M. Saiful Bahri benar-benar mendapat teror bertubi melalui SMS (short message services) sebelum akhirnya ditemukan tewas terbunuh pada Rabu (16/6) lalu. Sekretaris MUI Kraksaan sekaligus guru MAN Pajarakan Kabupaten Probolinggo itu menerima SMS teror bahkan setelah HP atau ponselnya berganti nomor.

Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Mulabbi Holili mendapat keterangan dari Sanima, ibu Saiful Bahri, yang asli Paiton. Dari keterangan Sanima, saat pulang ke rumah asalnya di Paiton pada Minggu (13/6) malam, Saiful Bahri mengeluh banyak menerima SMS teror.

Saat dihubungi Radar Bromo kemarin, Mulabbi menyatakan isi SMS tersebut bukan teror biasa. Namun memang ada indikasi korban memang akan dibunuh. "Di SMS disebutkan korban harus hati-hati. Umurmu sudah hampir habis. Hidupmu tak akan lama lagi," tutur Mulabbi menirukan ucapan Sanima tentang SMS teror yang diterima Saiful Bahri.

Keterangan soal SMS teror yang diterima Saiful Bahri juga diungkapkan Arif Suhari. Arif adalah rekan seperjuangan Saiful Bahri di MUI Kraksaan. Menurut Arif, sekitar lima bulan lalu korban sempat berganti nomor ponsel.

Pergantian nomor ponsel itu, menurut Arif, dilakukan Saiful Bahri karena merasa resah oleh SMS teror. "Akhirnya ganti nomor. Terornya sudah lama sekali. Namun baru dibunuh beberapa waktu lalu," tutur Arif.

Soal SMS teror itu, Arif menyebut ada kejanggalan. Sebab, setelah Saiful Bahri ganti nomor baru, SMS teror tetap datang padanya. Seharusnya, kata Arif, peneror tidak tahu nomor baru korban. Namun, faktanya SMS teror tetap datang bertubi-tubi pada korban. "Saya yakin ada keterlibatan orang dalam," kata Arif menduga-duga.

Diketahui, M. Saiful Bahri, 45, warga Perumahan Semampir Indah, Kraksaan Kabupaten Probolinggo menghilang pada Selasa (15/6) lalu. Berikutnya, pada Rabu (16/6) pagi, tubuhnya ditemukan tak bernyawa di sungai Rondoningo, tepatnya bawah jembatan Desa Sentong, Krejengan. Di tubuhnya ditemukan sejumlah luka tusuk dan bacok. Polisi menduga Saiful Bahri adalah korban pembunuhan berencana.

Nama Saiful Bahri dikenal tidak hanya sebagai guru MAN Pajarakan. Ia juga adalah sekretaris MUI Kraksaan. Selain itu dia merupakan sekretaris umum Lembaga Dakwah PCNU Kraksaan dan ketua Yayasan Pemberdayaan Bangsa Kabupaten Probolinggo.

Penyelidikan masih dilakukan polres Probolinggo dalam mengusut kasus ini. Walau belum sampai menemukan tersangka pelaku, polisi sudah mulai menemukan dugaan motifnya. Ada duga dugaan motif yang saat ini didalami polisi. Yakni motif masalah pekerjaan dan motif masalah keluarga.

Di sisi lain, polisi terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Sampai kemarin ada delapan orang saksi yang telah diperiksa. Dua saksi di antaranya sampai dilakukan dua kali pemeriksaan. Itu karena saksi tersebut memiliki banyak info penting terkait pembunuhan Saiful Bahri.

Dari pemeriksaan saksi-saksi itu, menurut KBO Reskrim Iptu Muhammad Dugel, polres menerima informasi-informasi baru yang penting untuk penyelidikan. Tapi, Dugel enggan membeberkan itu. "Kalau ini diungkap ke publik, kami kuatir mengganggu kinerja penyidikan," sebut Dugel kemarin.

Tak hanya memanggil saksi. Namun polres juga mendatangi beberapa orang yang memiliki info penting. Menurut Dugel, penyidik dituntut untuk bekerja cepat. Termasuk dengan mengorek info dari saksi. "Meski harus datang ke rumah saksi terkait," tukas Dugel.

Sementara soal hasil otopsi, menurut Dugel polres belum menerimanya. Pihak RSUD Waluyo Jati disebutkan masih mendalami otopsi pada tubuh korban. "Kami sudah menunggu. Mungkin dalam waktu dekat sudah bisa kami terima (hasil otopsi)," ujar Dugel. (eem/yud)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165795

Tidak ada komentar:

Posting Komentar