Senin, 28 Juni 2010

Sapi Brujul Dikerap, Kucing Kontes

[ Senin, 28 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Semipro (Seminggu di Kota Probolinggo) 2010 kemarin (27/6) menyajikan kontes-kontes hewan. Di antaranya, kerapan sapi brujul di Kelurahan Curahgrinting dan kontes kucing di alun-alun kota.

Kerapan sapi brujul sempat diwarnai ketegangan. Pasalnya, ada sejumlah peserta yang tidak memperhatikan imbauan panitia. Tak ayal, panitia pun marah dan acara menjadi molor.

Lomba sudah siap dimulai. Tapi, sejumlah peserta tak juga menyiapkan sapi brujulnya. Berkali-kali panitia meminta peserta bersiap, eh pesertanya cuek saja dengan beragam ekspresi. Di antaranya, ada yang malah sibuk mencoba lintasan.

"Ayo cepat persiapkan sapinya. Tolong dengarkan saya. Saya malu kalau terus-terusan seperti ini," teriak Hasyim, ketua panitia melalui pengeras suara berulang kali. Sampai-sampai suara Hasyim terdengar parau.

Hasyim mengungkapkan sudah berkali-kali menjadi panitia kerap kambing, tapi tidak pernah menemukan kendala seperti itu. "Berkali-kali saya menjadi panitia lomba kerap kambing, selalu diajungi jempol dan selalu dikatakan bagus. Sekarang baru pertama jadi panitia kerap sapi, pagi ini sudah dua kali saya dimarahi Wali Kota," ujarnya.

Meski demikian, animo masyarakat terhadap acara tersebut cukup tinggi. Warga berdatangan untuk menyaksikan kerapan yang sudah lama tidak pernah lagi digelar, sejak beberapa tahun lalu. Tapi, mereka harus bersabar lantaran masih banyak sapi yang belum siap dilepas.

Kemudian, Hasyim kembali meminta para peserta segera mempersiapkan sapinya. Dan, sapi-sapi yang belum dipanggil untuk bertanding diminta untuk keluar dari lintasan dengan panjang sekitar 200 meter itu.

"Tolong segera persiapkan sapinya. Kalau dalam waktu lima menit dipanggil tidak ada, maka akan kami anggap gugur," tegasnya. "Saya tidak main-main atau menakut-nakuti. Kalau tidak percaya, silahkan buktikan," lanjut Hasyim.

Mendengar itu, nyali para peserta mulai ciut. Banyak peserta yang langsung mempersiapkan sapinya dan membawanya ke dekat garis start. Tapi, masih ada saja yang bandel dan tetap berada di dalam lintasan.

"Hoi... itu sapi yang ada di dalam lintasan, tolong jangan di situ. Itu (sapi) mau dilombakan atau dipajang? Kalau hanya mau dipajang jangan di situ, dan jangan sekarang. Nanti saja, kalau acara ini sudah selesai. Kalau acara ini sudah selesai, silahkan dipajang di situ, sampai malam juga tidak apa-apa," ujarnya.

Akhirnya kerap sapi brujul itu pun dimulai sekitar pukul 11.15. Sejumlah sapi bertanding beradu cepat dengan seorang penunggang. Warga yang awalnya berada di tempat teduh, mulai beranjak untuk menonton dari dekat.

Ada sebanyak 32 pasang sapi dari Kota dan Kabupaten Probolinggo yang diikutkan. Lomba itu rencananya digelar dua hari, tapi gagal. "Karena pesertanya sedikit, cukup sehari saja," ujar Ali Ardiansyah, wakil ketua panitia.

Menurut Ali, sudah lama kerapan sapi brujul ini tidak pernah digelar. Yakni, sejak sekitar 20 tahun lalu dan baru kali ini digelar lagi. Oleh karena itu, sangat maklum bila pesertanya tidak terlalu banyak. "Ini (yang ikut lomba) sapi-sapi baru dan ada yang masih belajar," ujarnya.

Ali menjelaskan, kerapan sapi brujul ini berbeda dengan kerapan sapi biasanya. "Kalau ini (kerap sapi brujul) sapi putih, dan lintasannya di lumpur," jelasnya.

Kontes Kucing

Tak kalah seru dengan kerap sapi brujul, di alun-alun kota pagi kemarin digelar kontes kucing sehat dan fashion cat. Meski baru kali pertama digelar, kontes ini cukup diminati.

"Senang sekali ada kontes seperti ini. Karena baru pertama kali diadakan di Kota Probolinggo dan saya berharap bisa terus diadakan setiap tahun. Kontes ini bisa meningkatkan kecintaan terhadap binatang," ungkap Dandes, warga Sumbertaman yang mengikutkan dua kucing anggora miliknya.

Dua nama kucing milik Dandes adalah Star dan Faro. Star, kucing anggora belang telon ikut kontes kucing sehat kategori dewasa. Sedangkan Faro kucing anggora betina berkompetisi di fashion cat. Faro tampil bersama anak Dandes, Anggita memakai kostum batik.

Koordinator lomba Retno Wandansari mengatakan jumlah peserta yang sudah mendaftar sekitar 90. "Kebanyakan dari kota dan kabupaten Probolinggo, ada juga yang berasal dari Bondowoso. Untuk jurinya kami melibatkan dokter hewan dari Situbondo dan Bondowoso," jelasnya.

Sisi alun-alun sebelah utara dipenuhi dengan kadang kucing beserta isinya. Mulai dari kandang ukuran besar, ukuran sedang hingga model seperti keranjang. Masyarakat pun banyak yang berdatangan meski hanya untuk sekedar melihat dari dekat kucing mahal tersebut. Banyak juga penonton yang meminjam kucing untuk foto bersama.

Kata Retno Wandansari, ada dua kategori untuk kontes kucing sehat yaitu dewasa (usia di atas 9 bulan) dan anak (usia 3 bulan sampai 9 bulan). Namun kriteria penilaiannya sama meliputi kondisi mata, hidung, telinga, gigi, mulut, bulu, kulit, kuku hingga anus.

"Saat penilaian itu bisa diketahui apakah kucingnya sudah vaksinasi atau belum. Vaksinasi untuk kucing ini penting, berfungsi untuk mencegah penyakit kucing. Kontes dan fashion cat khusus ras yang bisa dilombakan seperti persia dan anggora. Kucing kampung tidak bisa ikut lomba," tegas Retno kepada Radar Bromo.

Sementara untuk kategori fashion cat, pemilik dan kucing harus berjalan di atas panggung, keserasian, penampilan dan atraksi. Untuk kompetisi ini diambil masing-masing tiga juara.

Kelucuan terlihat saat fashion cat, nama-nama kucing yang unik dipanggil satu per satu. Nampaknya nama pemberian sang pemilik kepada kucing berhidung pesek itu lebih bagus ketimbang nama manusia.

Ada Faro dengan kostum batiknya, Ling-Ling dengan gaun polkadot, Jasmine memakai baju kotak-kotak serasi dengan pemiliknya, tiger dengan jubah merahnya dan Laura berpakaian ungu. Pemilik pun ada yang menyerasikan penampilannya serba kucing seperti sepatu bulu, kacamata motif kucing, baju dan tas bergambar kucing.

Sayangnya tidak semua kucing mau beraksi saat fashion. Kebanyakan dari mereka justru memilih berjalan ke bawah juri, diam atau berjalan di sekitar kandang yang ada di atas panggung. Pasalnya, kucing bisa stress karena biasanya di dalam rumah dan kini berada di lingkungan berbeda.

Namun tidak bagi salah satu kontestan fashion cat yang bergaun pesta, bertopi berbulu abu-abu. Ia terus mendatangi kamera yang ada di depannya. "Wah.. ini kucing narsis," teriak penonton. (rud/fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar