Selasa, 08 Juni 2010

Mahal tapi Diminati

[ Selasa, 08 Juni 2010 ]
Kemarin Pembukaan Pendaftaran Kelas SBI SMK

PROBOLINGGO-Walaupun mahal, SMK kelas SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) tetap menjadi buruan calon siswa. Di Kota Probolinggo, pada hari pertama pembukaan pendaftaran kemarin (7/6), tercatat 523 siswa yang membeli formulir pendaftaran di SMKN 2.

Para pendaftar itu datang dari berbagai daerah. Yakni, Lumajang, Tulungagung, Sidoarjo, Tenggarong Kalimantan, dan Kabupaten Probolinggo. Di hari pertama saja jumlah pendaftarnya lebih banyak dibanding kuota rombel (rombongan belajar) atau kursi yang disediakan, yakni 480 kursi.

Untuk melakukan pendaftaran, para calon siswa itu harus antre. Awalnya panitia menyediakan dua loket. Tapi, sekitar pukul 10.00 ditambah satu loket untuk mengurangi antrean yang makin panjang.

"Dibuka satu loket lagi, biar tidak terjadi antrean terlalu panjang," jelas Ali Istiadi, sekretaris penerimaan peserta didik baru (P2DB) SMKN 2.

Pendaftaran itu akan dibuka selama tiga hari (7-9 Juni). Dan, pada 14 Juni akan dilakukan tes akademik. Pada 15-16 Juni akan digelar wawancara dengan para calon wali murid. Dan, hasinya akan diumumkan pada 19 Juni.

Siswa yang diterima harus melakukan daftar ulang pada 21 Juni. Saat itu para calon siswa harus membayar sejumlah biaya. Yakni, biaya masa orientasi siswa (MOS) Rp 32 ribu, uang LDDK (latihan dasar disiplin korp) Rp 70 ribu dan SPP selama satu bulan Rp 198 ribu. "Kalau ditotal Rp 300 ribu," jelas Suryono, kepala SMKN 2.

Selain biaya itu, masih ada biaya pengembangan dan peningkatan mutu sekolah. Tapi, besarnya masih belum ditentukan. Menurut Suryono, besarnya biaya pengembangan dan peningkatan mutu sekolah itu, terlebih dahulu akan dimusyawarahkan dengan pihak komite dan wali murid. "Masalah besarnya berapa, itu sesuai kemampuan wali murid," ujarnya.

Tapi, ada besaran minimal yang nantinya akan ditentukan setelah menghitung kebutuhan sekolah. "Besarnya akan disesuaikan dengan program sekolah," jelasnya. Misalnya, untuk pengadaan komputer, LCD, diklat, dan perbaikan-perbaikan kecil lainnya. "Dana itu akan difokuskan pada kebutuhan kegiatan belajar mengajar," lanjutnya.

Menurut Suryono, berdasarkan pengalaman selama ini rata-rata para calon siswa memilih angka minimal. Itu pun terkadang masih tidak bisa dipenuhi keseluruhan. Bahkan, ada yang sampai lulus masih belum lunas juga. "Banyak juga yang kadang tidak bayar, bahkan sampai lulus," ujarnya.

Suryono mengatakan, untuk SPP saja masih banyak siswa yang lalai. Bahkan ada yang sampai utang bertahun-tahun. Menurutnya, dari seluruh siswanya dalam satu bulan paling banter yang membayar hanya 50-60 persen. "Kalau yang membayar 70-80 persen, itu sudah bagus. Tapi, itu jarang," jelasnya.

"Yang perlu digarisbawahi, besar kecilnya (biaya pengembangan dan peningkatan mutu) itu, tidak menjadi pertimbangan terhadap diterima atau tidaknya calon siswa," jelas Suryono.

Sementara di SMAN 1, pengumuman hasil tesnya akan diumumkan pada 12 Juni. Dan, para calon siswa itu bisa langsung mendaftar ulang. Pada saat mendaftar ulang itu, mereka diharuskan membayar biaya MOS sebesar Rp 25 ribu.

Selain itu, para calon siswa juga akan diminta membayar biaya pengembangan dan peningkatan mutu sekolah. Besarnya, juga akan dimusyawarahkan dulu dengan para wali murid. "Besarnya, nanti sesuai dengan hasil rapat yang akan dengan para wali murid," jelas Abdullah, kepala SMAN 1.

Masalah SPP, Abdullah masih belum bisa memastikan. Menurutnya, untuk SPP diperkirakan akan ada kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang Rp 200 ribu. "Ada kemungkinan naik, karena juga muridnya semakin berkurang," jelasnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163236

Tidak ada komentar:

Posting Komentar