Senin, 03 Mei 2010

Polisi Minta Masyarakat Mengawasi

[ Senin, 03 Mei 2010 ]
Terkait Maraknya Pencurian Trafo PLN

KRAKSAAN - Semakin maraknya pencurian trafo PLN di wilayah Kabupaten Probolinggo mendapatkan perhatian serius dari Polres setempat. Beberapa upaya pengamanan dari Polres pun sudah disiapkan untuk mengantisipasi semakin maraknya aksi pencurian trafo tersebut.

AKP Hery Mulyanto, Kasatreskrim Polres Probolinggo mengatakan, dalam mengantisipasi pencurian trafo tersebut pihaknya telah berkoordinasi dengan PLN setempat. "Karena trafo itu milik PLN, jadi kami harus koordinasi dengan PLN," katanya kemarin (2/5).

Selain berkoodrinas dengan PLN, Kasatreskrim menjelaskan pihaknya telah melakukan beberapa langkah antisipasi untuk mengerem angka pencurian trafo. Saat ini semua jajaran Kapolsek sampai anggota Polsek diwajibkan untuk menghafal daerah tempat trafo berada.

"Kabupaten Probolinggo itu wilayahnya sangat luas, ada 24 kecamatan. Letak trafo sendiri juga tersebar di beberapa daerah. Bahkan ada yang di tengah ladang atau sawah," kata Kasatreskrim.

Karena itulah agar pengamanannya lebih optimal, maka setiap anggota di Polsek harus menghafal keberadaan trafo tersebut. Dengan begitu bisa selalu memantau ketika melakukan patroli.

Meskipun sudah melakukan pengawasan ekstra, tetapi Kasatreskrim menjelaskan proses pengamanan tetap membutuhkan bantuan masyarakat setempat. "Yang harus disadari trafo itu adalah untuk kepentingan umum. Jadi masyarakat juga harus ikut memilikinya," harapnya.

Bila masyarakat setempat mempunyai rasa memiliki yang tinggi, maka ketika ada hal yang mencurigakan masyarakat bisa langsung melapor ke petugas kepolisian terdekat. "Di Polres itu ada layanan kring. Jadi bila menemui hal yang aneh, atau listrik tiba-tiba padam. Maka sesegera mungkin melapor. Tidak perlu datang ke Polsek, cukup telepon juga bisa," jelas Kasatreskrim yang baru beberapa bulan bertugas di Probolinggo ini.

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, aksi pencurian trafo di wilayah Kabupaten Probolinggo saat ini sedang marak-maraknya. Dari catatan UPJ PLN Probolinggo, selama 2010 ini sudah terjadi enam kali pencurian dan dua kali percobaan pencurian.

Trafo yang hilang kapasitasnya antara 50 KVA hingga 100 KVA. Kerugian yang dialami oleh PLN pun tidak sedikit. Bila ditotal kerugian dari semua aksi pencurian trafo itu hampir mencapai setengah miliar. "Sekitar Rp 400 juta," ujar Rustam Efendi, manajer PLN UPJ Probolinggo.

Para pelaku itu mengambil trafo hanya untuk diambil kawat tembaganya. Dari satu trafo saja, pelaku bisa mendapatkan uang sekitar Rp 5 juta. Itu hasil dari penjualan kawat tembaga trafo tersebut.

Dari PLN sendiri saat ini juga tengah menyiapkan langkah antisipasinya. Ke depan PLN akan lebih memproteksi trafo-trafo yang dimilikinnya. Sehingga trafo tersebut tidak mudah diambil oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Aksi pencurian PLN ini jelas ironis. Pasalnya justru terjadi ketika Pemkab setempat sedang getol-getolnya mengampanyekan listrik masuk semua desa. Saat ini memang masih ada beberapa dusun di Kabupaten Probolinggo yang masih belum teraliri listrik.

"Memang sungguh ironis sekali. Di satu sisi, saat ini DPRD sedang semangat-semangatnya untuk memperjuangkan beberapa daerah yang masih belum teraliri listrik. Eh, di daerah yang sudah dijamah listrik, travonya malah dicuri," kata Wahid Nurahman, wakil ketua DPRD dengan nada kesal. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156261

Tidak ada komentar:

Posting Komentar