Minggu, 02 Mei 2010

Ekspor Kerapu Via Bali

Sabtu, 1 Mei 2010 | 09:35 WIB
PEKERJA UD LL Probolinggo sedang mengangkat kerapu yang akan diekspor

Menghasilkan 9.000 ikan per tahun

PROBOLINGGO – Nelayan Probolinggo penghasil ikan berkualitas ekspor sebanyak 9.000 ton per tahun. Salah satu ikan andalan yang diekspor adalah kerapu.

Ikan-ikan kerapu beragam jenis seperti kerapu tutul, kerapu tikus, kerapu emas, kerapu macan, kerapu gepeng, kerapu susu, hingga kerapu lumpur setiap hari didaratkan di Pelabuhan Pendaratan Ikan di Mayangan.

”Setiap tahun sebanyak 9.000 ton ikan beragam jenis termasuk kerapu, didaratkan di Probolinggo,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Drh H Wirasmo MSi didampingi , Jumat (30/4).

Dikatakan bahkan di tingkat nasional pun, Probolinggo termasuk penghasil terbesar ikan-ikan laut dasar.

Sejumlah pengusaha perikanan berorientasi ekspor pun bermunculan di Probolinggo. Di antaranya, UD Karya Samudera, CV Jala Karya, CV Lautan Berlian, dan UD LL.

Di antara pengusaha perikanan itu, UD LL milik Abdul Ghani termasuk spesialis eksporter ikan kerapu. ”Nama UD LL kepanjangan dari ’Usaha Dan Lain-Lain’, artinya beragam jenis ikan saya ekspor,” ujar Ghani di rumah sekaligus gudang pengepakan ikan di Kel. Mayangan, Kota Probolinggo.

Ghani mengaku menekuni bisnis ikan sejak 15 tahun silam. Dan sejak 9 tahun lalu, ia mengekspor ikan ke Taiwan, Singapura, dan Malaysia bahkan belakangan dikenal sebagai spesialis eksporter ikan kerapu. ”Saya mengekspor kerapu melalui Bali dengan tujuan Taiwan,” ujarnya.

Saat tangkapan ikan panen raya, dalam seminggu Ghani bisa mengirim ikan melalui Bali 3-4 kali. ”Sekarang ini agak sepi, katanya karena arus besar, saya hanya bisa mengirim ikan 2-3 kali,” ujarnya.

Jumat (30/4) sore misalnya, Ghani mengekspor 6 kuintal kerapu melalui Bali. Ia biasa mengekspor kerapu 4-6 kuintal ke Taiwan melalui Bali setiap kali kirim.

”Kalau ikan lain seperti kakap merah, anggoli, baronang, hingga dorang putih saya ekspor ke Singapura dan Malaysia melalui Juanda,” ujarnya. Ia biasa mengirim 7 kuintal-1 ton ikan campuran itu dalam sekali kirim.

Karena sedang tidak panen raya, kerapu yang ditampung UD LL berukuran sedang, sekitar 10-15 kg/ekor. ”Kalau lagi musim, banyak kerapu yang beratnya hingga 30 kilo,” ujar Ghani.

Di tingkat pedagang, kata Ghani, harga kerapu sekitar Rp 51.000/kg. ”Saya mendapat pasokan ikan dari nelayan Probolinggo, Pulau Giliketapang, Pasuruan, dan Besuki,” ujarnya.

Di luar kerapu, kata Ghani, sebenarnya ada komoditas lain yang harganya melangit. ”Ikan dorang putih atau banci harganya sampai Rp 150 ribu per kilo, bahkan saat Imlek bisa tembus Rp 250 ribu,” ujarnya.

Hanya saja tidak mudah mendapatkan ikan dorang putih. Selain itu dorang putih yang dicari di pasar Taiwan berukuran 6-8 ons per ekor.

”Ada ikan pipih mirip dorang yakni, baronang yang banyak dicari pasar lokal dan ekspor,” ujar Ghani. Baronang (ukuran 6-8 ons/ekor) harganya relatif murah, Rp 34.000/kg. N isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=7b0d36323d165f9de1857f7a25319c0d&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc&PHPSESSID=81edbbbdbbfe6ba00f2d86da3bee0b8d

Tidak ada komentar:

Posting Komentar