Rabu, 12 Mei 2010

Disiapkan 65.000 Tabung Elpiji

Rabu, 12 Mei 2010 | 09:55 WIB

PROBOLINGGO - Meski terlambat dibandingkan 6 kecamatan di Kab. Probolinggo, program konversi minyak tanah (mitan) ke elpiji segera digelindingkan di Kota Probolinggo. Sebanyak 65.000 tabung elpiji berukuran 3 kg siap didistribusikan kepada warga di 5 kecamatan di Kota Bayuangga itu mulai Juni mendatang.

”Kami juga sudah menyiapkan 42 surveyor lapangan untuk mendata masyarakat yang akan menggunakan kompor berbahan bakar elpiji,” ujar Nur Sofyan, Team Leader Program Konversi Mitan ke Elpiji 3 Kg di Kota Probolinggo, Selasa (11/5).

Disinggung siapa saja yang bakal menjadi sasaran program konversi, Sofyan mengatakan, semua keluarga dan usaha mikro yang belum menggunakan kompor elpiji. ”Yang jelas 65.000 tabung elpiji beserta kompornya akan kami distribusikan kepada keluarga dan usaha mikro,” ujarnya.

Usaha mikro yang bakal menerima program konversi di antaranya, warung nasi, warung kopi, dan tempat usaha yang selama ini menggunakan bahan bakar mitan. ”Kalau ada keluarga mempunyai warung, ya kedua-duanya dapat program konversi,” ujar Sofyan.

Ditanya kemungkinan adanya warga yang menolak program konversi, Sofyan mengatakan, akan disikapi secara positif. ”Kalau ada warga yang menolak kompor elpiji karena takut meledak, ya tugas kami untuk memberikan sosialisasi,” ujarnya.

Sofyan menambahkan, kasus elpiji meledak tidak perlu digeneralisasi sehingga mengakibatkan warga ketakutan. ”Tabung, selang, regulator, dan kompor yang akan kami bagikan sudah sesuai SNI (standard nasional Indonesia),” ujarnya.

Sofyan mengingatkan, pendistribusian tabung dan kompor elpiji tanpa disertai pungutan sepeser pun. ”Kalau kemudian ada kelurahan memungut biaya KTP atau KSK yang menjadi syarat untuk menerima tabung dan kompor, itu bukan tanggung jawab kami,” ujarnya.

Sementara itu untuk kesinambungan pasokan elpiji, di Jl. Brantas, Kota Probolinggo telah dibangun Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE). Sedangkan di wilayah Kab. Probolinggo, SPPBE dibangun di Kraksaan, Tongas, dan Leces.

Konversi mitan ke elpiji di Kota Probolinggo termasuk terlambat dibandingkan dengan di 6 kecamatan di Kab. Probolinggo, yang sudah dimulai sejak pertengahan 2009 lalu. Warga di 6 kecamatan di Kab. Probolinggo itu menerima 60.000 paket konversi.

Dan sejak Maret lalu, Kab. Probolinggo jumlah paket konversi total yang diterima warga di Kab. Probolinggo sebanyak 270.000 paket.

Berdasarkan catatan Surabaya Post, meski program konversi baru digelindingkan Mei ini, kelangkaan mitan sudah melanda Kota Probolinggo sejak 2009 silam. Kelangkaan mitan juga mendongkrak harga komoditas itu di atas harga eceran tertinggi (HET). Meski HET mitan dipatok sekitar Rp 3.000 (persisnya Rp 2.958/liter), kenyataannya di lapangan mitan melambung Rp 4.000-5.000/liter.

Diskoperindag Kota Probolinggo pun beberapa kali menggelar operasi pasar (OP) mitan di 5 kecamatan secara bergiliran, dengan harga Rp 3.000/liter. Tetapi di luar OP mitan, komoditas itu harganya kembali melambung.

Komisi B DPRD Kota Probolinggo pun beberapa kali mengajak dengar-pendapat (hearing) Diskoperindag, camat, hingga lurah terkait OP mitan. ”OP mitan dalam praktiknya di lapangan masih banyak kelemahan,” ujar Ketua Komisi B DPRD, Sri Wahyuningsih. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=7f70a46e52aad7deb5d99913e8923a03&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar