Minggu, 15 Agustus 2010

Khoirul Anam, Anggota Satpol PP Pemkab Probolinggo yang Tewas Kesetrum

[ Sabtu, 14 Agustus 2010 ]

Wajah Berseri, Lebih Putih dan Ganteng

Qomariah Ulfa, 21, mendapat ujian berat. Seharusnya ia menjalani momen-momen bahagia menjadi calon ibu untuk bayi dalam kandungannya. Tapi, kini Qomariah Ulfa malah ditinggal pergi suaminya, Khoirul Anam, 25, untuk selamanya.

MUHAMMAD FAHMI, Probolinggo

Duka mendalam masih terasa kental ketika berkunjung di rumah Hasyim, mertua Khoirul Anam, di Sumberwetan, Kademangan Kota Probolinggo kemarin (13/8). Rumah yang di depannya terdapat musala sederhana itu nampak tak surut dikunjungi oleh warga dan kerabat yang mau melayat.

Karpet tergelar di dalam maupun di pelataran rumah. Qomariah Ulfa yang siang kemarin memakai daster warna biru nampak duduk bersandar di dinding. Meski raut kesedihan masih tergambar jelas di mukanya, ia masih terlihat tegar untuk menerima para petakziah.

Mereka yang datang berupaya menegarkan hati Qomariah yang sedang hamil tua. "Sabar ya Nak. Semoga amal suamimu diterima di sisi Allah," ujar salah seorang ibu yang terlihat tak muda lagi sambil mengelus-elus rambut Qomariah.

Nampak di sudut lain teras rumah itu seorang lelaki paro baya yang mengenakan baju koko dan peci putih menerima para peziarah lelaki. Sesekali lelaki itu menceritakan sekilas terkait keseharian Khoirul.

Lelaki itu adalah Hasyim, yang merupakan mertua Khoirul. Meski hanya ayah mertua, namun Hasyim ternyata mengenal betul sosok Khoirul. Maklum saja, sejak Khoirul menikah dengan putrinya, mereka tinggal dalam satu atap di Gg Durian desa Sumberwetan. "Mohon maaf mas. Kedua orang tua Alm Khoirul masih belum siap untuk cerita. Isterinya juga bakal menangis kembali kalau diajak menceritakan kembali tentang riwayat suaminya," ujar Hasyim menyambut Radar Bromo.

Hasyim bersyukur, meski sangat terpukul, namun Qomariah masih cukup tabah. Sehingga tidak sampai mengganggu kesehatan dirinya dan jabang bayi yang sudah berumur 9 bulan di perutnya. "Alhamdulillah isteri dan jabang bayinya sehat," ujarnya bersyukur.

Menurut Hasyim pihak keluarganya masih sangat terpukul dengan insiden tersebut. Maklum saja, mendiang Khoirul Anam dikenal sebagai sosok anak dan suami yang taat dan penuh tanggung jawab.

"Beliau (alm Khoirul Anam) itu adalah orang yang istimewa mas. Kalau berbicara tentang kebaikannya tidak bisa dijelaskan satu persatu. Baik kepada orang tua, isteri, teman dan saudara orangnya sangat ramah," sahut Bambang, salah satu petakziah asal Dringu yang masih kerabat Khoirul.

Selain dikenal sosok yang ramah, satu hal yang diingat Hasyim dari menantunya itu adalah sifatnya yang selalu taat beribadah. Khoirul menurut Hasyim tidak pernah telat menjalankan salat berjamaah bila ia sedang ada di rumah. "Biasanya salat di musala ini berjamaah," jelas Hasyim.

Khoirul juga dikenal sebagai orang yang dermawan sejak ia diterima menjadi pegawai honorer di Satpol PP Pemkab Probolinggo 8 bulan lalu. "Ia itu orangnya gemi. Meski gajinya sedikit, sekitar Rp 900 ribuan, tetapi selalu dibagikan rata. Untuk istri dan kedua orang tuanya," beber Hasyim.

Karena kebaikannya itulah, keluarga tidak menyangka kalau ternyata Tuhan begitu cepat "memanggilnya" kembali. "Sebelumnya tidak pernah ada firasat sama sekali. Kalau kami bakal kehilangan secepat ini," aku Hasyim.

Meski tidak mendapati firasat apa-apa, namun Hasyim sesaat sebelum Khoirul ditemukan tewas kesetrum sempat melihat Khoirul rada berbeda. Diceritakan Hasyim, Kamis (12/8) siang itu Khoirul pulang dari kerjanya sekitar pukul 14.00.

Sesaat sebelum keluar rumah, Hasyim sempat bertemu denganya. "Saat itu saya sempat tanya ia mau kemana. Katanya mau ke rumah orang tuanya. Yang agak aneh, saat itu saya melihat wajahnya itu terlihat bersih berseri-seri. Kelihatan lebih putih dan ganteng," katanya.

Khoirul saat itu pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai motor yamaha Mio. Hasyim sendiri kurang mengetahui persis kejadiannya. Namun dari cerita warag setempat, diketahui kalau siang itu Khoirul hendak mengambil daun lamtoro untuk pakan ternaknya.

Ya, bila di rumah, dan ada waktu lengang, Khoirul juga beternak hewan piaraan. Ia memiliki 2 ekor kambing di rumahnya. Nah, saat berniat mengambil daun lamtoro milik salah seorang temannya itulah peristiwa nahas tersebut terjadi.

Belum sempat menjatukan dedaunan itu, ternyata ada dahan yang menyentuh kabel listrik di atas pohon tersebut. Khoirul pun tak bisa menyelamatkan diri. Ia terjepit di antara pohon yang dinaikinya itu dan tersengat aliran listrik hingga membuat nyawanya melayang.

Jenazah Khorul baru ditemukan warga setempat sekitar sejam kemudian. Dan langsung dievakuasi oleh banyak warga. Saat Samad, ayah Khoirul sangat terpukul. "Saat ini kondisinya (Samad) sudah mendingan. Cuma belum bisa ditemui," jelas Hasyim.

Usai dibawa ke RSUD dr Moh Saleh, sore hari itu juga jasad Khoirul dikebumikan di belakang rumahnya sendiri. Karena dikenal sebagai sosok yang baik hati itulah, Hasyim menilai sangat wajar bila banyak warga yang melayat.

"Tadi malam, teman-teman kerjanya di Satpol PP banyak yang kesini. Sementara Pak Wali Kota baru tadi pagi (kemarin) ke sini," ungkap Hasyim.

Di mata rekan kerjanya, Khoirul dianggap sosok yang pendiam. "Dia bertugas di lingkungan kantor diklat BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Dringu. Anaknya pendiam, tidak banyak bicara. Tetapi disiplin dalam bertugas," kata Arifin, salah satu personel Satpol PP. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=174798

Tidak ada komentar:

Posting Komentar