Minggu, 15 Agustus 2010

Beri Catatan Merah SMAN 2

[ Sabtu, 14 Agustus 2010 ]
Buntut DO, Minta Adiwiyata Dicabut

PROBOLINGGO - Kasus DO (drop out) -bahasa versi sekolah: dikembalikan kepada orang tua- di SMAN 2 Kota Probolinggo- jadi perhatian Wakil Ketua FP2R (Fraksi Persatuan Pembangunan Reformasi) DPRD Jatim Mahdi. Ia memberi catatan merah untuk SMAN 2.

Mahdi bahkan mengatakan akan melaporkan hal tersebut ke Dispendik Provinsi Jatim. Berikutnya, Mahdi meminta pemerintah mencabut status sekolah Adiwiyata yang disandang SMAN 2.

Hal tersebut terungkap saat Mahdi yang juga ketua DPC PPP Kabupaten Probolinggo itu kemarin mengunjungi Devi Rizki di kediamannya di Gending. Diketahui, Devi adalah salah satu murid SMAN 2 yang di-DO gara-gara berkomentar di facebook (fb).

Mahdi mengunjungi rumah Devi sekitar pukul 13.15. Saat itu, ia langsung diterima oleh kedua orang tua Devi, yakni H Sunadi dan Hj Ruli, plus Devi sendiri. Kepada Mahdi, Devi menceritakan kronologis kejadian tersebut.

Menurut Defi, ia membuat status fb itu lantaran kecewa dengan sekolah. "Helm sahabat saya itu hilang. Sudah dilaporkan kepada sekolah, tetapi belum ada respon. Terus banyak teman yang mengeluh juga kalau sepatu dan jok sepeda disilet. Tetapi juga belum ada respon dari sekolah," ujar Defi menjelaskan.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, karena komentarnya di fb itu empat siswi SMAN 2 di-DO. Yakni Devi, Mega, Anisa dan Rosdiana. Berikutnya menyusul satu siswa yang ikut berkomentar di fb, menerima sanksi serupa. Tapi pihak sekolah tidak mau disebut men-DO, melainkan mengembalikan para siswa tersebut kepada orang tuanya untuk mencari sekolah lain.

Dalam fb itu, para siswa juga sempat mengeluarkan ungkapan-ungkapan yang dianggap pihak sekolah sudah masuk kategori menghujat dan memfitnah. Karenanya, seperti terungkap dalam hearing yang digelar Komisi A DPRD kota sebelumnya, para murid itu dianggap sudah melakukan pelanggaran berat, tipe A.

Sampai saat ini Devi dan beberapa temannya itu masih belum bersekolah kembali. "Sekarang belajar di rumah dulu. Sambil menunggu proses kepindahannya," ungkap Sunadi, ayah Devi.

Devi sendiri mengaku sampai saat ini dirinya masih taruma akan insiden tersebut. "Sejak kejadian itu, sampai sekarang saya belum membuka fb lagi. Masih trauma," ungkap gadis berponi tersebut.

Usai mendengar penjelasan dari Devi sendiri, Mahdi yang mengaku sudah mengetahui kasus tersebut lewat media mengaku kecewa dengan keputusan SMAN 2. "Siswi yang menulis di fb itu adalah siswa cerdas yang kritis. Mereka kecewa karena sekolah tidak merespon laporan dan keluhan siswa," ujar Mahdi.

Yang disesalkan Mahdi adalah sekolah langsung membuat kebijakan untuk men-DO empat siswa tersebut. "Sama halnya kita kembali ke zaman orde baru. Sekolah tidak mau menerima kritikan. Dispendik harus mengusut tuntas soal keluhan-keluhan siswa yang di tulis di fb itu. Kalau anak itu mesti jujur, apalagi perempuan," jelas Mahdi.

"Terus terang saya sangat kecewa. Kota Probolinggo ini sudah cukup maju di bawah kepemimpinan Wali Kota Buchori. Anggaran untuk pendidikan juga sudah di atas 20 persen. Tetapi masih terjadi tindakan sewenang-wenang pada murid," sesal Mahdi.

Karena menganggap hal yang dilakukan ini tidak benar, Mahdi pun mengaku tidak akan tinggal diam. Selain berupaya mencarikan sekolah baru, Mahdi juga mengatakan akan melaporkan hal tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.

"Saya akan laporkan kasus SMAN 2 ini dalam laporan reses saya. Sungguh disayangkan, kasus ini terjadi di SMAN 2 yang dapat Adiwiyata Mandiri. Kalau bisa gelar tersebut dicabut, karena SMAN 2 masih belum layak dapat gelar tersebut. Kasus ini buktinya," jelas Mahdi.

Menurutnya, gelar Adiwiyata Mandiri tidak hanya sebatas keberhasilan sekolah dalam menjaga lingkungan saja. Tetapi juga terkait upaya sekolah yang berkaitan dengan menciptakan suasana yang nyaman untuk proses belajar-mengajar.

"Di SMAN 2 ini kan siswa tidak mendapati kenyamanan. Ada insiden helm hilang, sepatu dan jok sepeda motor disileti, tetapi sekolah belum memproses. Terus ketika dikritik, juga tidak bisa," keluh Mahdi. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=174797

Tidak ada komentar:

Posting Komentar