Sabtu, 24 Juli 2010

Peringati HAN, Aksi Damai

[ Sabtu, 24 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli kemarin, diperingati dengan aksi damai oleh siswa-siswi SDN Mangunharjo 6 Kota Probolinggo. Mereka bagi-bagi bunga kepada pengguna jalan.

Bunganya adalah hasil daur ulang. Selain bagi bunga, mereka memunguti sampah di sepanjang jalan dan berorasi sambil membentangkan poster.

Pagi kemarin, sebanyak 200 siswa-siswi dari kelas 2 sampai kelas 6 berjalan dari sekolah menuju alun-alun. Di barisan terdepan ada sejumlah siswa-siswi yang memakai pakaian dan aksesoris dari daur ulang. Misalnya rok divariasi tas kresek, pakaian dari bungkus detergen dan mie instant, ada juga yang terbuat dari karung beras.

Bunga yang mereka bawa terbuat dari busa yang biasa dipakai untuk buah-buahan. "Anak-anak mencari sampai ke pasar buah di gotong royong. Daunnya dari kertas undangan perpisahan sekolah yang tidak terpakai," ucap salah seorang paguyuban wali murid.

Sekitar pukul 08.00 mereka mulai berjalan dari sekolah menuju alun-alun. Para siswa juga membawa tas kresek yang diikatkan dipinggang atau dibawa. Aksi damai itu juga punya misi bersih-bersih.

"Sebagai sekolah adiwiyata kami mencerminkan kebersihan dan kepedulian lingkungan. Jadi, sambil berjalan anak-anak memunguti sampah lalu dikumpulkan," ujar Kepala SDN Mangunharjo 6 Agus Lithanta.

Sesampai di perempatan Jl Basuki Rahmat dan Jl Dr Soetomo atau biasa dikenal dengan Flora, mereka membagikan bunga daur ulang kepada para pengguna jalan. Di bunga itu juga terdapat kata-kata berkaitan dengan Hari Anak Nasional.

Di alun-alun, mereka melakukan orasi yang dipimpin oleh kepala sekolah yang baru pindah sejak empat hari lalu. Anak-anak juga membawa poster yang mengkritisi tentang nasib anak. Misalnya ada tulisan poster "Stop kekerasan terhadap anak sekarang juga", "Stop perdagangan anak" dan "Berikan pendidikan yang layak untuk penerus bangsa kita".

Agus Lithanta mengatakan, selain bentuk aksi damai, sekolah juga mengadakan lomba poster hari anak. Jadi, semua poster dengan slogan yang dibawa oleh para siswa bakal dinilai oleh guru. Di barisan anak-anak juga terdapat siswa yang berperan layaknya anak pengemis jalanan atau pengamen.

"Kami ingin memberikan pengalaman kepada anak-anak. Nantinya merekalah yang akan memimpin negeri ini 20 tahun ke depan. Mereka belajar mengkritisi bagaimana ke depannya bangsa ini. Learning how to be," ujar mantan Kepala SDN Sumberwetan 2 itu. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=171399

Tidak ada komentar:

Posting Komentar