[ Senin, 12 Juli 2010 ]
Dispendik Akan Pantau ke Sekolah
PROBOLINGGO- Hari ini seluruh siswa-siswi SMA, SMK dan SMP baru di Kabupaten Probolinggo bakal mengikuti Masa Orientasi Sekolah (MOS). Dinas Pendidikan (Dispendik) sudah siap memantau jalannya MOS di sekolah-sekolah. Dispendik mewanti-wanti agar tidak terjadi tindakan kekerasan dan perpeloncoan.
Kabid pendidikan menengah (Dikmen) Suwari mengatakan, pihak dinas sudah memberikan surat edaran terkait penyelenggaraan MOS tahun ini. Surat itu diserarkan ke sekolah-sekolah pada 10 Juni lalu. "Semua sekolah sudah kami berikan rambu-rambu untuk menggelar MOS," katanya, kemarin (11/7).
Menurut Suwari, MOS itu digelar dengan tujuan untuk mengenalkan lingkungan sekolah pada para siswa-siswi baru. "Semua orang itu butuh adaptasi. Karena itulah MOS diperlukan," bebernya.
Masa pengenalan itu, imbuhhnya, bisa diisi dengan beragam kegiatan yang menunjang akademis maupun moral siswa. Misalnya dengan menggelar sosialisasi bahaya narkoba atau kegiatann lain. Prinsipnya bisa membentuk siswa yang lebih berakhlak dan menghindari dari kenakalan remaja.
Dalam MOS tersebut, Suwari meminta agar tiap sekolah atau lembaga tidak menyertainya dengan tindakan kontak fisik yang memberatkan. Termasuk perpeloncoan. "Itu semua dilarang keras. Sekarang sudah bukan zamannya lagi mendidik pakai kekerasan," tegasnya.
Untuk mengantisipasi aksi kekerasan dalam pelaksanaan MOS kali ini, pihak dinas juga bakal langsung memantau kegiatan MOS bersama dengan pengawas sekolahan. "Kami akan turun langsung ke sekolah-sekolah," ungkap Suwari.
Diketahui, selama ini masih ada sekolah yang menggelar MOS disertai ajang perpeloncoan. Bahkan, pernah terjadi saat MOS, beberapa siswa yang pingsan.
Nah, tradisi semacam itulah yang menurut Suwari sudah tidak boleh terjadi lagi. "Sejak beberapa tahun belakangan ini kegiatan kekerasan dan perpeloncoan sudah dilarang keras. Dinas akan menindak sekolah yang kedapatan memakai sistem kekerasan atau perploncoan," jelasnya.
Dalam surat edaran yang telah disebarkan pihak dinas, tiap sekolah diwajibkan mengisi MOS dengan beragam kegiatan yang positif. "Salah satu seruan dari dinas adalah program penghijauan. Setiap anak diupayakan untuk minimal menanam satu pohon," kata Suwari.
Sementara itu agenda MOS juga menjadi perhatian komisi D DPRD setempat. Amin Haddar, Sekretaris komisi D berharap selama tiga hari pelaksanaan MOS ini tidak terjadi aksi kekerasan seperti yang terjadi di beberapa daerah. "MOS itu harus dimanfaatkan dengan baik oleh pihak sekolah dan murid. Karena MOS itu merupakan masa adaptasi dan transisi siswa," ungkapnya. (mie)
PROBOLINGGO- Hari ini seluruh siswa-siswi SMA, SMK dan SMP baru di Kabupaten Probolinggo bakal mengikuti Masa Orientasi Sekolah (MOS). Dinas Pendidikan (Dispendik) sudah siap memantau jalannya MOS di sekolah-sekolah. Dispendik mewanti-wanti agar tidak terjadi tindakan kekerasan dan perpeloncoan.
Kabid pendidikan menengah (Dikmen) Suwari mengatakan, pihak dinas sudah memberikan surat edaran terkait penyelenggaraan MOS tahun ini. Surat itu diserarkan ke sekolah-sekolah pada 10 Juni lalu. "Semua sekolah sudah kami berikan rambu-rambu untuk menggelar MOS," katanya, kemarin (11/7).
Menurut Suwari, MOS itu digelar dengan tujuan untuk mengenalkan lingkungan sekolah pada para siswa-siswi baru. "Semua orang itu butuh adaptasi. Karena itulah MOS diperlukan," bebernya.
Masa pengenalan itu, imbuhhnya, bisa diisi dengan beragam kegiatan yang menunjang akademis maupun moral siswa. Misalnya dengan menggelar sosialisasi bahaya narkoba atau kegiatann lain. Prinsipnya bisa membentuk siswa yang lebih berakhlak dan menghindari dari kenakalan remaja.
Dalam MOS tersebut, Suwari meminta agar tiap sekolah atau lembaga tidak menyertainya dengan tindakan kontak fisik yang memberatkan. Termasuk perpeloncoan. "Itu semua dilarang keras. Sekarang sudah bukan zamannya lagi mendidik pakai kekerasan," tegasnya.
Untuk mengantisipasi aksi kekerasan dalam pelaksanaan MOS kali ini, pihak dinas juga bakal langsung memantau kegiatan MOS bersama dengan pengawas sekolahan. "Kami akan turun langsung ke sekolah-sekolah," ungkap Suwari.
Diketahui, selama ini masih ada sekolah yang menggelar MOS disertai ajang perpeloncoan. Bahkan, pernah terjadi saat MOS, beberapa siswa yang pingsan.
Nah, tradisi semacam itulah yang menurut Suwari sudah tidak boleh terjadi lagi. "Sejak beberapa tahun belakangan ini kegiatan kekerasan dan perpeloncoan sudah dilarang keras. Dinas akan menindak sekolah yang kedapatan memakai sistem kekerasan atau perploncoan," jelasnya.
Dalam surat edaran yang telah disebarkan pihak dinas, tiap sekolah diwajibkan mengisi MOS dengan beragam kegiatan yang positif. "Salah satu seruan dari dinas adalah program penghijauan. Setiap anak diupayakan untuk minimal menanam satu pohon," kata Suwari.
Sementara itu agenda MOS juga menjadi perhatian komisi D DPRD setempat. Amin Haddar, Sekretaris komisi D berharap selama tiga hari pelaksanaan MOS ini tidak terjadi aksi kekerasan seperti yang terjadi di beberapa daerah. "MOS itu harus dimanfaatkan dengan baik oleh pihak sekolah dan murid. Karena MOS itu merupakan masa adaptasi dan transisi siswa," ungkapnya. (mie)
Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=169375
Tidak ada komentar:
Posting Komentar