Selasa, 13 Juli 2010

Proses Produksi PTKL Terganggu

[ Senin, 12 Juli 2010 ]
Belum Lunasi Utang, PGN Stop Pasokan

PROBOLINGGO - Selama 39 hari ini proses produksi di PT Kertas Leces (PTKL) terganggu. Penyebabnya, suplai gas dari PGN (Perusahaan Gas Negara) yang menjadi bahan bakar utama PTKL tersendat.

Hal itu terungkap dalam ajang silaturahmi yang digelar serikat pekerja (sekar) PTKL kemarin (11/7). Ajang silaturahmi itu dihadiri oleh anggota DPR RI dari komisi VI yang menaungi BUMN, yakni KH Unais Al Hisyam, perwakilan direksi, dan beberapa wakil dari serikat pekerja yang tergabung dalam SPKL, SPSKL, SBSI. Hadir juga humas Boma Bisma Indra (BBI) Pasuruan Tantowi.

Dalam kesempatan itu, Direktur Pemasaran PTKL Zainal Arifin mengakui belakangan ini perusahaannya dirundung masalah. Namun ia yakin, PTKL masih tetap mempunyai masa depan. "Ibaratnya itu seperti dongeng kancil. Untuk menuju tempat yang indah, perlu melewati kolam yang ada beberapa buayanya. Bila berhasil, bakal menuju ke tempat yang indah," katanya.

Sementara KH Unais Al Hisyam mengatakan, kebijakan PGN menutup suplai gas ke PTKL sekitar sebulan terakhir itu bukanya tanpa alasan. "Ada sedikit 'kesetresan' di PGN usai pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Nah, salah satu yang disorot oleh BPK adalah utang PTKL," terang pria asal Sumenep, Madura, yang akrab disapa Gus Unais tersebut.

Saat ini PTKL mempunyai utang ke PGN sekitar Rp 41 M. Nah, pihak PGN sendiri meminta PTKL melunasi utang tersebut atau menyicil. Sebelum permasalahan tersebut beres, PGN masih enggan menyuplai gas ke PTKL.

Sementara PTKL sendiri masih kesulitan melunasi utang tersebut. Kondisi perusahaan plat merah itu juga sedang goyah seiring dengan semakin melonjaknya bahan baku dalam kurung waktu beberapa bulan belakangan ini yang mencapai USD 900 per metric ton.

Diketahui saat ini gas, menjadi salah satu bahan bakar utama PTKL untuk proses produksi. Akhir tahun PTKL memang berniat untuk menggunakan boiler batu bara. "Tetapi itu untuk tambahan energi, bukannya mengganti bahan bakar gas dengan batu bara," jelas Zainal Arifin.

Untuk mengatasi masalah pasokan gas yang tersendat itu, Gus Unais menyatakan perlu campur tangan dari pemerintah. "Diperlukan semacam reschedule utang," ujar Gus Unais. "Kalau murni kepentingan bisnis ya sulit ketemu. Diperlukan langkah politis. Kami dari DPR bakal berusaha menyampaikan masalah ini ke menteri BUMN," lanjutnya.

Zainal Arifin menanggapi dengan baik pernyataan Gus Unais. "PTKL bukanlah bisnis semata. Tetapi perusahaan ini mempunyai kaitan yang erat dengan sejarah. Perusahaan ini merupakan bukti kegigihan masyarakat Indonesia yang berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda. Sehingga PTKL ada ikatan emosional dengan masyarakat setempat," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Suliono, ketua Serikat Pekerja Sejahtera Kertas Leces (SPSKL). "PTKL ini berperan penting sebagai penyeimbang, sebagai stabilitator harga kertas nasional. Kami berharap ada dukungan politik dari anggota DPR khususnya komisi VI," harap Imam Suliono.

Ditemui usai rapat, Gus Unais mengatakan, segala masukan dari para pekerja dan direksi PTKL tersebut bakal disampaikan kepada menteri BUMN. "Semua usulan itu akan kami bawa saat rapat bersama dengan menteri," katanya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=169379

Tidak ada komentar:

Posting Komentar