Sabtu, 26 Juni 2010

PLTU Arang Batok Kelapa Energi Masa Depan

Penulis: Sunarto Wage,SE.M.Si, Dosen Universitas Putera Batam/Mantan Karyawan PLTU Ombilin Sumbar

Kebutuhan akan energi listrik setiap tahunnya selalu meningkat, sehingga antara ketersediaan energi listrik dengan kebutuhan listrik tidak sebanding dan konsekuensinya beberapa daerah mengalami pemadaman secara bergilir. Pembangkit listrik di Indonesia masih banyak yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berbahan bakar minyak sehingga untuk biaya operasionalnya cukup tinggi. Untuk menekan biaya operasional dan terbatasnya sumber minyak di Indonesia, pemerintah bekerjasama dengan para investor telah membangun beberapa pembangkit listik yang tidak menggunakan bahan bakar minyak, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Danau Maninjau di Sumatera Barat, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di Probolinggo Jawa Timur, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak Sukabumi Jawa Barat, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Pada 1990-an pernah dicoba pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Gambut di Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya Kalimatan Tengah bekerjasama dengan investor dari Finlandia tapi mengalami kegagalan, karena untuk jangka panjang pembangkit listrik tenaga gambut akan merusak lingkungan dikarenakan menggunakan bahan baku gambut. Memang bahan baku gambut cukup banyak tersedia di daerah Pahandut dan Kareng Bengel sekitarnya. Pemerintah juga mencoba membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di daerah Jati Kabupaten Jepara Jawa Tengah, namun mendapat resistensi dari masyarakat sekitarnya, masyarakat khawatir dampak negatif yang ditimbulkan Pembanglit Listrik Tenaga Nuklir tersebut.

Semua pembangkit listrik yang penulis sebutkan di atas menggunakan bahan baku tidak dapat diperbaharui, PLTU menggunakan bahan baku batu bara, PLTD menggunakan bahan baku minyak, PLTG menggunakan bahan baku gas, PLTA menggunakan bahan baku air, semua bahan baku tersebut suatu saat pasti akan habis dari perut bumi Indonesia. Sejak dini harus mencari bahan baku alternatif yang dapat diperbaharui untuk pembangkit listrik di Indonesia. Di Rusia dan Thailand telah berdiri pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar Jerami dan Sekam padi. Pembangkit listrik berbahan baku Jerami dan Sekam padi sangat cocok dikembangkan di Indonesia karena Jerami dan Sekam padi cukup banyak tersedia terutama saat musim panen padi. Hanya kendalanya bahan baku Jerami dan Sekam padi tidak tersedia sepanjang waktu, ketika tidak musim panen padi sangat sulit untuk mencari Jerami dan Sekam padi, apalagi Jerami padi banyak di pergunakan untuk makan ternak sapi dan Sekam padi banyak di pergunakan untuk membakar batu merah.

Penulis sangat tertarik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan bahan baku arang batok kelapa. Selama ini PLTU berbahan baku batu bara tetapi batu bara merupakan bahan tambang tidak dapat di perbaharuai sewaktu-waktu pasti akan habis. PLTU Paiton Probolinggo Jawa Timur menggunakan batu bara dari Kalimantan, PLTU Ombilin Sawah Lunto Sumatera Barat menggunakan batu baru dari Ombilin sekitarnya, operasional PLTU akan terganggu apabila ketersediaan batu bara berkurang.

PLTU berbahan baku arang batok kelapa sistem operasinya (kerjanya) persis sama dengan PLTU yang berbahan baku batu bara, hanya saja batu bara diganti dengan arang batok kelapa. Pada intinya sistem kerja PLTU adalah pemanasan pada Boeler untuk bisa memutar Turbin supaya menghasilkan arus listrik. Barangkali timbul pertanyaan, “apakah mungkin PLTU dengan bahan baku arang batok kelapa?”. Kalau melihat potensi alam Indonesia sangat mungkin untuk pengembangan PLTU berbahan baku arang batok kelapa. Pohon kelapa di Indonesia cukup banyak dan masih banyak tanah yang kosong untuk bisa di tanami pohon kelapa.
Sebagai gambaran, pohon kepala mulai berbuah pada umur 5 tahun dan mampu berbuah produktif kurang lebih 65 tahun. Setiap batang pohon kelapa yang subur mampu menghasilkan buah kelapa sebanyak kurang lebih 250 buah kelapa setip tahunnya. Dalam satu buah kepala akan di peroleh batok kelapa kering sebesar 2 ons. Untuk bisa menghasilkan arang batok kelapa 1 kg membutuhkan batok kelapa kering sebanyak 4 kg. Setiap tahunnya satu batang pohon kelapa akan mampu menghasilkan 40 kg batok kelapa kering dan bisa di buat menjadi arang batok kelapa sebanyak 10 kg. Dalam satu tahun 1.000 pohon kelapa akan mampu menghasilkan arang batok kelapa sebanyak 10 ton.

Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, hampir setiap pulau sangat cocok dengan tanaman kelapa, tidak hanya Sulawasi Utara saja yang cocok dengan tanaman kelapa, secara realitas memang daerah tersebut penghasil kelapa di Indonesia. PLTU berbahan baku arang batok kelapa merupakan energi alternatif yang sangat cocok diterapkan di Indonesia karena arang batok kelapa cukup banyak tersedia disamping itu energi ini sangat ramah terhadap lingkungan. PLTU berbahan baku arang batok kelapa dapat mendorong para petani untuk mengembangkan pohon kelapa karena para petani akan memperoleh dua keuntungan, keuntungan pertama adalah isi buah kelapa itu sendiri dan kedua akan memperoleh keuntungan dari batok kelapa yang selama ini batok kelapa belum dimanfaatkan secara maksimal.
Menurut penulis, ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh apabila PLTU yang menggunakan bahan baku arang batok kelapa diantaranya, pertama, meningkatkan pendapatan petani kelapa

Selama ini para petani kelapa hanya memperoleh manfaat dari penjualan isi buah kelapa dengan harga yang relatif murah karena belum memperhitungkan manfaat batok kelapa. Dengan adanya PLTU yang menggunakan arang batok kelapa dapat mendorong para petani mengembangan pohon kelapa sehingga pendapatan para petani kelapa akan meningkat. Kedua, tercukupinya minyak kelapa di dalam negeri. Dengan banyaknya para petani yang mengembangkan pohon kelapa , maka industri minyak kelapa akan mudah memperoleh bahan baku kelapa sehingga kebutuhan minyak kelapa dalam negeri akan tercukupi bahkan mampu untuk di ekspor. Ketiga, kelestarian lingkungan akan terjamin. Dengan banyaknya para petani menanamkan pohon kelapa, maka tanah-tanah yang selama ini kosong dan tidak tergarap menjadi perkebunan kelapa rakyat sehingga akan melestarikan lingkungan hidup. Pangaruh positif lainnya adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) akan terjamin konuitasnya karena tanaman pohon kelapa mampu menyerap air cukup banyak sehingga debit air untuk PLTA tetap terjamin. Keempat, terjaminnya pasokan energi listrik kepada masyarakat. Karena arang batok kelapa merupakan sumber daya energi yang dapat diperbaharui maka ketersediaann bahan bakunya bisa direncanakan dengan baik, berbeda dengan sumber daya alam seperti batu bara, minyak, gas tidak dapat diperbaharui sehingga apabila bahan baku tersebut habis akan mengganggu pasokan energi listrik.

Masih banyak sumber daya energi alternatif yang perlu dikembangkan untuk mengatasi kesulitan energi yang melanda Bangsa Indonesia saat ini.***

Sumber: http://sijorimandiri.net/sm/index.php?option=com_content&view=article&id=1450:pltu-arang-batok-kelapa-energi-masa-depan-&catid=50:opini&Itemid=69


Tidak ada komentar:

Posting Komentar