Sabtu, 19 Juni 2010

Evaluasi Kinerja Dispendik

[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]
GENTENG - Capaian buruk murid-murid SD di Surabaya dalam UASBN membuat Komisi D DPRD Surabaya gerah. Komisi bidang kesejahteraan rakyat itu meminta wali kota baru mengevaluasi kinerja dinas pendidikan. Berbagai dukungan anggaran pendidikan seolah tidak mampu mendongkrak kualitas pendidikan dasar di Surabaya.

Ketua Komisi D Baktiono mengungkapkan itu saat menyikapi hasil ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) yang turun. Sebagaimana diberitakan, Surabaya hanya menduduki peringkat 17 di antara kabupaten-kota se-Jatim.

Daerah berprestasi diduduki, antara lain, oleh Tulungagung, Mojokerto, dan Blitar.

Bahkan, tak satu pun murid SD masuk sepuluh besar peraih nilai terbaik. Peringkat terbaik didominasi murid-murid dari Probolinggo, Gresik, dan Mojokerto. "Sudah saatnya Surabaya punya pejabat dinas pendidikan yang berkompeten," ujar Baktiono.

Dia menambahkan, Kota Surabaya didukung anggaran pendidikan sampai 35 persen dari APBD. Biaya pendidikan dasar sudah gratis. Untuk SD, satu siswa dibiayai bantuan operasional sekolah (BOS) dari pusat Rp 29.500. Pemkot lalu menyubsidinya lagi hingga mencapai Rp 63 ribu per siswa.

BOS SMP dari pusat Rp 65 ribu. Dengan subsidi pemkot, nilainya jadi Rp 118 ribu. Dengan subsidi seperti itu, kata dia, seharusnya pendidikan di Surabaya bisa lebih baik. "Perlu ada restrukturisasi dalam tubuh dispendik," tegas Baktiono. (kit/roz)

Sumber: http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=140423

Tidak ada komentar:

Posting Komentar