Sabtu, 19 Juni 2010

Sekkota Lapor Polisi

Jumat, 18 Juni 2010 | 10:16 WIB

PROBOLINGGO - Setelah selama seminggu diproses internal di inspektorat, Pemkot Probolinggo akhirnya melaporkan kasus percobaan pembobolan kas daerah (kasda) sebesar Rp 12,5 miliar ke Polresta. Diharapkan polisi menuntaskan kasus ini dengan menemukan pelaku sekaligus motif tindak pidana tersebut.

”Benar, kasus percobaan pembololan kasda Rp 12,5 miliar itu memang dilaporkan ke Polresta,” ujar Kasat Reskrim, AKP Agus I. Supriyanto mendampingi Kapolresta AKBP Agus Wijayanto, Kamis (17/6).

Dikatakan, laporan tertulis yang ditandatangani Sekkota Probolinggo, Drs H Djohny Harijanto MSi diserahkan ke Mapolresta, Rabu (16/6) lalu.

Guna mengungkapkan kasus di balik percobaan pembobolan kasda, kata Kasat Reskrim, Polresta memerlukan bukti-bukti yang lebih konkret. ”Tidak sebatas keterangan saksi-saksi, kami juga memerlukan bukti-bukti konkret seperti dokumen dan lain-lain,” ujarnya.

Karena itu selain meminta keterangan saksi-saksi dari pejabat Pemkot dan Bank Jatim, Polresta bakal menyita bukti rekaman kamera CCTV. Seperti diketahui, wajah pelaku tertangkap kamera yang dipasang di Kas Pembantu Bank Jatim di lingkungan Pemkot Probolinggo.

Kasat Reskrim menambahkan, karena baru sebatas percobaan pembobolan kasda, polisi memfokuskan pada pengungkapan pemalsuan dokumen. ”Pejabat yang tanda tangannya dipalsukan juga akan kami panggil,” ujar AKP Agus.

Hal senada diungkapkan Kabag Humas dan Protokol Pemkot Probolinggo, Rey Suwigtyo. Dikatakan inspektorat sudah melakukan pemeriksaan internal terhadap pihak-pihak yang terkait dengan percobaan pembobolan kasda. ”Karena harus diselesaikan melalui proses hukum, kasus ini kemudian dilimpahkan ke polisi,” ujar jubir Pemkot itu.

Inisial RZ

Aktor di balik percobaan pembobolan kasda Rp 12,5 miliar, menurut pemeriksaan inspektorat, mengarah ke nama RZ, pegawai Pemkot. ”Dia sudah diperiksa Jumat (11/6) malam lalu,” ujar Rey Suwigtyo.

Dalam pemeriksaan itu, RZ mengaku menemukan stopmap lalu ia serahkan ke Bank Jatim. RZ membantah dituding berusaha mencairkan dana seperti tercantum dalam berkas di stopmap.

Dia mengaku menemukan map di sekitar loket tepatnya di antara Kasda dan kas pembantu Bank Jatim. Masih versi RZ, ia kemudian menyerahkan map itu ke karyawan Bank Jatim.

Disinggung identitas RZ, Tiyok –panggilan akrab Rey Suwigtyo tidak mau menyebutkan lebih detail. Ia hanya mengatakan, RZ menjadi PNS sejak tiga tahun lalu, sekarang masuk PNS golongan III A. Sebelumnya RZ pernah bertugas di Bagian Aset.

Apa pun alasan RZ, karena terkait pemalsuan dokumen, Pemkot menyerahkan kasus ini ke polisi. ”Secara etika birokrasi dia (RZ) sudah melakukan pelanggaran. Sebodoh-bodohnya orang, dia kan sarjana. Bagaimana bisa menyerahkan berkas begitu saja,” ujar Tiyok.

Tiyok menegaskan, meski proses hukum sudah ditangani kepolisian, pemeriksaan internal di inspektorat ini juga terus berlangsung. “Pemeriksaan internal belum selesai, inspektorat masih akan memeriksa beberapa saksi,” ujarnya.

Seperti diberitakan Surabaya Post, Rabu (9/6) lalu, kasda Pemkot nyaris kebobolan uang Rp 12,5 miliar. Pelaku yang diduga pegawai di lingkungan Pemkot Probolinggo sendiri mencoba mencairkan dana kasda di kantor kas pembantu Bank Jatim di Pemkot.

Pelaku mengajukan surat perintah pencairan dana (SP2D) ke kasda Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) sebesar Rp 12,5 miliar atas nama CV Altor Jaya. Dalam SP2D itu dikatakan, dana yang dicairkan untuk belanja modal konstruksi jalan (proyek Dinas PU).

Upaya pembobolan itu gagal karena gelagat pelaku tercium petugas Bank Jatim dan Pemkot Probolinggo. Bank Jatim yang berkoordinasi dengan DPPKA menyimpulkan, berkas SP2D yang diajukan pelaku ternyata dipalsukan.

”Pelaku memalsukan tanda tangan para pejabat yang punya wewenang mencairkan dana termasuk tanda tangan saya,” ujar Kepala DPPKA, Imam Suwoko. Selain itu pelaku juga memalsukan form aplikasi milik BPKP.

Setelah diteliti, kata Imam, dalam SP2D itu juga tercantum rekening untuk mentransfer uang. Rekening di Bank Jatim atas nama Didik Kurniawan itu baru dibuka sehari sebelum pelaku menjalankan aksinya, Selasa (8/6).

Keberadaan CV Altor Jaya juga menimbulkan tanda tanya. CV Altor Jaya ternyata tidak terdaftar dan proyek dimaksud (konstruksi jalan) belum dilelang. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e73f8079584706d7cd04ed57011aa36e&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar