[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]
TEWASNYA Sekretaris MUI Kecamatan Kraksaan Mohammad Saiful Bahri mengundang keprihatinan sejumlah tokoh agama dan masyarakat di Kabupaten Probolinggo. Mereka menilai, perbuatan pelaku sangat biadab, keji dan tidak berprikemanusiaan. Karena itu, mereka mendesak polisi untuk mengungkap dan menangkap pelakunya.
"Besok (tadi malam) ada pisah kenal Kapolres Probolinggo. Saat itu, saya akan mendesak Kapolres yang baru untuk mengungkap kasus ini, sekaligus menangkap pelakunya. Karena, beberapa pembunuhan maupun percobaan pembunuhan, sampai sekarang tidak terungkap. Seperti pembunuhan wartawan Herliyanto dan penembakan Abdul Kodir (Adeng)," tegas Ketua MUI Kabupaten Probolinggo KH Saiful Islam kepada Radar Bromo Kamis (17/6) malam.
Dalam kasus ini, kinerja polisi akan dilihat oleh masyarakat. Aparat penegak hukum akan diuji keseriusan dan kegigihannya mengungkap kasus ini. Apalagi, yang meninggal adalah tokoh agama dan masyarakat yang selama ini dikenal baik dan tidak pernah melanggar hukum.
"Kalau sampai tidak terungkap, akan sangat disayangkan sekali. Karena masyarakat ingin tahu, sebenarnya apa yang terjadi dalam kasus ini. Korban orang baik-baik, tapi meninggalnya tidak wajar. Ini jadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kapolres yang baru," kata salah satu pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Pajarakan ini.
Keprihatinan serupa juga diungkapkan Rais Syuriah MWC NU Kraksaan KH Sihabuddin Sholeh. "Kami sangat prihatin dan merasa kehilangan. Karena, korban tidak hanya dikenal sebagai tokoh. Tapi juga pejuang pendidikan, NU dan MUI," ujar Kiai Sihab kepada Radar Bromo.
Karena itu, ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Probolinggo, ini mendesak polisi untuk menangkap pelaku. Sekaligus memberi hukuman yang seberat-beratnya. "Karena yang meninggal ini seorang tokoh, dan kematiannya tidak wajar," tegasnya.
Hal yang sama disampaikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo HA Budiono, SH CN. Dia merasa heran dengan kejadian ini. Karena, selama ini korban dikenal orang baik-baik dan tidak bermasalah. "Kami pun mendesak Kapolres yang baru untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," tegasnya.
Sementara Ketua Al Irsyad Kabupaten Probolinggo H Ahmad Banawir merasa kehilangan dengan kematian korban. Karena, selama ini sudah banyak membantu dakwah Islam. "Perjuangan beliau sangat kami rasakan. Karena itu, kami pun mendesak polisi untuk segera menangkap pelakunya," kata Banawir.
Humas FUIB H Yasin meminta kepada polisi untuk memberi hukuman seberat-beratnya kepada pelaku. "Kami minta kepada aparat untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," tegas Yasin kepada Radar Bromo.
Karena, jika sampai tidak terungkap, kejadian ini akan menjadi teror tersendiri bagi aktivis dakwah lainnya di Kabupaten Probolinggo. Untuk itu, kami mendesak kepada polisi untuk bekerja cepat untuk mengungkap dan menangkap pelakunya. (syt/yud)
"Besok (tadi malam) ada pisah kenal Kapolres Probolinggo. Saat itu, saya akan mendesak Kapolres yang baru untuk mengungkap kasus ini, sekaligus menangkap pelakunya. Karena, beberapa pembunuhan maupun percobaan pembunuhan, sampai sekarang tidak terungkap. Seperti pembunuhan wartawan Herliyanto dan penembakan Abdul Kodir (Adeng)," tegas Ketua MUI Kabupaten Probolinggo KH Saiful Islam kepada Radar Bromo Kamis (17/6) malam.
Dalam kasus ini, kinerja polisi akan dilihat oleh masyarakat. Aparat penegak hukum akan diuji keseriusan dan kegigihannya mengungkap kasus ini. Apalagi, yang meninggal adalah tokoh agama dan masyarakat yang selama ini dikenal baik dan tidak pernah melanggar hukum.
"Kalau sampai tidak terungkap, akan sangat disayangkan sekali. Karena masyarakat ingin tahu, sebenarnya apa yang terjadi dalam kasus ini. Korban orang baik-baik, tapi meninggalnya tidak wajar. Ini jadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kapolres yang baru," kata salah satu pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Pajarakan ini.
Keprihatinan serupa juga diungkapkan Rais Syuriah MWC NU Kraksaan KH Sihabuddin Sholeh. "Kami sangat prihatin dan merasa kehilangan. Karena, korban tidak hanya dikenal sebagai tokoh. Tapi juga pejuang pendidikan, NU dan MUI," ujar Kiai Sihab kepada Radar Bromo.
Karena itu, ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Probolinggo, ini mendesak polisi untuk menangkap pelaku. Sekaligus memberi hukuman yang seberat-beratnya. "Karena yang meninggal ini seorang tokoh, dan kematiannya tidak wajar," tegasnya.
Hal yang sama disampaikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo HA Budiono, SH CN. Dia merasa heran dengan kejadian ini. Karena, selama ini korban dikenal orang baik-baik dan tidak bermasalah. "Kami pun mendesak Kapolres yang baru untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," tegasnya.
Sementara Ketua Al Irsyad Kabupaten Probolinggo H Ahmad Banawir merasa kehilangan dengan kematian korban. Karena, selama ini sudah banyak membantu dakwah Islam. "Perjuangan beliau sangat kami rasakan. Karena itu, kami pun mendesak polisi untuk segera menangkap pelakunya," kata Banawir.
Humas FUIB H Yasin meminta kepada polisi untuk memberi hukuman seberat-beratnya kepada pelaku. "Kami minta kepada aparat untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," tegas Yasin kepada Radar Bromo.
Karena, jika sampai tidak terungkap, kejadian ini akan menjadi teror tersendiri bagi aktivis dakwah lainnya di Kabupaten Probolinggo. Untuk itu, kami mendesak kepada polisi untuk bekerja cepat untuk mengungkap dan menangkap pelakunya. (syt/yud)
Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165236
Tidak ada komentar:
Posting Komentar