Kamis, 29 April 2010

DIPASTIKAN TIDAK ADA PEMADAMAN DI JATIM DAN BALI

Metrotvnews.com, Surabaya: Pasokan batu bara untuk keperluan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton I dan II, mulai hari ini, berangsur normal. PT Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa-Bali (PTPJB) PT Perusahaan Listrik Negara sudah memastikan bahwa tidak akan ada pemadaman listrik untuk wilayah Jawa Timur dan Bali. Pasokan batu bara mulai normal ditandai dengan kedatangan sebanyak 8.000 ton batu bara di Surabaya, Jawa Timur, dini hari tadi. Bahkan, pagi tadi, juga datang pasokan batu bara sebanyak 16 ribu ton yang diangkut dua kapal. Nanti malam juga akan datang pasokan batu bara sebanyak 17 ribu ton.

Reporter Metro TV Hidayat Firmansyah melaporkan, dengan kedatangan pasokan batu bara itu, stok batu bara untuk PLTU Paiton I dan II bisa mencapai 50 ribu ton. Angka ini cukup untuk kebutuhan selama enam hari. Menurut Iwan Darusman, Sekretaris Perusahaan PT PJB, pasokan batu bara untuk dua pembangkit itu juga akan tiba pada 24 dan 25 Februari mendatang sebanyak 16 ribu ton. Dan pada 26 Februari juga akan tiba batu bara sebanyak 17 ribu ton. Iwan mengatakan, jika terjadi kekurangan, PT PJB akan meminjam pasokan batu bara kepada Jawa Power dan PT Paiton Energy Company sebanyak 30 ribu ton. Setelah pasokan batu bara normal, rencanaya PTPJB akan menormalisasi produksi listrik dari Paiton I dan II sebesar 800 Mega Watt. Di bagian lain, di saat beberapa wilayah mengalami krisis listrik, sejumlah dusun di Jember, Jawa Timur, justru anteng=anteng saja menikmati pasokan listrik. Mereka sudah lama menggunakan energi turbin sebagai pengganti energi listrik dari PLN.

Dusun yang sudah menggunakan energi turbin di antaranya Dusun Mojan, Desa Jumurto, Kecamatan Patrang, Jember. Dusun ini tak terpengaruh dengan krisis energi listrik yang belakangan melanda sejumlah daerah di Indonesia. Sejak 2001, sekitar 50 kepala keluarga sudah mengembangkan energi alternatif, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) melalui tenaga turbin. Dengan menggunakan aliran deras Sungai Sumberlangon Klungkung, kebutuhan listrik warga dapat terpenuhi. Iurannya pun terbioang murah. Setiap rumah hanya dipungut antara Rp 2.000 hingga Rp 20 ribu per bulan. Biaya ini untuk perawatan peralatan turbin. Karenanya, dusun ini dikenal dengan Dusun Turbin. Satu-satunya kendala pasokan listrik dengan mesin turbin adalah saat memasuki musim kemarau. Karena saat itu debit air sungai sangat kecil. Saat itu daya voltase listrik untuk setiap warga pun dikurangi. Meski sejak 2004, aliran listrik PLN masuk ke wilayah dusun ini, sejumlah warga tetap memanfaatkan aliran listrik dari turbin.(DEN) .

sumber: http://www.lintasberita.com/Nasional/Berita-Lokal/DIPASTIKAN_TIDAK_ADA_PEMADAMAN_DI_JATIM_DAN_BALI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar