Jumat, 30 April 2010

Fasilitas TPI Segera Diperbaiki - Tahun Ini Anggarkan Rp 164 Juta

[ Jum'at, 30 April 2010 ]

PAITON - Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Probolinggo merespon cepat keluhan pengguna TPI Paiton. Kemarin (29/4), DPK langsung meninjau lokasi tersebut.

Kepala DPK Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengakui, kondisi TPI yang berada di Desa Sumberanyar, Paiton tersebut memang perlu direnovasi. Sebab, banyak fasilitas yang tidak layak lagi digunakan.

Karena itu, DPK berecana melakukan beberapa perbaikan di TPI. Diperkirakan, perbaikan itu akan dimulai pada triwulan ketiga 2010. "Tapi perbaikannya bertahap," ujarnya.

Rencananya menurut Dedy, besarnya dana Rp 164 juta. Dana itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) 2010 Kabupaten Probolinggo.

Namun kata dia, dana tersebut hanya digunakan untuk perbaikan rabatan beton (lantai pelabuhan), rehab saluran dan pembangunan lanjutan breakwater sisi kiri. Breakwater tersebut mengarah ke Utara.

Dedy menilai, perbaikan rabatan dan rehab saluran adalah persoalan paling urgen yang harus ditangani. Dengan mendahulukan pembangunan itu lanjut Dedy, akan muncul kenyamanan pengguna TPI.

Perbaikan saluran misalnya, bisa mengatasi saluran air yang tersumbat. Jika saluran diperbaikinya, maka pengguna TPI bisa bertransaksi dengan nyaman. "Kalau salurannya tersumbat, pengguna merasa tidak nyaman. Baunya amis," lanjutnya.

Sedangkan rabatan dibangun agar tidak ada genangan air. Sebab dari genangan itulah, muncul bau amis yang mengganggu pengguna.

Dedy menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah lama merencanakan perbaikan itu. Bahkan, juga ada rencana untuk menambah fasilitas TPI.

Namun, penambahan fasilitas diusulkan pada tahun anggaran 2011. Meliputi, pembangunan dermaga, breakwater sebelah kanan, lokasi transaksi dan slipway. "Sedang diupayakan. Itu untuk tahun anggaran 2011," imbuh Dedy.

Meski demikian menurut Dedy, bukan berarti pembangunan itu bisa direalisasi pada 2011. Dedy mengatakan, bisa jadi realisasi pembangunan tersebut berlangsung multiyears (bertahun-tahun).

Sebab, sumber dana yang digunakan merupakan dana sharing. Yakni, melibatkan Pemkab Probolinggo, Propinsi Jawa Timur dan pusat. "Jadi pematangannya harus match dulu," katanya.

Seperti diberitakan Radar Bromo, pengguna TPI Paiton mengeluhkan minimnya fasilitas TPI. Pengguna juga mengeluhkan tidak terawatnya fasilitas. Seperti saluran pembuangan yang tersumbat. Akibatnya, bau amis sangat menyengat.

Padahal menurut pengguna, TPI Paiton termasuk TPI yang ramai. Kegiatan di tempat itu cukup padat dan vital. Terutama saat sedang musim ikan atau saat nelayan melakukan tangkapan besar.

Sementara itu Koordinator TPI Paiton Muji Suwito mengatakan, TPI Paiton termasuk kategori vital. Sebab, banyak nelayan yang melakukan transaksi di TPI tersebut. Tidak hanya dari kabupaten Probolinggo. Tapi juga nelayan dari luar kota. "Nelayan juga datang dari Situbondo dan Madura," ujar Muji.

Selain nelayan, pengguna lain adalah pembeli ikan. Pembeli tersebut menurut Muji berasal dari luar kota. Seperti Lumajang, Tuban, Lamongan, Banyuwangi dan Bali. "Perbaikan fasilitas cukup dibutuhkan," lanjutnya.(eem/hn)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=155755

Tidak ada komentar:

Posting Komentar