Kamis, 29 April 2010

Ikut Penilaian Sekolah Adiwiyata 2010



Setelah berhasil meraih penghargaan sebagai Sekolah Calon Adiwiyata tahun 2009, tahun ini SMPN 1 Sumberasih kembali mewakili Kabupaten Probolinggo untuk mengikuti penilaian tingkat selanjutnya sebagai Sekolah Adiwiyata tahun 2010.
Selasa (13/4) yang lalu, Tim Penilai Adiwiyata datang ke SMPN 1 Sumberasih untuk melakukan penilaian admistratif dan peninjauan langsung ke lapangan. Tim yang beranggotakan tiga orang itu adalah Gatot Rustanto dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia, Aan Sujatmiko dari Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Jawa dan Wiwik Esti K. dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur.

Kedatangan tim penilai tersebut diterima oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Ibrahim Muhammad, Kepala Badan Lingkungan Hidup Dewi Korina, Kepala Dinas Pendidikan Supanut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tutug Edi Utomo, Kepala Bagian Kominfo Sentot Dwi H, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumberasih Ali Ngisom, Kepala SMPN 1 Sumberasih Sri Hartini dan Kepala Puskesmas Sumberasih Anang Budi Y.

Pada sambutannya Ibrahim Muhammad menyampaikan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung setiap kegiatan yang terkait dengan pelestarian lingkungan sebagaimana yang dilakukan oleh SMPN 1 Sumberasih sebagai sekolah yang berbudaya lingkungan. “Keberhasilan meraih penghargaan sebagai sekolah Calon Adiwiyata tahun lalu harus menjadi contoh dan memotivasi sekolah lain untuk mampu berbuat serupa bahkan lebih baik. Dan untuk SMPN 1 Sumberasih, pretasi yang telah diraih semoga dapat lebih ditingkatkan lagi sebagai Sekolah Adiwiyata”, ujarnya.

Kepada tim penilai Ibrahim Menjelaskan bahwa budaya bersih dan ramah lingkungan sebagai sekolah berbudaya lingkungan yang diterapkan SMPN 1 Sumberasih tak hanya saat ada penilaian saja. “InsyaAllah sekolah berbudaya lingkungan bagi SMPN 1 Sumberasih bukan hanya slogan saja, namun benar-benar sudah diterapkan sehari-hari oleh warga sekolah”, imbuhnya.

Usai sambutan selamat datang dan pembuka, acara dilanjutkan pemaparan oleh guru pembimbing Adiwiyata, Ngatina. Dengan gamblang Ngatina memparkan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan SMPN 1 Sumberasih sebagai sekolah yang berbudya dan peduli lingkungan.

Dengan runtut, guru pembimbing yang juga mengajar mata pelajaran Teknologi Informatika & Komputer ini menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan terkait empat kriteria penilaian, yaitu Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif dan Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah.

“Berbagai upaya untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan tersebut telah ditunjang dengan kebijakan sekolah tentang pengelolaan lingkungan termasuk dengan mencantumkannya dalam visi dan misi sekolah”, jelas Ngatina. Selain itu lingkungan hidup juga telah diintegrasikan dalam kurikulum dan mata pelajaran di sekolah.

Upaya pembiasaan warga sekolah untuk peduli dan berperilaku berbudaya lingkungan juga terus dilakukan. “Pembiasan tersebut dilakukan dengan dua cara yakni pembiasaan terprogram dan pembiasaan spontan. Pembiasaan terprogram diwujudkan dalam kegiatan Sabtu bersih dan lomba-lomba terkait dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup”, sambung Ngatina.

Usai pemaparan oleh pihak sekolah, salah sorang anggota tim penilai Gatot Rustanto menjelaskan tahun ini seleksi sekolah yang akan mengikuti penilaian Adiwiyata cukup ketat. Tim melakukan penilaian juga berbeda-beda mulai dari penilaian dokumen admistrasi hingga observasi di lapangan.

“Yang jelas Adiwiyata bukanlah lomba dan bukan untuk gaya-gayaan, sebab kalau lomba tujuannya hanya untuk memperoleh penghargaan dan cuma berlangsung saat ada penilaian. Sedangkan Adiwiyata sebenarnya bertujuan untuk merubah perilaku warga sekolah dan masyarakat untuk ramah dan peduli kepada lingkungan”, jelas Gatot.

Usai acara pembukaan dan presentasi didalam ruangan, penilaian hari itu dilanjutkan dengan observasi di sekitar lingkungan sekolah. Pada penilaian ini anggota tim berpencar, Aan Sujatmiko memilih untuk melakukan obeservasi sendiri tanpa mau didampingi sedangkan Gatot melanjutkan obeservasinya didampingi pihak sekolah.

Hutan mini sekolah dan komposting yang menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler siswa menarik perhatian tim penilai. Demikian pula dengan usaha budidaya jamur yang dilakukan sendiri oleh para siswa. Di lokasi pembuatan kompos (composting), Gatot sempat menge”test” salah seorang siwa tentang proses komposting. Dengan lancar dan canggung salah seorang siswa dengan urut menjelaskan proses komposting dari awal hingga menjadi pupuk dalam kemasan.

Pada kesempatan itu, siswa juga mempraktekkan pembuatan kertas dari bahan kertas bekas. Semuanya dapat dipraktekkan dengan baik sekaligus penjelasan yang gamblang dari para siswa.

Selain peninjauan dan penilaian di lapangan, tim penilai juga melakukan wawancara sekaligus cross check dengan siswa/siswi di dalam kelas terkait penanaman budaya peduli lingkungan di sekolah.

Rupanya tim penilai benar-benar tertarik dengan keseriusan seluruh warga sekolah dalam menciptakan budaya peduli dan ramah lingkungan. Ditambah lagi beberapa kelebihan yang dimiliki sekolah dengan segala keterbatasan yang dimiliki, seperti komposting dan hutan mini sekolah. Tanpa terasa penilaian berlangsung sehari penuh hingga jam pelajaran usai.

Semoga tahun ini SMPN 1 Sumberasih dapat meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata dan berlanjut hingga Sekolah Adiwiyata Mandiri. Amin.

sumber: http://www.kraksaanonline.co.cc/2010/04/ikut-penilaian-sekolah-adiwiyata-2010.html

1 komentar:

  1. maju truzzzzzzzzzz smpn 1 sumb..
    cayooooooooooooo!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus