Sabtu, 08 Mei 2010

SMP Negeri Banyak Sumbang Ketidaklulusan

[ Sabtu, 08 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Hasil ujian nasional (unas) utama tingkat SMP/MTs telah diumumkan kemarin (7/5). Di Kota Probolinggo beberapa SMP negeri justru menyumbang jumlah murid tak lulus unas utama (harus mengikuti unas ulang) yang tidak sedikit.

Total ada 198 siswa SMP/MTs di Kota Probolinggo yang tak lulus unas utama. Selain itu ada 89 peserta lagi yang harus ikut unas ulang karena beberapa faktor. Di antaranya, tidak ikut unas utama untuk beberapa mata pelajaran (mapel).

Yang patut jadi catatan, ada beberapa SMP negeri di kota mangga ini yang memberi kontribusi tidak kecil untuk jumlah ketidaklulusan unas utama. Sebut saja SMPN 8 yang ada 44 muridnya harus mengikuti unas ulang. SMPN 6 menyumbang 34 murid tak lulus unas utama. SMPN 3 menyumbang 31 murid tak lulus unas utama.

Kepala Dinas Pendidikan Maksum Subani mengatakan walaupun jumlah siswa yang tidak lulus mencapai 198 siswa tapi angka rata-rata di Kota Probolinggo lebih baik dari pada Jawa Timur. Karena baik di tingkat nasional dan Jatim semua nilai menurun.

SMPN 8 memegang rekor soal jumlah siswa yang tak lulus unas utama. "Ada banyak faktor kenapa banyak yang tidak lulus. Bisa karena soal ujian yang terlalu sulit dan grade ujian yang lebih tinggi tahun ini dari pada tahun lalu. Selanjutnya, ya kami berharap semoga bisa lebih baik," tutur Maksum kepada Radar Bromo.

Selain banyak menyumbang angka ketidaklulusan unas utama, soal ranking nilai unas SMP negeri di Kota Probolinggo tahun ini juga kalah oleh SMP swasta. SMPK Mater Dei berhasil menempatkan dua muridnya sebagai peraih nilai unas tertinggi di jajaran ranking lima besar di kota. Keduanya adalah Fendy dan Yoseph yang sama-sama meraih nilai unas 38,10.

Ini rada berbeda dengan di Kabupaten Probolinggo. Jajaran peraih nilai unas tertinggi masih banyak didominasi murid-murid dari SMP negeri. Di ranking lima besar, nama Savira Darmayanti dari SMPN 1 Kraksaan menduduki urutan pertama dengan nilai unas 37,85.

Disusul Winggar Palupi dari SMPN 1 Gending dengan nilai 37,80. Berikutnya A. Wildan Al Azis dari SMPN 1 Leces dengan nilai 37,75. Lalu Ikin Fathoniah dari SMP Taruna Dra Zulaeha Leces menyeruak masuk ranking empat dengan nilai 37,50.

Urutan kelima ada Ayu Yolandha dari SMPN 1 Kraksaan dengan nilai 37,40.

Sedangkan untuk kategori MTs di Kabupaten Probolinggo, tahun ini benar-benar menjadi milik MTs swasta. Di kategori individu maupun swasta peringkat 10 besar didominasi oleh murid dari MTs swasta.

Ada nama Ferial dari MTs Zaha Genggong berhasil menjadi yang terbaik dengan nilai total 36,90. Disusul Inayati dari MTs Walisongo 2 dengan nilai total 36,25 dan Novidatur Rohmah di peringkat ketiga dengan nilai total 36, 25.

Diketahui angka kelulusan siswa MTs mencapai 97,91 persen. Dari 5.464 peserta unas, 112 diantaranya dinyatakan tidak lulus atau harus mengulang, bukan 212.

Atas apa yang terjadi dengan hasil unas untuk SMP di daerahnya, Dispendik Kabupaten Probolinggo berjanji akan melakukan evaluasi. Termasuk sampai adanya 720 siswa yang tak lulus unas utama alias harus mengikuti unas ulang.

"Secara keseluruhan tahun ini memang terjadi sedikit penurunan dibanding tahun lalu. Hal ini akan menjadi evaluasi kami kedepan agar tahun depan hasilnya lebih baik lagi," kata Mar Quirinus, kasi SMP Dispendik Kabupaten Probolinggo kemarin.

Pengumuman, Deg-degan

Sekolah punya kewenangan mengemas pengumuman kelulusan dengan caranya sendiri. Di SMPN 5 Kota Probolinggo, misalnya, kemarin semua siswa diwajibkan mengenakan pakaian adat Jawa Timur. Lelaki memakai kostum seperti Kang, sementara siswa perempuan berkebaya.

Meski belum ada pengumuman resmi dari sekolah, seluruh siswa kelas 3 (IX) nampak begitu antusias. Mereka dikumpulkan di aula sekolah. Entah bagaimana jadinya jika sudah berdandan nyatanya tidak lulus sekolah.

"Tetap harap-harap cemas ya dan berdoa. Itu hanya dugaan sementara (informasi bahwa siswa SMPN 5 lulus 100 persen). Hasil unas masih tertutup dipegang oleh wali kelas masing-masing," kata seorang guru. Kontan mendengarkan kabar tersebut membuat 175 siswa yang didampingi wali murid, makin deg-degan.

Serangkaian acara diikuti oleh siswa sebelum pengumuman kelulusan di masing-masing kelas. Misalnya pengumuman 10 siswa peraih nilai unas tertinggi di SMPN 5. Sepuluh siswa berprestasi itu mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah Hartono. Tangis haru mewarnai pengumuman tersebut. Sejumlah wali murid menangis mengetahui anaknya meraih nilai tinggi dan lulus.

Pengumuman kelulusan juga diisi dengan live music dari band SMPN 5. Meski belum tahu apakah mereka lolos, siswa SMP yang bakal jadi abu-abu putih itu menikmati musik dan berjoget di depan panggung. Memakai pakaian adat tidak menghalangi kebahagiaan mereka.

Kepala SMPN 5 Hartono mengatakan, sebelum diketahui hasil unas, pihaknya merasa optimis jika anak didiknya bakal lulus 100 persen. Karena sekolah telah memberikan persiapan mental dalam keseharian anak-anak ketika di sekolah.

Jauh-jauh hari telah dihimbau jika kelulusan tidak harus dengan corat coret atau konvoi. "Baju sekolah milik anak-anak nanti bisa dikumpulkan dan disumbangkan kepada yang membutuhkan," katanya.

Memakai pakaian ada lebih dipilih untuk pengumuman, lanjut Hartono, sebagai kepedulian terhadap budaya Indonesia. "Alhamdulillah tahun ini SMPN 5 lulus 100 persen. Untuk tingkat kota, nilai SMPN 5 di peringkat 5. Adien Yunarta dengan nilai 37,55," terang Hartono. (fa/mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar