Selasa, 17 Agustus 2010

Panen Terganggu Cuaca

[ Senin, 16 Agustus 2010 ]
DRINGU - Saat ini sudah masanya bagi para petani bawang melakukan panen raya. Seperti yang dilakukan para petani bawang di Kecamatan Dringu. Sayang, tak semua petani bawang mendapat hasil memuaskan.

Kemarin di Dringu ada beberapa petani sibuk mengangkuti hasil panennya dengan kendaraan bak terbuka. Hasil panen itu kemudian diangkuti langsung ke pasar bawang di Dringu.

"Ya hari ini sudah panen," jelas Sukur salah satu petani bawang di desa Taman Sari, Dringu. Sukur mengaku mendapatakan hasil panen sekitar 4 ton dari lahan seluas sekitar 400 meter persegi.

Hal senada juga diungkapkan, Mat, 45, petani bawang lainnya. Kali ini ia berhasil memanen sekitar 4 ton. Luas lahannnya pun tidak jauh berbeda dengan luas lahan milik Sukur.

Namun, yang berbeda adalah penjualan hasil panen. Ada yang langsung menjualnya di pasar bawang di Dringu. Ada juga yang memilih menjualnya pada pengepul.

Mat termasuk golongan petani yang menjual langsung hasil panennya ke pasar bawang. Kemarin dengan menyewa dua buah mobil bak terbuka, Mat langsung membawa bawang-bawang yang dipanennya hari itu.

Tetapi Mat belum tahu berapa pasaran harga bawang yang berlaku kemarin. "Itu lihat dari harga di pasar bawang," jelas Mat.

Yang jelas, pada masa panen Juni lalu, harga bawang per kuintal mencapai Rp 1,8 juta. Dari itu Mat punya perkiraan, sekarang harga jual bawang per kg mencapai Rp 8 ribu. "Mungkin 8 ribu per kg," terang Mat.

Hasil panen bawang musim ini terbilang bagus. "Ini bawangnya besar-besar," terang Aris, petani lainnya. Beda dengan hasil panen Juni lalu, saat hujan masih turun dengan intensitas tinggi.

Sayangnya, di masa panen saat ini tetap saja ada petani bawang merah yang kurang beruntung. Hasil panennya terganggu hujan yang turun tak menentu. Seperti yang dialami Rofli, warga desa Sumberagung, Dringu. "Ini faktor cuaca, jadi panen saya gagal," katanya kemarin.

Ia memperikirakan sekitar 4 ton tanaman bawangnya gagal dipanen. Buahnya rusak karena hujan. "Di bawangnya itu jadi busuk, gara-gara kondisi hujan yang tidak bisa diprediksi.," jelasnya

Menurutnya, yang mengalami gagal panen tidak hanya dirinya. Ada juga petani senasib dirinya di Desa Sumber Klidung, dan Ngepoh. " Bagaimana lagi? Ini cuaca yang tidak bisa diprediksi," kata Rofli. (d7x/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=175053

Tidak ada komentar:

Posting Komentar